MIND ID: Nikel Bisa Dimanfaatkan untuk Baterai Pembangkit Tenaga Surya di Perumahan
Merdeka.com - CEO MIND ID, Orias Petrus Moedak, mengatakan konsumsi nikel saat ini terus meningkat. Di mana, kebutuhan nikel untuk kendaraan listrik hingga akhir 2030 mencapai 600.000 ton.
Orias mengatakan, sebagai negara dengan cadangan nikel besar, peluang ini harus dimanfaatkan. Indonesia tidak boleh lagi menjual nikel dalam bentuk mentah. Harus diolah terlebih dulu untuk menghasilkan nilai tambah.
"Ada peluang yang bisa kita manfaatkan mumpung nikel ini paling baik untuk baterai," kata Orias di Jakarta, Kamis (15/10).
-
Kenapa permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik meningkat? 'Dengan komitmen global untuk mengurangi emisi dan mengadopsi kendaraan listrik, permintaan untuk baterai EV akan terus meningkat, yang pada gilirannya akan mendorong permintaan terhadap nikel,' ujar Toto.
-
Kapan kebutuhan nikel untuk baterai kendaraan listrik akan mencapai puncaknya? Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat, dan pada tahun 2030 kebutuhan nikel untuk industri baterai sebesar 1.260 kt atau sekitar 26% konsumsi nikel global,' Toto melanjutkan
-
Dari mana sebagian besar penjualan nikel diproyeksikan berasal pada 2030? Diperkirakan, penjualan nikel dari Asia Tenggara pada 2030 mencapai 36,6 miliar dolar AS dan meningkat lagi hingga 40,8 miliar dolar AS pada 2050.
-
Apa peran nikel untuk baterai kendaraan listrik? 'Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, memainkan peran kunci dalam menyediakan nikel berkualitas yang dibutuhkan untuk pembuatan baterai lithium-ion, yang merupakan komponen vital untuk baterai kendaraan listrik. Nikel meningkatkan densitas energi baterai yang sangat penting untuk meningkatkan jangkauan dan efisiensi EV,'
-
Bagaimana Indonesia jadi produsen nikel terbesar? Indonesia menjadi produsen nikel terbesar setelah Filipina membuat kebijakan ketat penambangan.
-
Apa saja produk dari hilirisasi nikel? Belasan industri tumbuh di sana, dengan produk utama berupa nikel, stainless steel, dan carbon steel. Industri pendukungnya macam-macam, dari coal power plant, pabrik mangan, silikon, chrome, kapur, kokas, dan lain-lain.
Orias menjelaskan nikel dipercaya bermanfaat sebagai bahan baku pembuatan baterai pada kendaraan listrik. Selain itu, nikel juga bisa penyimpan cadangan energi yang paling baik dan bisa dikombinasikan dengan listrik tenaga matahari.
"Nah baterai ini bisa jadi storage dari pembangkit listrik tenaga matahari dan ini yang sedang disiapkan rencana besarnya," kata Orias.
Sehingga nikel tak hanya bisa digunakan untuk baterai kendaraan tetapi juga berfungsi bagi kebutuhan di perumahan. "Jadi bukan baterai untuk kendaraan semata tapi untuk kebutuhan di perumahan," kata dia.
Maka dari itu, saat ini Pertamina dan PLN tengah mempersiapkan pengelolaan nikel. Sementara itu pihaknya mengutus PT Aneka Tambang (Antam) untuk mulai ikut mengelola dari hulu sebagai fokus utama. Bila ada kesempatan, dia ingin Antam juga mengelolanya sampai di hilir.
"Khusus MIND ID, kita tugaskan Antam mulai dari hulu. Kalau bisa masuk hilir, bisa juga masuk. Tapi fokus utamanya hulu," pungkasnya.
Makin Murah, Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Bakal Jadi Primadona di Masa Depan
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) bakal menjadi primadona di masa depan. Menurut laporan, penggunaan energi terbarukan ini akan melonjak hingga 80 persen di berbagai negara. Badan Energi Internasional mengatakan PLTS menghasilkan listrik lebih murah dibandingkan dengan batu bara.
Dilansir dari CNN, menurut Badan Energi Internasional (IEA), salah satu sumber listrik termurah dalam sejarah dan telah mengurangi biaya investasi adalah sel surya fotovoltaik. Sistem fotovoltaik dapat dipasang sebagai panel di rumah, bisnis, dan digunakan di taman surya.
Badan Energi Terbarukan Internasional mengatakan bahwa biaya listrik dari instalasi fotovoltaik surya skala besar telah turun dari sekitar 38 sen per kilowatt-jam pada 2010 menjadi rata-rata global 6,8 sen per kilowatt-jam tahun lalu.
"Saya melihat tenaga surya menjadi raja baru pasar listrik dunia," kata direktur eksekutif IEA, Fatih Birol dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, laporan IEA juga menjabarkan tiga skenario untuk pengembangan pasar energi global di masa depan pasca pandemi Covid-19. Pertama permintaan energi global ke tingkat normal pada 2023. Kedua jumlah sistem fotovoltaik tumbuh dengan kuat, dan ketiga meningkatkan kapasitas PLTS rata-rata 12 persen per tahun hingga 2030.
Listrik diharapkan dapat meningkatkan konsumsi energi secara keseluruhan. Mengingat bahwa penyediaan tenaga listrik yang bersih ke sektor-sektor seperti transportasi sangat penting untuk menekan kadar karbon di udara.
Menurut IEA, tenaga surya tetap menjadi pilihan yang hemat biaya bahkan dalam skenario di mana pandemi berlarut-larut. Di mana pandemi menyebabkan kerusakan ekonomi yang berkepanjangan dan mengantarkan tingkat pertumbuhan permintaan energi terendah sejak tahun 1930-an.
"Jika pemerintah dan investor meningkatkan upaya energi bersih mereka, pertumbuhan tenaga surya dan angin akan menjadi lebih spektakuler - dan sangat mendorong untuk mengatasi tantangan iklim dunia," kata Birol.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permintaan nikel diprediksi akan terus meningkat seiring dengan tren kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaVolkswagen dan Ford Tertarik Investasi EV di Indonesia
Baca SelengkapnyaMIND ID berperan penting dalam memacu pertumbuhan hilirisasi industri di Indonesia.
Baca SelengkapnyaNikel saat ini jadi incaran dunia sebagai salah satu bahan baku pembentuk baterai kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaIndonesia adalah pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaPermintaan baterai lithium ion diperkirakan akan meningkat lantaran meroketnya kebutuhan akan kendaraan listrik dan penyimpanan energi.
Baca SelengkapnyaDunia otomotif Indonesia saat ini merupakan pilar penting dalam industri manufaktur.
Baca SelengkapnyaIndonesia siap eskpor secara prekursor baterai kendaraan listrik untuk Tesla
Baca SelengkapnyaIndonesia tercatat memiliki 6,2 juta pengguna kendaraan listrik roda dua dan 1 juta pengguna kendaraan listrik roda empat, menambah keunggulan kompetitif.
Baca SelengkapnyaArifin juga angkat suara terkait wacana Kementerian Perindustrian yang akan membatasi penggunaan kendaraan listrik yang menggunakan baterai berbasis LFP.
Baca SelengkapnyaLFP dipakai Tesla untuk memproduksi mobil listrik yang masih tergolong standar.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi peresmian pabrik tersebut sebagai langkah penting dalam mewujudkan ekosistem kendaraan listrik
Baca Selengkapnya