Minimalisir Dampak Diskriminasi Eropa, Asosiasi Dukung Implementasi B30
Merdeka.com - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mendukung program pencampuran minyak sawit mentah (CPO) dengan BBM sebesar 30 persen (B30) yang ditargetkan di tahun ini. Program tersebut dinilai akan menyerap lebih banyak hasil perkebunan sawit para petani lokal dan memperkecil dampak dari kampanye hitam yang gencar dilakukan oleh Uni Eropa terhadap produk CPO Indonesia.
Ketua Apkasindo, Alfian mengatakan, saat ini dari sekitar 14 juta ton sawit dan produk turunnya yang dihasilkan di Indonesia, 41 persennya berasal dari petani. Sedangkan sisanya yaitu merupakan hasil perusahaan kelapa sawit (PKS) skala besar."Produksi dari 14 juta ton, itu 41 persennya punya petani," ujar dia di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin (25/3).
Mengingat besarnya sawit hasil produksi petani, Apkasindo mendukung penuh program B30 yang ditargetkan bergulir tahun ini. Bahkan petani juga berharap program ini bisa segera masuk ke B100.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Dimana kelapa sawit digunakan sebagai bahan baku makanan? Selain minyak goreng, kelapa sawit juga dapat diolah menjadi berbagai produk makanan, seperti margarin, mentega, keju, susu, cokelat, selai, dan lain-lain.
-
Siapa pengusaha kaya yang membangun pabrik kelapa sawit di Sumatera? Tahun 1991, Wilmar berhasil membangun pabrik pengolahan minyak sawit pertama sekaligus membeli kebun kelapa sawit seluas 7.000 hektare di Pulau Sumatra.
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
"Sangat bagus. Kita mendukung penuh program tersebut. Karena kalau itu sudah jalan akan meningkatkan volume permintaan CPO, otomatis harga yang karena ada kampanye hitam dari uni eropa, ini akan tertolong. Harapannya kami ke B100, supaya konsumsi kami di dalam negeri cukup, kita tidak perlu ekspor lagi," kata dia.
Sementara itu terkait dengan kampanye hitam Uni Eropa terhadap CPO Indonesia, lanjut Alfian, sejauh ini masih belum terasa dampaknya bagi petani. Namun, jika pencampuran CPO dengan BBM konsisten dilaksanakan oleh pemerintah, maka tidak perlu ada kekhawatiran kampanye hitam ini.
"Dampak ada tapi kecil, kami tidak memikirkan masalah-masalah tersebut selagi pemerintah bersama kita. Pemerintah mempunyai program-program, baik itu B20, ditingkatkan menjadi B50. Kita juga akan mendorong pemerintah untuk mencari pangsa pasar yang baru. Eropa kan kecil sekali pangsa pasarnya, yang besar itu ke China, India, Timur Tengah. Kita cari terus. Yang penting kita bisa tumbuh dan berkembang," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu tugas BPDPKS yaitu menghimpun dan mengembangkan dana perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dari pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara pengekspor terbesar kelapa sawit dan turunannya.
Baca SelengkapnyaKinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.
Baca SelengkapnyaUntuk memperoleh anggaran sebanyak itu harus dibarengi dengan peningkatan ekspor sawit.
Baca SelengkapnyaBPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaRencana penyetopan ekspor CPO dan produk turunannya dikarenakan polemik yang tak kunjung usai antara Indonesia dan Uni Eropa.
Baca SelengkapnyaKebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebesar 40 persen.
Baca SelengkapnyaTantangan pengembangan biodiesel B50 kedepan bukan hanya pada pemenuhan bahan baku dari CPO tetapi di aspek hilir.
Baca SelengkapnyaDalam rangkaian acara Bunex kali ini juga digelar Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh pelbagai narasumber yang kompeten
Baca SelengkapnyaSaat ini, PalmCo tengah menjalankan beragam inisiatif untuk keberlanjutan industri sawit.
Baca SelengkapnyaKebun sawit terbesar di dunia seluas 586 ribu Ha dan diharapkan menyentuh 708 ribu Ha dalam satu dasawarsa.
Baca Selengkapnya