Modal jadi tantangan terberat bank syariah
Merdeka.com - Ada banyak tantangan yang membelit perbankan syariah pada tahun 2016. Dilihat dari pertumbuhan yang hanya 4,8 persen secara nasional, ditambah lagi persoalan permodalan, sumber daya manusia semakin memperpanjang tantangan yang dihadapi.
Semua bank di Indonesia, baik konvensional maupun syariah memang mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini. Resiko kredit macet, hingga membuat pertumbuhan ekonomi melemah, terutama bank syariah mengalami stagnan.
Ini juga tidak terlepas faktor tekanan eksternal, seperti melemahnya ekonomi dunia. Termasuk raksasa ekonomi dunia seperti China juga mengalami kesulitan ekonomi dan ketidakpastian suku bunga The Fed.
-
Apa yang menjadi tantangan ekonomi global bagi BRI? Tantangan Perlambatan Ekonomi Global Sejak Tahun Lalu Berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi, seperti kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
-
Siapa yang bicara tentang perbankan syariah? Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam kegiatan OJK Mengajar di Fakulitas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (6/11).
-
Kenapa Bank Pemerintah penting? Bank pemerintah, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bank BUMN, adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan suatu negara, memainkan peran yang krusial dalam mendukung stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
Meskipun banyak pengamat dan bankir memprediksikan 2016 ini ekonomi Indonesia akan membaik setelah terburuk 2015. Namun, bagi perbankan syariah, tetap mengalami tantangan besar terhadap permodalan yang terbatas, sehingga sulit untuk mengembangkan sayapnya agar bisa bersaing dengan perbankan konvensional.
Hal ini seperti disampaikan oleh Kepala Divisi dan Koordinator Jaringan BNI Syariah, Wahyu Avianto, Selasa (23/8). Wahyu mengatakan tantangan yang dihadapi Bank Syariah saat ini adalah permodalan. Sedangkan dari segi produk, Wahyu mengaku bank syariah sekarang sudah mumpuni dan siap bersaing dengan bank konvensional.
"Permodalan sekarang menjadi tantangan bagi bank syariah di Indonesia, karena kita baru masuk buku 2, belum masuk buku 3. Buku 2 itu jangkauan pasar terbatas, pasar juga terbatas,” kata Wahyu di Banda Aceh.
Kendati demikian, kata Wahyu, pihaknya telah berkomunikasi dengan pemegang saham agar menambah modal untuk pengembangan bank syariah. Sehingga, bank syariah bisa berkembang dan mampu bersaing dengan perbankan lainnya.
"Sudah ada komitmen dari pemegang saham untuk menyuntik modal, kita berharap pemilik saham bisa segera menyuntiknya,” jelas Wahyu.
Menurutnya, pada dasarnya pangsa pasar bank syariah di Indonesia ini masih sangat besar. Hal ini mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Tinggal sekarang mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa bank syariah merupakan produk halal dan jauh dari riba.
"Sekarang banyak warga yang belum tahu. Padahal bank syariah ini kita jauh dari riba. Riba itu kan sangat dilarang dalam agama Islam," tuturnya.
Pasar lain yang bisa dilirik oleh bank syariah, sebut Wahyu adalah ratusan ribu jamaah haji dan umroh setiap tahunnya. Ada 800.000 jamaah ibadah umroh dan 200.000 jamaah haji menjadi pangsa pasar bagi bank syariah.
Menurutnya, ini kalau dikelola dengan baik, tentu menjadi pangsa pasar yang bagus. Karena dia yakin, mereka setelah pulang dari tanah suci, ada pola pikir dan semangat baru untuk menjauhi segala perbuatan yang dilarang agama.
"Ini tantangan kita, 800.000 jamaah umroh dan 200.000 jamaah haji bisa berkontribusi untuk perbankan syariah," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Muhammadiyah dan BSI fokus meningkatkan literasi ekonomi syariah kepada masyarakat khususnya UMKM.
Baca SelengkapnyaPenempatan dana Muhammadiyah terlalu banyak yang berada di BSI.
Baca SelengkapnyaSebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjadi kiblat bagi inovasi pengembangan ekonomi syariah di masa depan.
Baca SelengkapnyaPenetrasi perbankan syariah di Indonesia hanya sebesar 6,87 persen, terendah dibandingkan negara-negara musllim.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca Selengkapnyakontribusi ekonomi syariah terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional diperkirakan akan mencapai USD10 miliar setara Rp155,52 triliun atau 1,5 persen PDB nas
Baca SelengkapnyaPerbankan syariah semakin mendapat perhatian baik di tingkat domestik maupun internasional.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun
Baca SelengkapnyaTerkait hubungan antara BSI dan Muhammadiyah, Dian mengatakan bahwa permasalahan tersebut merupakan tugas manajemen dan pemegang saham pengendali.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca Selengkapnyapenerapan GRC terintegrasi dapat mensinergikan aspek governance structure, risk management dan compliance, serta environment dan social.
Baca SelengkapnyaOJK terus mendukung pengembangan dan penguatan industri perbankan syariah nasional.
Baca Selengkapnya