Morgan Stanley: Bursa saham Eropa jatuh hingga 20 persen usai Brexit
Merdeka.com - Morgan Stanley, bank investasi terkemuka asal Amerika Serikat, memprediksi pasar keuangan bakal liar usai Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa. Momen ini akan menjadi penurunan besar untuk pasar keuangan.
Direktur Riset Morgan Stanley, Andrew Sheets, memperkirakan pasar saham Eropa bakal ambruk sekitar 15 persen sampai 20 persen dari penutupan kemarin. Selain itu, nilai tukar Poundsterling juga bakal jatuh.
"Keluarnya Inggris menimbulkan ketidakpastian politik dan ekonomi di Eropa. Dan pertanyaannya untuk beberapa hari mendatang tidak lagi apakah harga jatuh namun seberapa besar kejatuhan tersebut? Serta bagaimana antisipasi bank sentral?," ujarnya seperti dilansir dari Business Insider, Jumat (24/6).
-
Kenapa Inggris diragukan di EURO 2024? The Three Lions sempat diragukan selama pagelaran EURO 2024. Bahkan mereka hanya mampu meraih 2 kemenangan dari 3 laga yang telah dilakoni.
-
Apa cuitan kontroversial PM Inggris? Keir Starmer unggah cuitan kontroversial tentang konflik Ukraina-Rusia hingga ramai disorot di media sosial.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Siapa yang menguasai Inggris? Bangsa Viking pernah mengalahkan banyak kerajaan kecil di Inggris dan menguasai wilayah tersebut sekitar tahun 800-1.000.
-
Bagaimana dampak "migrasi" pada ekonomi? Migrasi dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan investasi di daerah tujuan, terutama jika migran memiliki keterampilan dan modal yang dibutuhkan.
-
Apa dampak sentimen negatif pada saham? Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang. Mereka mungkin sesegera mungkin menjual sahamnya. Dengan pasokan saham berlebih, harga yang ditawarkan otomatis akan turun.
Andrew melihat momentum ini menjadikan portofolio Amerika Serikat seperti saham atau obligasi perusahaan menjadi lokasi safe havens. Sembari menunggu bagaimana langkah kebijakan yang akan diambil bank sentral Eropa.
"Semua mata kini tertuju pada ECB," ucapnya.
Sebelumnya, BBC, Sky TV, maupun ITV mengumumkan hasil referendum berupa kemenangan kelompok pendukung Britania Raya keluar dari Uni Eropa. Dukungan bagi kubu pro-Brexit mencapai 52 persen, sedangkan suara rakyat memilih bertahan 48 persen.
Pada Jumat (24/6) pagi waktu setempat, nilai Tukar Poundsterling telah anjlok ke level terendah 30 tahun terakhir. Demikian pula indeks saham gabungan Inggris, yang rata-rata turun 7,5 persen.
Hasil perhitungan suara masuk dari 335 kawasan, sudah 95 persen dari total tempat pemungutan suara. Kemungkinan kelompok 'bertahan' menang sangat tipis.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aktivitas manufaktur Eropa mengalami penurunan lebih lanjut pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data RTI, pada Senin, 5 Agustus 2024 pukul 14.18 WIB, IHSG merosot 4,18 persen ke posisi 7.002.
Baca SelengkapnyaSituasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca Selengkapnya