Mungkinkah terjadi kelangkaan BBM?
Merdeka.com - Tahun ini, pemerintah dan DPR sepakat mengalokasikan kuota subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 40 juta kilo liter. Hingga Agustus realisasi dari kuota tersebut sudah mencapai 29,32 juta kilo liter. Dengan empat bulan waktu tersisa, kuota yang ada diperkirakan tidak akan mampu mencukupi kebutuhan.
PT Pertamina (Persero) menyatakan konsumsi subsidi BBM di masyarakat saat ini mencapai 3,6 juta kilo liter per bulan. Realisasi subsidi BBM saat ini sudah mencapai 29,32 juta kilo liter. Dengan kata lain, stok subsidi BBM saat ini hanya tinggal menyisakan sekitar 10 juta kilo liter lagi.
Salah satu daerah yang terancam kelangkaan BBM bersubsidi DKI Jakarta. Kuota subsidi BBM di ibu kota diperkirakan habis pada 15 September. Beberapa daerah lain juga mengalami hal yang sama. Yakni Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Jawa Barat.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Kenapa Pertamina perlu menjamin ketersediaan BBM subsidi? 'Jadi selain memastikan transparansi data, Pertamina Patra Niaga juga terus menjamin ketersediaan produk, termasuk BBM dan LPG subsidi agar selalu tersedia. Ini menjadi komitmen kami untuk melayani, memberi, dan memenuhi kebutuhan energi disetiap kegiatan masyarakat termasuk ke wilayah pelosok,' tukas Riva.
-
Siapa yang berhak mendapatkan BBM subsidi? Melalui aplikasi ini diharapkan pelayanan kepada masyarakat semakin optimal serta penyalahgunaan BBM subsidi dan kompensasi dapat diminimalisir. Sistem ini terintegrasi antara BPH Migas, Pemerintah Daerah, dan Badan Usaha Penugasan.
-
Kenapa aturan baru BBM Subsidi dibuat? Aturan ini dirancang untuk memastikan distribusi BBM bersubsidi lebih tepat sasaran dan efisien.
-
Mengapa BPH Migas keluarkan regulasi tentang BBM subsidi? Untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi ini tepat sasaran dan tidak disalahgunakan, BPH Migas telah mengeluarkan regulasi mengenai pedoman pembinaan hasil pengawasan kepada penyalur.
-
Kenapa Kemendag gak mau ubah Permendag 8? 'Sampai saat ini, tidak ada rencana untuk melakukan revisi terhadap Permendag 8, tidak ada sama sekali,' kata Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara K. Hasibuan dalam konferensi pers di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (15/7).
Pemerintah mengambil langkah cepat. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku hanya memiliki satu jurus untuk mencegah terjadinya kelangkaan BBM bersubsidi yakni mengajukan tambahan kuota subsidi BBM.
Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini menyebutkan, pemerintah telah mengusulkan tambahan kuota subsidi BBM sebesar 4 juta kilo liter dengan porsi terbesar untuk jenis Premium.
Namun, pengajuan tambahan tersebut harus mendapat restu terlebih dahulu dari Dewan Perwakilan Rakyat. Hingga saat ini, Komisi VII DPR belum melakukan pembicaraan dengan pemerintah untuk pengajuan tambahan ini.
Mungkinkah tambahan kuota tersebut ditolak oleh DPR yang berbuntut pada kemungkinan terjadi kelangkaan BBM bersubsidi di daerah-daerah tersebut?
Komisi VII DPR mengaku tidak memiliki pilihan lain selain mengabulkan permohonan pemerintah."Kita tidak punya pilihan kalau istilahnya tiba-tiba ditodong seperti ini dengan kondisi yang sulit. Kalau tidak setuju nanti kita dianggap menyengsarakan masyarakat," ujar anggota Komisi VII Ismayatun kepada merdeka.com, Rabu (5/9) malam.
Dengan kata lain, usulan pemerintah tersebut kemungkinan besar akan disetujui oleh DPR. Ismayatun mengatakan, tambahan kuota subsidi BBM menjadi jalan satu-satunya untuk mengatasi ancaman kelangkaan BBM bersubsidi.
"Ya mau tidak mau harus setuju karena tidak pilihan lagi," singkatnya.
Hanya saja, dia menyayangkan langkah pemerintah yang terkesan tidak berupaya menjaga kuota yang telah disepakati saat perumusan APBN 2012. Padahal, saat itu pemerintah telah berjanji melakukan penghematan subsidi BBM. Ismayatun melihat, perencanaan dan perhitungan pemerintah tidak pernah matang.
"Tidak bisa jika alasannya konsumsi BBM makin tinggi karena pertumbuhan kendaraan bermotor makin tinggi. Itu seharusnya sudah dihitung dan diprediksi saat pembahasan soal subsidi BBM," jelasnya.
Menurutnya, pemerintah tidak pernah belajar mengenai pengelolaan subsidi BBM. Sebab, setiap tahun selalu terjadi kekurangan subsidi BBM yang pada akhirnya harus ada tambahan kuota lagi.
"DPR dianggap cuma cap stempel yang seolah harus setuju apapun yang diajukan pemerintah. Padahal caranya yang salah," katanya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Eddy menyampaikan, kenaikan atau penyesuaian harga BBM non subsidi itu bisa dilakukan dengan memperhatikan daya beli masyarakat saat ini.
Baca SelengkapnyaSubsitusi ke bioenergi merupakan salah satu upaya strategis Pemerintah untuk mengurangi impor BBM.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM Bahlil Lahadalia telah memberikan arahan kepada jajarannya untuk menyelesaikan kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaDari hasil pantauan di lapangan ketersediaan elpiji 3 kg masih aman. DPR telah meminta pemkab untuk mencari penyebab adanya kelangkaan BBM bersubsidi itu.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaStok LPG 3 Kg kini sudah aman dan masyarakat diminta tak langsung membeli secara banyak.
Baca SelengkapnyaSaat ini, sejumlah rekan profesi pengemudi ojek online (ojol) membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperoleh Pertalite.
Baca SelengkapnyaSelain itu, konsumsi BBM hingga Mei 2024 juga masih terkendali. Bahkan, konsumsi BBM mengalami tren penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencoba menyelesaikan masalah subsidi yang tidak tepat sasaran dengan berbagai langkah.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaNantinya, jika BBM jenis Pertalite dibatasi, maka pemerintah akan mensubisidi BBM jenis Pertamax.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan terlebih dahulu melaporkan hasil kajian tersebut kepada presiden sebelum menyampaikannya kepada DPR RI.
Baca Selengkapnya