Naik 42 persen, PT PP catatkan kontrak baru Rp 9,5 triliun di kuartal I-2018
Merdeka.com - Perusahaan konstruksi dan investasi di Indonesia, PT PP (Persero) Tbk mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 9,5 triliun di kuartal I 2018. Angka ini meroket 42 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp 6,7 triliun
Hingga Maret 2018, Perseroan telah merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar 19 persen dari target kontrak baru yang telah ditetapkan oleh management sebesar Rp 49 triliun di sepanjang tahun 2018.
Kontrak baru yang berhasil dikantongi perusahaan mayoritas berasal dari BUMN yaitu sebesar Rp 5,3 triliun atau 55,5 persen dari total kontrak baru, disusul oleh swasta sebesar Rp 3,6 triliun (37,5 persen) dan APBN sebesar Rp 661 Miliar (7,0 persen).
-
Apa realisasi investasi tahun 2023? Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun.
-
Bagaimana capaian realisasi investasi tahun 2023? Capaian tersebut, kata Bahlil, juga mencapai 129 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar Rp 1.099 triliun.
-
Siapa yang mengumumkan realisasi investasi? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa realisasi investasi tersebut mencapai 129,0 persen dari target Renstra sebesar Rp 1.099,8 triliun.
-
Mengapa realisasi investasi tahun 2023 meningkat? 'Alhamdulillah, Januari sampai Desember 2023 sebesar Rp 1.418 triliun, tumbuh 17,5 persen secara tahunan dan 101,3 persen dari target investasi tahun 2023,' ujar Bahlil dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023, di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
-
Berapa UMP Jakarta di tahun 2025? Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, mengungkapkan bahwa UMP 2025 di DKI Jakarta ditetapkan sebesar Rp5.396.761.
-
Kapan realisasi investasi tahun 2023 diumumkan? Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun, meningkat 17,5 persen secara tahunan.
Direktur Utama PTPP, Tumiyana menjelaskan, dari tipe pekerjaan di kontrak tersebut, gedung masih mendominasi yaitu (55,5 persen), bandara (20,2 persen) dan jalan & jembatan (11,7 persen).
"Ini merupakan tiga besar kontributor utama dari portofolio kontrak baru dengan kontribusi sebesar 87,4 persen dari total kontrak baru. Sisanya disumbangkan oleh industri (6,1 persen), minyak bumi dan gas (4,9 persen), kereta Api (0,9 persen) dan pembangkit tenaga listrik (0,7 persen)," katanya di Jakarta, Rabu (11/4).
Beberapa kontrak baru yang diperoleh perusahaan di bulan Maret 2018 di antaranya adalah Hotel Mandalika Paramount sebesar Rp 850 miliar, Bandara Syamsudin Noor sebesar Rp 559 miliar, Access Road Cisokan sebesar Rp 387 miliar, ERIC Solid Waste Management Sidoarjo sebesar Rp 333 miliar dan ERIC Solid Management Malang sebesar Rp 238 miliar.
Tumiyana menegaskan bahwa kondisi keuangan perusahaan masih solid di hitung per 31 Desember 2017. Ini tercermin dalam beberapa rasio keuangan yang menunjukkan kesehatan keuangan Perseroan.
Total aset perusahaan tercatat sebesar Rp 41,8 triliun, dan angka ini naik dibandingkan akhir tahun 2016 lalu yang hanya Rp 31,2 triliun. Dalam periode yang sama, posisi pinjaman berbunga (Interest-bearing Debts) mencapai Rp 8,9 triliun dengan kas dan setara kas sebesar Rp 9,4 triliun dan ekuitas sebesar Rp 14,2 triliun dibandingkan dengan posisi Interest-bearing Debts sebesar Rp 6,8 triliun dan kas dan setara kas sebesar Rp 9,1 triliun serta ekuitas sebesar Rp 10,8 triliun per 31 Desember 2016.
"Di tengah pertumbuhan aset sebesar 34 persen atau setara dengan Rp 10,6 triliun dalam periode 2016-2017, kita mampu menjaga rasio Gearing (Interest-bearing Debt to Equity) di 0,6 kali selama tahun 2017 dengan neraca perusahaan dalam kondisi Net Cash."
PT PP saat ini juga tercatat memiliki EBITDA sebesar Rp 2,8 triliun di 2017 atau naik sebesar 36 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 2,1 triliun. Sehingga rasio Interest-bearing Debts to EBITDA Perseroan di 2017 mencapai 3,2 kali atau sedikit lebih baik dibandingkan 3,3 kali di 2016.
"Sejak 2011 sampai dengan 2017, kita memilki rata-rata rasio gearing sebesar 0,94 kali dengan rasio Interest-bearing Debts to EBITDA rata-rata sebesar 2,57 kali dan rasio Interest-bearing Debt to Asset rata-rata sebesar 0,20 kali," jelas Tumiyana.
Dalam periode yang sama pula, Perseroan juga mampu menjaga arus kas operasional positif. Arus kas operasi PT PP tercatat sebesar positif Rp 1,46 triliun atau naik sebesar 48 persen dibandingkan dengan positif Rp 987 miliar di tahun 2016.
"Kualitas kesehatan keuangan merupakan kunci sukses bagi pertumbuhan yang berkelanjutan sehingga manajemen PT PP selalu berupaya untuk menjaga kondisi keuangan tetap prima," ujar Tumiyana
PT PP berencana untuk menerbitkan obligasi berkelanjutan dengan target sebesar Rp 3 triliun, di mana sebagian besar dana ini digunakan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur akan yang dikerjakan oleh Perseroan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya laba meningkat, PT PP meraih kontrak baru senilai Rp15,68 triliun di Juli 2023.
Baca SelengkapnyaRealisasi ini meningkat sebesar 99,96 persen (yoy) dibandingkan dengan realisasi Januari tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPTPP (Persero) telah menggenggam 8 proyek IKN dengan total nilai kontrak sebesar Rp4,15 triliun.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini, PTPP mengerjakan 30 Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan 10 di antaranya telah diselesaikan.
Baca SelengkapnyaPT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)/PT PII mencatatkan kinerja positifnya sepanjang tahun 2023.
Baca SelengkapnyaRealisasi PNBP yang dikelola Kementerian Kominfo cenderung meningkat dalam Tahun Anggaran 2021–2024.
Baca SelengkapnyaPenerimaan berasal dari pajak penghasilan (PPh) non migas sebesar Rp83,69 triliun atau 7,87 persen dari target.
Baca SelengkapnyaDari segi pendapatan, kata Erick, meningkat dari Rp1.930 triliun pada 2020 ke Rp2.933 triliun pada 2023.
Baca SelengkapnyaPerusahaan plat merah itu juga telah membayar pokok utang berbunga sebesar Rp11,3 triliun.
Baca SelengkapnyaSejalan dengan proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,0% pada 2024, realisasi investasi menunjukkan tren
Baca Selengkapnya