Nasib Ekonomi RI Usai Impor Hingga Penerbangan dari China Dihentikan
Merdeka.com - Meluasnya wabah virus Corona dari China membuat pemerintah waspada agar masyarakat Indonesia tidak terinfeksi virus tersebut. Salah satunya dengan menghentikan sementara penerbangan dari dan ke China.
Tak hanya itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah membatasi kunjungan masuk dan keluar China hingga waktu yang belum bisa ditentukan.
"Kebijakan pemberian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrivals untuk warga negara RRT yang bertempat tinggal di mainland China untuk sementara dihentikan," kata Retno, Minggu (2/2).
-
Kenapa Mentan harus menunda perjalanannya ke China? 'Sebenarnya saya harus berangkat ke China. Tapi mendengar kabar, kami dengar kabar setelah keliling Padang, Sumatera Barat.' 'Kena musibah, termasuk pertanian jadi saya mundurkan. Insyaallah dalam waktu dekat mungkin paling lambat bulan depan, anggarannya sudah turun untuk Sumbar.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Bagaimana cara mencegah penularan flu Singapura? Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan flu Singapura.
-
Bagaimana cara mencegah penularan flu singapura? Untuk mencegah penyebaran Flu Singapura, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
-
Bagaimana mencegah penularan flu? Menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit flu, seperti bersalaman, berpelukan, atau berciuman. Jika ada anggota keluarga yang terkena flu, usahakan untuk menjaga jarak dan tidak berbagi barang pribadi.
Selain itu, kunjungan wisatawan dari China juga menjadi yang terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan China pada Desember 2019 sebesar 11,2 persen atau sekitar 2 juta dari jumlah wisatawan keseluruhan sebesar 16 juta. Jumlah tersebut diprediksi akan menurun drastis karena adanya penutupan kunjungan oleh pemerintah China.
"12 persen dari total 16 juta itu adalah seperdelapan ya sekitar 2 juta. Jadi kalau kita lihat selama bulan tahun 2019 jumlah Wisman dari China itu sekitar 2 juta pasti nanti akan berpengaruh pada jumlah Wisman," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (3/2).
Berdampak ke Bisnis Maskapai Penerbangan
Pengamat Penerbangan Aiac Aviation, Arista Atmadjati mengatakan, dengan adanya penundaan penerbangan dari dan ke China, maka akan berdampak bagi industri penerbangan. Untuk itu, dia meminta kepada regulator untuk memberikan insentif kepada maskapai penerbangan.
"Pemerintah telah membatalkan serta memperhatikan pembekuan sementara pemberlakuan visa on arrival bagi warga China ke Indonesia. Hal ini menurut kami, maskapai reguler maupun sewa akan kehilangan potensi," kata Arista dikutip Antara, Selasa (4/2).
Insentif-insentif tersebut, di antaranya tarif mendarat (landing fee) dan parkir pesawat di seluruh bandara di Indonesia agar maskapai bisa mengalihkan penerbangannya ke rute-rute domestik. Terlebih lagi, Februari masuk ke dalam musim sepi (low season), sehingga insentif tersebut bisa mendorong maskapai untuk kembali bergairah menjalankan bisnisnya.
Insentif lainnya yang bisa diberikan, yakni pengurangan pajak suku cadang pesawat, biaya perawatan (Maintenance, Repair and Overhaul/MRO), biaya navigasi penerbangan, serta biaya langsung maupun tidak langsung lainnya selama musim sepi dan masih terdampak Virus Corona.
Kelangkaan Pasokan
Selain itu menghentikan penerbangan dan kunjungan wisatawan, pemerintah juga menghentikan sementara impor dari China, mulai dari impor pangan, impor makanan dan minuman, hingga impor hewan.
Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, pelarangan impor ini akan berpengaruh ke ekonomi Indonesia. Dia mencontohkan pembatasan impor bawang putih dari China yang akan berdampak pada kelangkaan pasokan di dalam negeri.
"Selama ini 70-80 persen bawang putih impor, sebagian besar dri China. Ketika impor terganggu harga naik dan menyebabkan tekanan pada daya beli masyarakat," kata Bhima saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (4/2).
Dampak ini mulai dirasa di Solo, di mana harga bawang putih di Pasar Legi, Pasar Gede, Pasar Nusukan, serta pasar tradisional lainnya mengalami kenaikan. Tak hanya mahal, Pasokan bawang putih pun juga mulai berkurang. Kondisi tersebut membuat permintaan pembeli tak bisa terpenuhi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo, Totok Tavirijanto menyebut, bawang putih menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Kota Solo, seiring adanya peningkatan harga yang terjadi beberapa hari terakhir.
Menurutnya, kenaikan harga bawang putih tidak lepas dari masih bergantungnya komoditas pertanian itu dari negara tetangga. Sekitar 90 persen pasokan bawang putih Indonesia berasal dari China.
Dampak ke Industri
Bhima menjelaskan, pelarangan impor dari China ini juga akan berdampak ke industri di Indonesia. Sebab, China menguasai hampir 30 persen total impor non migas sepanjang 2019, dengan nilai mencapai USD 44,5 miliar.
"Sektor industri kesulitan memperoleh bahan baku khususnya bahan baku pangan akan menurunkan kapasitas produksi. Ancaman PHK di depan mata," jelasnya.
Menurutnya, sektor industri yang paling terdampak dari pelarangan ini adalah industri makanan minuman, industri ritel modern dan pasar tradisional, dan industri perhotelan.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani meminta adanya transisi yang memadai, dalam kebijakan penghentian sementara impor komoditas dari China terkait wabah virus corona.
"China selama ini memiliki market share terbesar untuk menyuplai produk buah dan sayuran impor ke Indonesia, sehingga apabila dihentikan harus ada proses transisi yang memadai," kata Shinta di Jakarta, dikutip Antara, Selasa (4/2).
Menurutnya, waktu penghentian impor harus diatur agar ada transisi yang baik sehingga pelaku usaha bisa mengatur peralihan perdagangan dengan mencari substitusi impor dengan baik.
Hal ini penting bukan hanya untuk meminimalisir kerugian di pihak pelaku usaha, tetapi juga untuk memastikan tidak ada kekosongan atau kekurangan pasokan pangan di pasar yang hanya akan membuat lonjakan harga pangan bagi masyarakat.
Dampak ke Sektor Ritel
Dia menambahkan, dampak yang lumayan besar diprediksi akan terjadi di sektor ritel, karena buah dan sayur yang biasa diimpor dari negeri tirai bambu, akan langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Produk impor dari China antara lain buah dan sayur subtropis seperti apel, pir, anggur jeruk, dan bawang-bawangan.
Saat ini, pelaku usaha masih perlu memastikan apakah alternatif pasokan tersebut bisa dilakukan seperti China yang biasa mengekspor dalam jumlah besar dan singkat.
"Kalau reaksi pasar terlalu volatile, kami sarankan pemerintah memberikan imbauan saja agar pasar secara sadar menahan diri untuk mengonsumsi produk pangan impor dari China atau memberikan treatment khusus sebelum dikonsumsi, misalnya dengan mencuci bersih semua buah dan sayur sebelum dikonsumsi," ujar Shinta.
Antisipasi Pemerintah
Presiden Jokowi meminta para menteri terkait untuk menghitung dampak dari kebijakan tersebut ke ekonomi Indonesia. "Dikalkulasi secara cermat dampak dari kebijakan ini bagi perekonomian kita, baik dari sektor perdagangan investasi dan pariwisata," jelasnya.
Dia menilai, Indonesia bisa memanfaatkan dampak dari wabah virus corona, dengan menggenjot ekspor ke negara-negara lain yang juga melakukan impor dari China. Mengingat, beberapa negara juga melakukan kebijakan penghentian impor komoditi dari China.
"Saya kira di sini ada peluang untuk memanfaatkan ceruk pasar ekspor di negara-negara lain yang sebelumnya banyak mengimpor produk yang sama dari China," imbuhnya.
Menurutnya, hal ini bisa dijadikan momentum bagi industri substitusi impor dalam negeri, untuk meningkatkan produksi berbagai produk yang sebelumnya diimpor dari China.
Selain itu, Indonesia juga bisa menggenjot sektor pariwisata, dengan menarik wisatawan dari negara lain untuk berlibur ke Indonesia. Khususnya, Provinsi Bali dan Sulawesi Utara yang merupakan wilayah yang banyak dikunjungi wisatawan China.
"Dalam jangka pendek, juga saya meminta dimanfaatkan peluang untuk menyasar ceruk pasar wisatawan mancanegara yang sedang mencari alternatif untuk destinasi wisata karena batal berkunjung ke China," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana melakukan pembatasan barang impor.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia di China tengah meningkat saat ini, khususnya menyerang anak-anak.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaMeningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaTak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah China memiliki dukungan yang penuh kepada para pelaku usahanya.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca Selengkapnya