Neraca Dagang Indonesia Februari USD 3,83 M, Surplus 22 Bulan Berturut-turut
Merdeka.com - Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan per Februari 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca dagang Indonesia mengalami surplus hingga USD 3,83 miliar.
Angka surplus ini didapat setelah nilai ekspor USD 20,46 miliar pada Februari 2022, masih lebih tinggi dibanding nilai impor per waktu yang sama, sebesar USD 16,64 miliar.
"Neraca perdagangan Indonesia di bulan februari ini berdasarkan data ekspor/impor mengalami surplus sebesar USD 3,83 miliar," ujar Kepala BPS Margo Yuwono, Selasa (15/3).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
Jika dilihat dari tren, Margo mengungkapkan, Indonesia telah alami surplus neraca perdagangan selama 22 bulan terakhir sejak Juni 2020.
"Kalau kita lihat tren surplus, ini terjadi 22 bulan terakhir Indonesia mengalami surplus perdagangan. Harapan kita semua, semoga tren surplus ini terjaga di masa-masa berikutnya. Sehingga pemulihan ekonomi Indonesia bisa berlangsung lebih cepat," tuturnya.
Negara penyumbang surplus terbesar yakni Amerika Serikat, dengan selisih perdagangan mencapai USD 1,867 miliar. Disusul kemudian India dan Filipina.
"Dengan India kita surplus USD 850 juta, sementara dengan Filipina surplus USD 725,9 juta," kata Margo.
Sementara dari sisi komoditas, sejumlah produk non-migas seperti bahan bakar mineral (HS 27), kemudian lemak nabati dan hewani (HS 15), serta besi dan baja (HS 72) memainkan porsi yang dominan.
Impor Februari USD 16,64 M
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia sebesar USD 16,64 miliar pada Februari 2022. Angka tersebut masih lebih kecil dibandingkan impor per Januari 2022 lalu.
"Nilai impor Indonesia pada Februari 2022 tercatat USD 16,64 miliar. Itu turun 8,64 persen dibandingkan Januari 2022," jelas Kepala BPS Margo Yuwono, Selasa (15/3).
Secara komposisi, Margo memaparkan, impor di sektor migas mencapai USD 2,90 miliar, sementara non-migas sebesar USD 13,74 miliar.
"Impor migas di Februari ini dibandingkan Januari naik 30,19 persen. Sedangkan impor non-migas turun 14,05 persen," imbuhnya.
Kalau dibandingkan secara tahunan, impor Indonesia naik 25,43 persen. Baik impor migas dan non-migas, kedua-duanya mengalami peningkatan. Untuk migas naik 122,52 persen, dan non-migas 14,84 persen.
"Dari grafik terlihat, impor dua bulan terakhir dibandingkan kondisi 2021 dan 2020 masih lebih tinggi," kata Margo.
Menurut kelompok penggunaan barang, terlihat semuanya mengalami penurunan. Tertinggi adalah untuk penggunaan konsumsi 23,85 persen, terutama karena terjadi penurunan impor produk farmasi.
"Sedangkan secara YoY, terjadi peningkatan 25,43 persen. Kalau lihat penggunaan barangnya, yang terjadi penurunan hanya untuk barang konsumsi, turun 3,06 persen. Sementara untuk bahan baku/barang modal di Februari 2022 masih meningkat 29,98 persen secara year on year," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Catatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaSurplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaNeracar perdagangan Indonesia pada bulan November 2024 tembus USD4,47 miliar atau sekitar Rp64 triliun.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada April 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaKinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.
Baca Selengkapnya