Neraca Dagang Kuartal I-2021 Surplus, Sinyal Positif Pemulihan Ekonomi
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada kuartal I 2021 mengalami surplus USD5,52 miliar. Surplus neraca perdagangan pada awal tahun ini menjadi sinyal positif bagi pemulihan ekonomi nasional.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, surplus neraca perdagangan pada kuartal I 2021 ini terjadi karena adanya kenaikan baik dari sisi ekspor yang tumbuh 17,11 persen dan impor naik 10,76 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy).
"Jadi kembali indikator ekspor impor ini menunjukan bahwa manufaktur kita mulai bergerak, investasi mulai bergerak," kata dia dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Kamis (15/4).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Apa yang membuat cadangan devisa RI meningkat? 'Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak. Faktor lainnya, jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.'
Dia mengatakan, berbagai indikator yang mulai positif ini bisa memberi kepercayaan bahwa pemulihan ekonomi nasional akan mampu dicapai tahun ini. Selain itu, pemerintah juga terus berupaya mempercepat program vaksinasi untuk menangani pandemi.
"Tentunya semua berharap pada tahun 2021 ini ekonomi Indonesia akan pulih. Kita lihat program vaksinasi mulai berjalan lancar, tentunya kita semua harus tetap patuh pada protokol kesehatan," ungkapnya.
Selanjutnya
Selama Januari-Maret 2021, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD48,9 miliar atau naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar USD41,76 miliar. Impor juga tercatat naik menjadi USD43,38 miliar dibandingkan USD39,17 miliar pada Januari-Maret 2020.
Sementara secara historis, surplus neraca perdagangan pada kuartal I 2021 juga lebih baik dibandingkan lima tahun lalu. Surplus tercatat hanya USD1,77 miliar di 2016, surplus USD4,11 di 2017, surplus USD260 juta di 2018, surplus USD50 juta di 2019, dan USD2,59 miliar di 2020.
"Jadi dengan performa ekspor impor yang sangat bagus selama Januari-Maret ini tentunya dia akan akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi triwulan I yang nanti akan kita rilis pada pada tanggal 5 Mei bulan depan," jelasnya.
Adapun ekspor impor yang baru saja dirilis BPS ini hanya nilai ekspor impor barang saja. Nanti masih ada tambahan mengenai ekspor impor jasa yang menjadi pelengkap di dalam penghitungan pertumbuhan ekonomi.
"Tetapi tentunya kembali bahwa bagusnya pertumbuhan ekspor impor ini pasti akan berpengaruh positif kepada triwulan I, Berapa pertumbuhan ekonominya? nanti akan kita lihat pada tanggal 5 Mei," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaNPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaRealisasi ini setara dengan 0,71 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaNeracar perdagangan Indonesia pada bulan November 2024 tembus USD4,47 miliar atau sekitar Rp64 triliun.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca Selengkapnya