Neraca Perdagangan Surplus, KSP Sebut Ini Sinyal Pemulihan Ekonomi Indonesia
Merdeka.com - Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Panutan Sulendrakusuma mengklaim sinyal pemulihan ekonomi Indonesia semakin jelas terlihat. Terutama dari catatan surplus perdagangan yang mencapai USD 2,19 miliar per April 2021.
Tak hanya itu, Indonesia juga menikmati surplus perdagangan dengan mitra dagang seperti Amerika Serikat yang surplus hingga USD 1,2 miliar.
"Pemerintah optimis kondisi perekonomian Indonesia akan terus mengalami perbaikan yang signifikan," katanya dalam pesan singkat, Senin (24/5).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa target perdagangan Indonesia dan Selandia Baru? “Indonesia dan Selandia Baru memiliki target nilai perdagangan sebesar NZD 4 miliar pada 2024. Saya optimistis target tersebut dapat tercapai karena tren nilai perdagangan kedua negara selalu tercatat tumbuh positif,“ kata Mendag Zulkifli Hasan.
-
Kenapa kerja sama ekonomi dengan Kanada penting bagi Indonesia? Lebih penting lagi, bagi Indonesia, kerja sama ekonomi tersebut dipercepat dengan landasan aturan dan arahan Presiden.
-
Bagaimana kemendag meningkatkan hubungan dagang antar negara? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
Selain surplus perdagangan dengan Amerika, Indonesia kata dia juga menikmati surplus perdagangan dari Filipina yaitu USD 554 juta dan India USD 439,9 juta. Namun dengan beberapa negara lain mengalami defisit, seperti dengan China defisit USD 652,1 juta, Australia USD 418,3 juta, dan Thailand USD 248,1 juta.
Dia merinci, surplus perdagangan Indonesia tidak lepas dari kinerja ekspor yang terus membaik. Pada April 2021, total ekspor Indonesia mencapai USD 18,48 miliar atau naik sebesar 0,69 persen dari posisi Maret 2021.
"Sementara jika dibandingkan dengan April 2020, total ekspor pada April 2021 meningkat 51,94 persen dengan rincian ekspor non migas meningkat 51,08 persen sedangkan ekspor migas meningkat 69,60 persen," bebernya.
Kemudian berdasarkan kelompok komoditi, ekspor non migas April 2021 mencapai USD 17,52 miliar. Dia mencatat, angka tersebut meningkat 0,44 persen dibandingkan Maret 2021 sedangkan ekspor migas mencapai USD 960 juta. Hal tersebut kata dia meningkat 5,34 persen dari Maret 2021.
"Ini membuktikan konsistensi langkah pemerintah untuk memulihkan ekonomi di tengah ketidakpastian dan dinamika pemulihan ekonomi global," ungkapnya.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas April 2021 terhadap Maret 2021 terjadi pada komoditas besi dan baja (HS72) sebesar USD 246,2 juta atau naik 17,50 persen. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati (HS15) sebesar USD 398,3 juta atau turun 13,81 persen.
Ekspor Terbesar
Sepanjang periode Januari – April 2021, ekspor terbesar yaitu menuju ke China dengan nilai USD 3,93 miliar, ke Amerika Serikat yaitu USD 2,03 miliar dan Jepang USD 1,32 miliar. Kontribusi ekspor ke tiga negara tersebut mencapai 41,56 persen terhadap total nilai ekspor. Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa berturut-turut sebesar USD 3,59 miliar dan USD 1,39 miliar.
Panutan juga menyampaikan, sinyal pemulihan ekonomi terus menguat dari kenaikan impor bahan baku/penolong dan barang modal. Pada April 2021 impor barang bahan baku/penolong naik 33,24 persen dan impor barang modal meningkat 11,55 persen dibandingkan dengan bulan April 2020.
"Peningkatan impor yang tinggi pada kelompok bahan baku/penolong dan barang modal menunjukkan pemulihan ekonomi yang cukup buat pada triwulan II/2021 ini," jelasnya.
Sebagai catatan, pada bulan April 2021, total impor mencapai US$16,29 miliar. Jika dibandingkan dengan April 2020, total impor meningkat 29,93 persen dengan rincian impor non migas meningkat 22,10 persen sedangkan impor migas meningkat 136,86 persen. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Surplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada April 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaSecara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia baru saja mencatat surplus neraca dagang selama empat tahun berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca Selengkapnya