Ngerinya Covid-19 Varian Delta dan Strategi Pemerintah Redam Dampak ke Ekonomi
Merdeka.com - Virus corona seperti diketahui terus bermutasi. Terbaru ialah varian delta asal India yang disebut telah memasuki Indonesia. Covid-19 varian baru ini menjadi salah satu biang kerok meledaknya kasus positif di Indonesia.
Beberapa waktu terakhir, kasus harian di Indonesia selalu mencetak rekor baru. Varian Delta ini memiliki penyebaran yang lebih masif dibanding varian Wuhan dan varian Alpha.
Jika satu orang terpapar Covid-19 Wuhan tanpa melakukan apa-apa (tidak memeriksakan diri, tidak disiplin protokol kesehatan) selama 30 hari, maka berpotensi menularkan ke 729 orang. Untuk varian Alpha, potensi penularannya bisa mencapai 15.625 orang.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
"Kalau varian Delta, 1 orang dalam 30 hari tanpa kita melakukan apa-apa maka akan tertular ke 117.649 orang," ujar Staf Khusus Menko Perekonomian, Raden Pardede.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian delta sudah menjalar ke-96 negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap dinamika perkembangan ekonomi Global dan Indonesia.
Senada dengan Raden, Menkeu Sri Mulyani mengatakan, varian delta ini dua kali lipat lebih menular dibandingkan virus Covid-19. Bahkan 50 persen lebih menular dibandingkan varian Alpha yang waktu itu muncul di negara Inggris.
"Sehingga memang penyebarannya menjadi sangat meluas dan banyak negara harus melakukan replaning atau merencanakan kembali, bahkan perencanaan mereka untuk membuka beberapa daerah untuk beberapa daerah sempat kembali melakukan lockdown," kata Menteri Sri Mulyani.
Dia mengatakan, beberapa negara yang sudah melakukan lockdown adalah Afrika Selatan yang dimulai sejak 28 Juni lalu. Kemudian Bangladesh dan Vietnam juga telah melakukan penutupan selama 2 minggu.
"Ini menggambarkan covid akan terus jadi faktor menentukan dinamika dan perkembangan ekonomi sebab negara. Tergantung dari bagaimana eskalasi dan kemudian menanganinya" ujarnya.
Menteri Sri Mulyani menilai kemunculan varian delta yang berujung pada lonjakan kasus Covid-19 memberikan tekanan terhadap ruang fiskal pemerintah. Akibatnya pemerintah harus menata ulang program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Covid varian delta memberikan tekanan ke ekonomi kita, maka kita akan terus melakukan revisi dan redesign untuk program PEN kita," katanya.
Peningkatan kasus Covid-19, membuat pemerintah melakukan realokasi anggaran untuk program PEN. Hasilnya anggaran kesehatan dinaikan menjadi Rp193,93 triliun, program perlindungan sosial Rp153,86 triliun, program prioritas Rp117,04 triliun, dukungan UMKM dan korporasi Rp171,77 triliun, dan insentif usaha Rp62,83 triliun.
"Kita hitung kembali kemarin dan menggunakan APBN untuk tetap membantu kesehatan dan bansos. Pemulihan ekonomi akan diutamakan meski kita menghadapi tantangan-tantangan dalam bentuk munculnya varian delta," ungkapnya.
Bendahara Negara itu menambahkan, upaya lain pemerintah untuk bisa mengendalikan covid-19 ini adalah dengan mempercepat proses vaksinasi. Menurut dia, vaksinasi menjadi salah satu cara untuk mendorong mobilitas dan perekonomian namun kasus covid-19 tetap terkendali.
"Kalau vaksinasinya rendah, maka setiap kali kita ngegas, perekonomian naik maka terjadi kenaikan covid. Tapi kalau vaksin meluas maka mobilitas masih bisa berjalan dengan risiko covid bisa terjaga," jelas dia.
Hingga 6 Juli, pemerintah total vaksin yang sudah disuntikkan mencapai 47,68 juta dosis. "Guna mencegah laju penyebaran Covid-19 dan mencapai herd immunity, kita akan terus melakukan percepatan vaksinasi. Hingga 6 Juli, 47,68 juta dosis vaksin telah disuntikkan," kata Staf Khusus Menko Perekonomian Raden Pardede.
Dalam data yang dipaparkan Raden, jumlah total tersebut terdiri dari vaksinasi dosis I yang menyasar 33,33 juta penduduk dan vaksinasi dosis II (vaksinasi lengkap) sebanyak 14,35 juta penduduk.
Lalu, jumlah suntikan dosis vaksin mencapai angka tertinggi pada 26 Juli 2021, yaitu di angka 1.487.716 dosis. Kemudian, tepat pada 6 Juli pukul 18.00, jumlah masyarakat yang divaksin mencapai 642.631 dosis, atau mencapai rata-rata 794.289 dosis per hari.
Sementara, untuk update vaksin gotong royong baru mencapai 182.540 untuk dosis I (atau 1,22 persen dari target) dan 72.895 untuk dosis II alias dosis lengkap (atau 0,49 persen dari target).
Raden juga menjelaskan, target vaksinasi akan terus ditingkatkan tiap bulannya. Pada Juli dan Agustus, ditargetkan rata-rata vaksinasi mencapai 1,5 juta dosis per hari, lalu 1,8 juta dosis pada September, 2,8 hingga 3 juta pada Oktober dan November dan 2,5 juta pada Desember.
"Vaksinasi ini akan didorong terus, kita targetkan sampai akhir tahun 2021 dengan melibatkan banyak pihak termasuk TNI, Polri, BKKBN hingga Bidan," katanya.
Optimistis Ekonomi 2021 Tetap Tumbuh 7 Persen
Pemerintah masih optimistis perekonomian nasional tetap tumbuh positif hingga akhir tahun meski memasuki semester kedua terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan. Apalagi pergerakan manusia kembali dibatasi dan terjadinya pelemahan ekonomi.
"Kita optimis perekonomian sampai 7 persen," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Maka dari itu, demi menahan pelemahan ekonomi sekaligus mengatasi masalah kesehatan, pemerintah juga melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh Indonesia dengan beberapa level. Sehingga penyebaran virus lebih cepat dikendalikan dan pelemahan ekonomi tidak berlarut-larut.
Di sisi lain, pemerintah memaksimalkan kinerja produksi ekspor demi menjaga momentum harga komoditas yang tinggi. Maka sektor-sektor esensial dan kritikal tetap bisa beroperasi dengan penerapan protokol kesehatan di tengah kebijakan PPKM.
"Kegiatan ekspor kita jaga untuk memaksimalkan momentum harga komoditas," kata dia.
Selain itu, pemerintah akan kembali memberikan jaminan sosial kepada masyarakat. Bantuan tersebut berupa beras 10 kilogram dan uang tunai bagi penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
"Buat penerima PKH akan dapat bantuan tunai dan beras 10 kilogram sebanyak 20 juta peserta," kata dia.
Saat ini, Kementerian Sosial dan Badan Logistik (Bulog) tengah melakukan berbagai persiapan ini. Sebab proses penyiapan infrastrukturnya tidak mudah.
"Ini butuh waktu buat persiapan untuk bansos PPKM darurat atau mikro," kata dia.
Menko Airlangga memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester I-2021 bisa mencapai 3,3 persen. Lalu di akhir tahun secara konservatif diprediksi bisa tumbuh 3,75 persen sampai 4,5 persen.
"Semester I ini 3,3 persen dan sampai akhir tahun kita proyeksinya konservatif 3,75 persen sampai 4 atau 4,5 persen untuk outlook semester II ini," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnya