Nilai ekspor hingga September USD 115,7 miliar, anjlok 13,29 persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada September 2015 mencapai USD 12,53 miliar, terdiri dari ekspor migas sebesar USD 1,45 miliar, dan non-migas sebesar USD 11,8 miliar.
Nilai total ekspor ini turun 1,55 persen dibandingkan Agustus 2015 yang mencapai USD 12,73 miliar, terdiri dari ekspor migas sebesar USD 1,53 miliar dan ekspor non-migas sebesar USD 11,20 miliar.
secara kumulatif, nilai ekspor dari Januari-September 2015 mencapai USD 115,07 miliar.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Di mana posisi Indonesia dalam volume produksi otomotif? Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, industri otomotif Indonesia berada di peringkat ke-11 dunia dari sisi volume produksi dengan 1,47 juta unit per tahun.
-
Apa nama mata uang Indonesia? Rupiah merupakan nama mata uang Indonesia yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
"Nilai ekspor Januari-September 2015 turun 13,29 dibandingkan periode sama tahun lalu," kata Kepala BPS, Suryamin, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (15/10).
Lebih lanjut Suryamin memaparkan, ekspor non-migas sampai September 2015 mencapai USD 100,7 miliar atau turun 7,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Penurunan volume komoditas non-migas lebih dalam dibandingkan penurunan nilainya.
Komoditas terbesar ekspor non-migas Januari-September berasal dari lemak dan minyak hewan/nabati yang nilainya mencapai USD 14,06 miliar, serta bahan bakar mineral yang mencapai USD 12,5 miliar. Namun, volume ekspor dari kedua komoditas tersebut menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014.
"Tiga negara tujuan ekspor terbesar, Januari-September (2015) adalah Amerika Serikat, China, dan Jepang," ucap Suryamin.
Pada periode itu, ekspor ke AS mencapai USD 11,61 miliar atau turun sebesar 2,15 persen, ekspor ke China mencapai USD 9,92 miliar atau turun 21,17 persen, dan ekspor ke Jepang mencapai USD 9,87 miliar atau turun 7,86 persen.
Sementara itu ekspor ke negara-negara ASEAN mencapai USD 20,64 miliar turun 4,43 persen) dan ekspor ke negara-negara Uni Eropa mencapai USD 11,22 miliar atau turun 11,5 persen.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Realisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca Selengkapnya