Nilai Tukar Mata Uang Asia Diprediksi Terus Anjlok, Krismon 1998 Bakal Terulang?
Merdeka.com - Economist Intelligence Unit memprediksi bahwa nilai tukar mata uang negara Asia kemungkinan akan terus melemah untuk kuartal berikutnya. Hal ini disebabkan karena suku bunga acuan Amerika serikat (AS) atau The Fed yang terus mengalami kenaikan.
EIU memperkirakan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed pada bulan November dan Desember. Dikutip dari CNBC, pengetatan The Fed kontras dengan pelonggaran moneter di beberapa ekonomi Asia, seperti Jepang dan China.
"Ketika Federal Reserve memberi sinyal pendekatan yang lebih hawkish terhadap kebijakan moneter untuk mengekang inflasi, mata uang Asia memperpanjang kerugian mereka terhadap dolar AS pada September," kata kelompok analisis ekonomi.
-
Kenapa utang Jepang tinggi? Rasio utang tersebut telah mencapai 259,43 persen dari PDB.
-
Kenapa koin-koin China digunakan di Jepang? 'Orang Jepang membuat koin mereka sendiri hingga pertengahan abad ke-10, namun berhenti pada saat itu karena perubahan perekonomian dan kurangnya pasokan bijih tembaga,' kata Segal, dan terkadang koin China digunakan sebagai gantinya.
-
Kenapa uang Jepang di Sumatera menyebabkan inflasi? Di Provinsi Sumatra banyak beredar mata uang Jepang yang sudah menjadi alat tukar sehari-hari masyarakat. Akan tetapi, peredaran mata uang ini justru mengakibatkan inflasi, sehingga nilainya terus merosot dan harga-harga barang terus melambung.
-
Bagaimana cara Jepang mengatasi pemalsuan yen? Yen dikemas menggunakan teknologi hologram 3D untuk melawan pemalsuan yang sering terjadi dan banyak memakan korban penipuan.
-
Mata uang apa yang nilainya paling tinggi? Mata uang memiliki peran sentral dalam mencerminkan kondisi ekonomi suatu negara.Namun, kekuatan sebuah mata uang sebenarnya dapat diukur melalui daya belinya terhadap barang, jasa, atau mata uang lainnya.
-
Mengapa Yen Jepang didesain ulang? Pemerintah Jepang secara resmi menerbitkan uang kertas Yen dengan desain terbaru untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir.
"Kami memperkirakan bahwa tekanan yang dihadapi mata uang Asia akan bertahan untuk kuartal berikutnya, jika tidak lebih lama,” lanjutnya.
Dia membeberkan, Yen Jepang telah turun hampir 25 persen terhadap dolar AS pada periode yang sama, dan Won Korea Selatan telah jatuh sekitar 18 persen terhadap greenback tahun ini. Mata uang Yuan China telah turun hampir 12 persen terhadap greenback, angka Refinitiv menunjukkan.
Risiko Krisis 1998
Sementara itu, EIU menjelaskan ada sedikit risiko terulangnya krisis keuangan Asia 1997. Mengingat tingkat cadangan devisa yang lebih sehat di negara-negara Asia, namun bank sentral akan melakukan intervensi menahan nilai tukar negara mereka agar tak turun terlalu tajam.
"Sebagian besar negara di Asia akan terus melakukan intervensi sebentar-sebentar di pasar valuta asing untuk memperlambat penurunan mata uang mereka. Upaya ini akan membantu meredam volatilitas di pasar tetapi tidak mungkin membendung depresiasi di bulan-bulan mendatang selama dolar AS menguat. bertahan," jelas EIU.
EIU mengharapkan ekonomi Asia seperti India, Indonesia dan Malaysia untuk meningkatkan suku bunga mereka dalam upaya untuk mengejar ketinggalan dengan kebijakan moneter AS.
Sejauh ini, banyak negara di kawasan Asia-Pasifik berhati-hati dalam menaikkan suku bunga mereka terlalu cepat untuk memungkinkan ekonomi mereka pulih setelah pencabutan perbatasan dan mencegah mereka berkontraksi terlalu cepat.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, bank sentral Thailand dan Filipina telah mengalah dan mulai menaikkan suku bunga.
DI sisi lain, ING Economic mengatakan cadangan mata uang asing mereka bersama dengan yang lain di Asia juga akan turun karena bank sentral di kawasan itu juga turun ke mereka untuk memperlambat depresiasi mata uang mereka.
Cadangan mata uang asing yang rendah dapat menghambat kemampuan suatu negara untuk mengimpor barang dalam jumlah yang cukup.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaKinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaham di pasar Asia menunjukkan tren positif pada hari Selasa (19/11).
Baca SelengkapnyaTanggapan Menko Airlangga saat Rupiah terus melemah seiring dengan serangan yang dilakukan Iran kepada israel.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca Selengkapnya