Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nilai Tukar Mata Uang Asia Diprediksi Terus Anjlok, Krismon 1998 Bakal Terulang?

Nilai Tukar Mata Uang Asia Diprediksi Terus Anjlok, Krismon 1998 Bakal Terulang? krisis ekonomi. shutterstock

Merdeka.com - Economist Intelligence Unit memprediksi bahwa nilai tukar mata uang negara Asia kemungkinan akan terus melemah untuk kuartal berikutnya. Hal ini disebabkan karena suku bunga acuan Amerika serikat (AS) atau The Fed yang terus mengalami kenaikan.

EIU memperkirakan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed pada bulan November dan Desember. Dikutip dari CNBC, pengetatan The Fed kontras dengan pelonggaran moneter di beberapa ekonomi Asia, seperti Jepang dan China.

"Ketika Federal Reserve memberi sinyal pendekatan yang lebih hawkish terhadap kebijakan moneter untuk mengekang inflasi, mata uang Asia memperpanjang kerugian mereka terhadap dolar AS pada September," kata kelompok analisis ekonomi.

"Kami memperkirakan bahwa tekanan yang dihadapi mata uang Asia akan bertahan untuk kuartal berikutnya, jika tidak lebih lama,” lanjutnya.

Dia membeberkan, Yen Jepang telah turun hampir 25 persen terhadap dolar AS pada periode yang sama, dan Won Korea Selatan telah jatuh sekitar 18 persen terhadap greenback tahun ini. Mata uang Yuan China telah turun hampir 12 persen terhadap greenback, angka Refinitiv menunjukkan.

Risiko Krisis 1998

Sementara itu, EIU menjelaskan ada sedikit risiko terulangnya krisis keuangan Asia 1997. Mengingat tingkat cadangan devisa yang lebih sehat di negara-negara Asia, namun bank sentral akan melakukan intervensi menahan nilai tukar negara mereka agar tak turun terlalu tajam.

"Sebagian besar negara di Asia akan terus melakukan intervensi sebentar-sebentar di pasar valuta asing untuk memperlambat penurunan mata uang mereka. Upaya ini akan membantu meredam volatilitas di pasar tetapi tidak mungkin membendung depresiasi di bulan-bulan mendatang selama dolar AS menguat. bertahan," jelas EIU.

EIU mengharapkan ekonomi Asia seperti India, Indonesia dan Malaysia untuk meningkatkan suku bunga mereka dalam upaya untuk mengejar ketinggalan dengan kebijakan moneter AS.

Sejauh ini, banyak negara di kawasan Asia-Pasifik berhati-hati dalam menaikkan suku bunga mereka terlalu cepat untuk memungkinkan ekonomi mereka pulih setelah pencabutan perbatasan dan mencegah mereka berkontraksi terlalu cepat.

Namun dalam beberapa bulan terakhir, bank sentral Thailand dan Filipina telah mengalah dan mulai menaikkan suku bunga.

DI sisi lain, ING Economic mengatakan cadangan mata uang asing mereka bersama dengan yang lain di Asia juga akan turun karena bank sentral di kawasan itu juga turun ke mereka untuk memperlambat depresiasi mata uang mereka.

Cadangan mata uang asing yang rendah dapat menghambat kemampuan suatu negara untuk mengimpor barang dalam jumlah yang cukup.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998

Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?

Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.

Baca Selengkapnya
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik Dibanding Ringgit
Sri Mulyani: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik Dibanding Ringgit

Kinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.

Baca Selengkapnya
Rupiah Ditutup Melemah Jadi Rp15.955 Per Dolar Amerika Serikat
Rupiah Ditutup Melemah Jadi Rp15.955 Per Dolar Amerika Serikat

Pasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Anjlok hingga ke Level Rp16.229, Awas Barang yang Sering Kamu Beli Ini Harganya Bakal Naik
Rupiah Terus Anjlok hingga ke Level Rp16.229, Awas Barang yang Sering Kamu Beli Ini Harganya Bakal Naik

Melemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Kurs Rupiah Melemah Hingga Sentuh Level Rp16.294 per USD
Ternyata, Ini Penyebab Kurs Rupiah Melemah Hingga Sentuh Level Rp16.294 per USD

Dari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah

Menyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD

Hal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Saham di Pasar China Ambles Saat Negara-Negara Asia Menguat
Saham di Pasar China Ambles Saat Negara-Negara Asia Menguat

Saham di pasar Asia menunjukkan tren positif pada hari Selasa (19/11).

Baca Selengkapnya
Rupiah Anjlok ke Rp16.060 per USD, Airlangga: Masih Lebih Baik dari Korea hingga Jepang
Rupiah Anjlok ke Rp16.060 per USD, Airlangga: Masih Lebih Baik dari Korea hingga Jepang

Tanggapan Menko Airlangga saat Rupiah terus melemah seiring dengan serangan yang dilakukan Iran kepada israel.

Baca Selengkapnya
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

Ekonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.

Baca Selengkapnya