Nilai Tukar Petani Naik 0,16 Persen di Januari 2019
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Januari 2019 naik sebesar 0,16 persen dibandingkan Desember 2018. NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks yang dibayarkan petani.
"Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 33 provinsi di Indonesia pada Januari 2019, NTP secara nasional naik 0,16 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jumat (1/2).
Suhariyanto merinci, kenaikan NTP dipengaruhi oleh subsektor tanaman pangan yang naik 0,52 persen, lalu subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,27 persen, dan subsektor perikanan naik 0,47 persen.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang dimaksud dengan persentase kenaikan? Persentase kenaikan sendiri sangat diperlukan oleh para pelaku usaha dalam menghitung keuntungan. Dengan menghitung persentase kenaikan, pelaku usaha atau perusahaan dapat memiliki patokan untuk membandingkan kenaikan keuntungan, produksi barang, atau penjualan.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Kenapa daya beli petani Sulut semakin baik? Ia menjelaskan, perubahan NTP dikarenakan kenaikan nilai Indeks Harga yang diterima Petani (It) lebih tinggi dari pada kenaikan niIai Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib). Indeks Harga yang diterima petani naik 1,74 persen. Sementara Indeks Harga yang dibayar petani naik hanya 0,98 persen.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Dimana daya beli petani Sulut membaik? Daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
"Sebaliknya subsektor holtikultura turun 0,34 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,08 persen," jelasnya.
Kenaikan NTP petani ini pun seiring terjadinya kenaikan harga pada gabah kering panen ditingkat petani sebesar 2,22 persen dan harga beras medium di penggilingan sebesar 1,06 persen.
"Kenaikan NTP tertinggi pada terjadi di Provinsi Riau mencapai 2,59 persen. Sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Papua mencapai 1,58 persen," jelas Suhariyanto.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp5.767 per kg atau naik 5,84 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.945 per kg atau naik 6,62 persen.
Baca SelengkapnyaSemakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.
Baca SelengkapnyaPada Desember 2023, NTP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kenaikan tertinggi mencapai 2,22 persen dibandingkan NTP provinsi lainnya.
Baca SelengkapnyaIndeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.
Baca SelengkapnyaKenaikan NTP dipengaruhi oleh beberapa komoditas unggulan nasional seperti gabah, kelapa sawit, jagung dan kakao
Baca SelengkapnyaRata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp13.372 per kilogram (kg), naik sebesar 3,65 persen.
Baca SelengkapnyaDaya beli petani di Jawa Timur lebih tinggi dibanding petani di daerah lain di Pulau Jawa
Baca SelengkapnyaBPS Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Oktober 2024 sebesar 120,70 atau naik 0,33 persen dibanding bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKenaikan NTP dipicu karena naiknya harga yang diterima petani sebesar 1,08 persen.
Baca SelengkapnyaNTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.295 per kilogram (kg) atau naik 2,97 persen selama Januari 2024.
Baca SelengkapnyaGabah kering panen di tingkat petani naik 2,73 persen, sementara beras deflasi di tingkat grosir.
Baca Selengkapnya