Obligasi global Indonesia diganjar Fitch rating BBB-
Merdeka.com - Lembaga pemeringkat keuangan Fitch Ratings menyatakan obligasi global pemerintah Indonesia dalam denominasi Dolar Amerika memperoleh rating BBB-, dengan catatan stabil untuk jangka panjang. Penilaian itu ditujukan untuk surat utang yang jatuh tempo pada kurun 2024-2044.
Dalam keterangan pers yang dilansir Selasa (7/1), rating surat utang internasional yang dilansir Indonesia itu menggambarkan kinerja pemerintah. Misalnya, melebarnya defisit akun neraca transaksi berjalan walau dalam batas yang bisa ditoleransi.
Persoalan defisit itulah yang membuat rating surat utang global Indonesia hanya diganjar BBB-. Investor luar negeri dikhawatirkan mudah beralih, ketika kondisi makro ekonomi di Tanah Air memburuk.
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang kehilangan harta karena masalah utang? Keluarga Pulitzer sempat masuk dalam daftar keluarga terkaya berkat bisnis media dan percetakannya. Namun hal ini harus berubah saat keluarga ini didera kesulitan lilitan utang hingga jutaan dolar Amerika Serikat. Padahal di tahun 1982, keluarga Pulitzer memiliki kekayaan bersih yang mencapai angka USD 25 juta.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
-
BRI dapat apa dari ESG Risk Rating? Dengan demikian, semakin rendah ESG Risk Score, semakin rendah risiko perusahaan terhadap dampak inansial material yang didorong oleh faktor ESG.
"Defisit neraca transaksi berjalan beberapa tahun terakhir membuat Indonesia rentan terhadap sentimen investor internasional dan arus keluar modal secara tiba-tiba," seperti dikutip dari laporan Fitch.
Dalam keterangan tertulis itu, Fitch sekaligus mengapresiasi keberhasilan pemerintah mengurangi dampak buruk penarikan stimulus Bank Sentral Amerika. Cadangan devisa yang sempat anjlok, posisinya juga membaik memasuki triwulan IV 2013.
Persoalannya, selain defisit neraca transaksi berjalan, Indonesia punya segudang masalah di sektor riil. "Itu merupakan masalah struktural, mencakup buruknya infrastruktur, birokrasi yang lamban, serta persoalan korupsi laten, sehingga mengurangi potensi perkembangan Indonesia," urai Fitch.
Total surat utang yang rencananya diterbitkan pemerintah pada 2014 mencapai Rp 359,84 triliun. Obligasi dalam Rupiah bakal lebih dominan, jumlahnya Rp 293,09 triliun. Sedangkan surat utang dalam mata uang asing jika dirupiahkan setara Rp 66.74 triliun.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menegaskan penerbitan surat utang akan terus dilakukan. Berkaca pada kebutuhan anggaran 2013, APBN saja tak cukup untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
"Kalau pinjaman proyek itu untuk bangun negeri, jembatan, bandara, alutsista. Sedangkan Surat Berharga Negara (SBN), betul-betul saya terbitkan karena kekurangan penerimaan kekurangan uang. Itu lazim di banyak negara," ujarnya. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaPembiayaan utang pada semester I-2023 mencapai Rp166,5 triliun, menurun 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPencapaian credit rating Indonesia saat ini masih relatif stabil.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjabarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 sebesar Rp308,7 triliun.
Baca SelengkapnyaPII Indonesia mencatat kewajiban neto USD247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan I-2024 sebesar USD253,9 miliar.
Baca SelengkapnyaTransaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.
Baca SelengkapnyaULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi 1,4 persen (yoy)
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaDi Asia, China menempati posisi rasio utang terhadap PDB yang tertinggi mencapai 77,10 persen.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan posisi akhir bulan Mei 2023, mengalami kenaikan Rp17,68 triliun.
Baca Selengkapnya