OJK: Akselerasi Digital Dibutuhkan untuk Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 menuntut transformasi digital secara cepat, termasuk di sektor keuangan. Adaptasi kebiasaan baru untuk memutus mata rantai penularan virus sangat mempengaruhi aktivitas keuangan masyarakat. Tuntutan tersebut tak hanya untuk sektor keuangan konvensional, namun juga di sektor jasa keuangan syariah.
"Di keuangan syariah juga ada tantangan tersendiri, makanya perlu ada akselerasi keuangan syariah," kata Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah OJK, Deden Firman Hendarsyah dalam Webinar bertajuk Percepatan Digitalisasi di Pasar Keuangan Syariah Saat Pandemi, Jakarta, Jumat (19/3).
Transformasi digital perlu dilakukan demi meningkatkan pendalaman pasar keuangan syariah. Perkembangan sektor jasa keuangan dan inovasi digital ini diharapkan bisa mendukung inklusi keuangan syariah. Sebab, tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia masih di bawah 10 persen.
-
Bagaimana BSI tingkatkan inklusi keuangan syariah? BSI siap untuk bersama meningkatkan awareness dan aktivasi layanan perbankan syariah di lingkungan kampus yang dibangun dalam satu ekosistem, sehingga keberadaan bank syariah dapat dirasakan manfaatnya bagi seluruh civitas di Kampus FEB-UI yang berjumlah lebih dari 6.000 orang, termasuk 397 orang dosen serta sekitar 314 orang karyawan,' ujarnya.
-
Apa saja yang dibutuhkan untuk transformasi digital di Indonesia? Ada dua hal yang menjadi poin penting. Pertama, talenta dan yang kedua adalah infrastruktur digital.
-
Bagaimana daerah bisa tingkatkan literasi ekonomi syariah? Caranya, ujar Ma'ruf pemerintah daerah bisa melakukan kolaborasi. 'Bangun kolaborasi guna meningkatkan penelitian dan pengembangan di sektor-sektor unggulan ekonomi syariah,' ujarnya.
-
Mengapa OJK fokus pada literasi dan inklusi keuangan? 'Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada dua hal kalau dilihat dari aspek keuangan, yaitu literasi atau mengerti bagaimana harus memahami risiko, dan inklusi yaitu masyarakat harus mudah untuk berurusan dan mengakses lembaga jasa keuangan,' kata Dian, Sabtu (28/10) malam.
"Saat ini inklusi keuangan syariah masih di bawah 10 persen, makanya akselerasi digital ini diharapkan bisa meningkatkan indeks inklusi keuangan syariah kita," kata dia.
Sektor ini juga harus bisa menghadirkan produk yang memudahkan penyaluran bantuan sosial pemerintah dan menjangkau seluruh masyarakat. Termasuk juga dalam mendapatkan akses pembiayaan modal kerja atau konsumsi bagi masyarakat. Tentunya semua itu harus bisa mengakomodir pola konsumsi masyarakat yang saat ini semakin berorientasi pada digital.
"Sektor jasa keuangan syariah ini harus bisa mengakomodir keinginan masyarakat yang sekarang mainnya digital," kata dia.
Perlu Sinergi
Deden menambahkan, dalam transformasi digital prlu didukung dengan sinergi dan semangat yang sama. Khususnya dalam membangkitkan ekosistem ekonomi syariah.
"Kita ingin kembangkan ekonomi syariah ke depan, makanya kita harapkan transformasi digital ini bisa segera terealisasi," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingkat literasi asuransi syariah di Indonesia hanya mencapai 3,99 persen, jauh lebih rendah dibandingkan literasi asuransi konvensional.
Baca SelengkapnyaPenetrasi perbankan syariah di Indonesia hanya sebesar 6,87 persen, terendah dibandingkan negara-negara musllim.
Baca SelengkapnyaBI mencatat transaksi quick response code Indonesia standard alias QRIS pada April 2024 tumbuh 175,44 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaAda banyak sisi positif yang dapat dirasakan oleh pengguna dalam bertransaksi secara digital, di antaranya kemudahan untuk memilih metode.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat, tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih rendah.
Baca SelengkapnyaOJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasan
Baca SelengkapnyaSedangkan indeks literasi keuangan syariah tercatat lebih rendah mencapai 39,11 persen dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.
Baca SelengkapnyaOJK berkomitmen akan terus mengedukasi masyarakat mengenai sektor jasa keuangan pada berbagai aspek.
Baca Selengkapnyakontribusi ekonomi syariah terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional diperkirakan akan mencapai USD10 miliar setara Rp155,52 triliun atau 1,5 persen PDB nas
Baca SelengkapnyaPesatnya teknologi digital saat ini membuat masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktivitas keuangan.
Baca SelengkapnyaBank DKI Syariah berharap dapat berkontribusi signifikan dalam peningkatan literasi keuangan syariah dan pemahaman masyarakat.
Baca SelengkapnyaPerbankan syariah semakin mendapat perhatian baik di tingkat domestik maupun internasional.
Baca Selengkapnya