Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

OJK akui reshuffle kabinet bikin ekonomi RI membaik

OJK akui reshuffle kabinet bikin ekonomi RI membaik Jokowi umumkan reshuffle Kabinet Kerja. ©2016 Merdeka.com/rizky erzi andwika

Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia berada dalam kondisi yang normal di tengah beberapa indikator kinerja sektor jasa keuangan yang bergejolak. Salah satu penyebabnya adalah pergantian atau reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo pada Juli 2016 lalu.

Plt Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan pasar keuangan dunia pada Agustus 2016 bergerak mixed. Pergerakan mixed nilai tukar global turut dipengaruhi oleh ketidakpastian yang masih meliputi pemulihan ekonomi global serta sentimen hawkish the Fed di akhir bulan terkait kenaikan Federal Funds Rate (FFR).

"Namun mayoritas nilai tukar di Emerging Market masih menguat ditopang oleh penguatan harga minyak dan komoditas," ujar Edy dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (15/9).

Menurutnya, sentimen kenaikan FFR tersebut berpengaruh yang relatif terbatas pada pasar saham global, sehingga mayoritas pasar saham global masih mengalami penguatan di Agustus 2016.

"Pasar saham domestik terpantau menguat. Penguatan pasar saham merupakan imbas dari sentimen tax amnesty dan reshuffle kabinet pada bulan Juli 2016. Dibandingkan bulan sebelumnya, IHSG tumbuh sebesar 3,26 persen dengan investor non residen yang mencatat net buy signifikan di pasar saham sebesar Rp 12,9 triliun," jelasnya.

Dia mencatat, pasar saham sempat menembus level 5.461,45 (18/8) yang merupakan level tertinggi sejak Mei 2015. Selama dua minggu terakhir, pasar mulai mengalami koreksi dan ditutup pada level 5.386 poin antara lain disebabkan aksi portfolio rebalancing oleh investor.

Sementara pasar Surat Berharga Negara (SBN) terpantau melemah tipis. Yield SBN pada bulan Agustus 2016 meningkat rata-rata sebesar 7 bps. Namun, dalam periode tersebut investor non residen masih mencatat net buy di pasar SBN sebesar Rp 9,06 triliun.

Namun di sisi pertumbuhan kredit perbankan per Juli 2016 tercatat sebesar 7,74 persen yoy atau turun dari pertumbuhan kredit pada Juni 2016 di level 8,89 perse (yoy).

"Intermediasi perusahaan pembiayaan juga terpantau melambat, pertumbuhan piutang pembiayaan per Juli 2016 melambat menjadi 0,36 persen yoy dibanding pertumbuhan Juni 2016 sebesar 0,81 persen (yoy)," ucap Slamet.

Risiko kredit Lembaga Jasa Keuangan (LJK) juga menunjukkan peningkatan tetapi masih pada tingkat yang terkelola baik. Rasio NPL tercatat sebesar 3,18 persen meningkat dibanding posisi Juni sebesar 3,05 persen dan NPF per Juli 2016 sebesar 2,23 persen dibanding posisi Juni 2,20 persen.

"Likuiditas dan permodalan LJK masih berada pada level yang baik. Alat likuid yang dimiliki oleh perbankan dalam kondisi memadai untuk membiayai ekspansi kredit," ungkapnya.

Di sisi Aset likuid terhadap DPK pada Juli sebesar 19,17 persen lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya 15,97 persen. Sementara tingkat loan to deposit ratio (LDR) pada Juli mencapai 90,18 persen turun dibanding posisi Juni 91,19 persen.

Dari sisi permodalan, ketahanan lembaga jasa keuangandomestik secara umum berada pada level yang sangatmencukupi untuk mengantisipasi potensi risiko. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan berada pada level yang cukup tinggi sebesar 23,19 persen per Juli 2016. Di industri perasuransian, Risk-Based Capital (RBC) Juli 2016, berada pada level 524 persen untuk asuransi jiwa dan 269 persen untuk asuransi umum, jauh di atas ketentuan minimum yang berlaku.

Ke depan, OJK melihat bahwa kondisi likuiditas dan permodalan LJK yang cukup baik perlu dioptimalisasi untuk mendukung penguatan fungsi intermediasi dan membalikkan tren kenaikan NPL.

Sebelumnya, Pada Juli lalu, Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle jilid II. Ada sembilan nama baru yang masuk ke dalam kabinet, dan empat menteri yang digeser ke pos baru.

Kebanyakan pergantian menteri terjadi di sektor ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggantikan Bambang Brodjonegoro yang digeser jadi Menteri PPN/Bappenas, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggeser Ignasius Jonan yang didepak Jokowi.

Kemudian, Menteri Perindustrian Enggartiasto Lukita menggantikan Saleh Husin, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menduduki pos baru menggantikan Rizal Ramli yang juga dipecat Jokowi.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Geopolitik Global Memanas, Bos OJK Klaim Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil
Geopolitik Global Memanas, Bos OJK Klaim Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.

Baca Selengkapnya
Ditopang Daya Beli & Investasi, Ekonomi RI Diprediksi Capai 5,1 Persen di Kuartal II-2023
Ditopang Daya Beli & Investasi, Ekonomi RI Diprediksi Capai 5,1 Persen di Kuartal II-2023

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 diprediksi capai 5,1 persen, didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya
Ketua OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Risiko Geopolitik Global
Ketua OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Risiko Geopolitik Global

Kemenangan presiden terpilih Trump dan partai republik Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.

Baca Selengkapnya
Politikus Golkar: Tren Pemulihan Ekonomi Indonesia Semakin Solid
Politikus Golkar: Tren Pemulihan Ekonomi Indonesia Semakin Solid

Pertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024

Baca Selengkapnya
Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan

Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kuartal II-2023 Tumbuh 5,17 Persen Ditopang Musim Liburan, THR dan Gaji Ke-13 PNS
Ekonomi Kuartal II-2023 Tumbuh 5,17 Persen Ditopang Musim Liburan, THR dan Gaji Ke-13 PNS

Edy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.

Baca Selengkapnya
OJK Dukung Program Pemerintah Baru, Siap Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Kredit Perbankan
OJK Dukung Program Pemerintah Baru, Siap Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Kredit Perbankan

Secara prinsip, OJK mendukung sepenuhnya setiap upaya pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Indonesia Satu dari Sedikit Negara dengan Pemulihan Ekonomi yang Cepat
Jokowi: Indonesia Satu dari Sedikit Negara dengan Pemulihan Ekonomi yang Cepat

Data IMF per Juni 2023 menunjukkan ada 36 negara yang berada dalam tekanan ekonomi akibat beban utang yang meningkat.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India
Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Baca Selengkapnya
Gerindra Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II akan Lebih Baik
Gerindra Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II akan Lebih Baik

Gerindra Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diperkirakan Lebih Baik

Baca Selengkapnya
Di Depan Delegasi ASEAN-BAC, Arsjad Rasyid Bakal Pamerkan Ketangguhan Ekonomi RI Hadapi Krisis Global
Di Depan Delegasi ASEAN-BAC, Arsjad Rasyid Bakal Pamerkan Ketangguhan Ekonomi RI Hadapi Krisis Global

Terbaru pada kuartal II-2023 Indonesia ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,17 persen.

Baca Selengkapnya