OJK Catat Sisa Pokok Pinjaman 74 Perusahaan Besar RI Turun 12,9 Persen
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat telah terjadi penurunan baki debet atau sisa pokok pinjaman dari 74 debitur terbesar Indonesia. Penurunan baki debet dari 74 perusahaan tersebut mencapai angka Rp61,2 triliun, atau rata-rata turun sebesar 12,9 persen.
"Di segmen korporasi, kami mencatat 74 debitur besar dari kelompok 100 debitur besar mengalami penurunan baki debet dengan total Rp61,2 triliun per Agustus, rata-rata turun 12,9 persen," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Kamis (1/10).
Baki debet adalah saldo pokok dari plafon pinjaman yang telah disepakati dalam perjanjian kredit dan biasanya akan berkurang jika angsuran rutin dilakukan atau sesuai jadwal pembayaran oleh debitur.
-
Bagaimana PLN meningkatkan pendapatan? Peningkatan laba bersih PLN ini ditopang semakin tumbuhnya penjualan listrik yang mencapai 6,3% atau total 273,8 Terawatt hour (TWh) sehingga berdampak pada kenaikan pendapatan penjualan listrik hingga 7,7% dari Rp288,8 triliun di 2021 menjadi Rp311,1 triliun di 2022.
-
Apa yang membuat PLN masuk ke dalam 2 besar Fortune Indonesia 100? Keberhasilan ini pun semakin memantapkan PLN sebagai jantung perekonomian Indonesia dalam mewujudkan akses listrik yang adil dan merata serta menjadi motor penggerak transisi energi.
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? 'Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply,' sambung Virsal. Virsal mencatat ada sejumlah negara yang produksinya mengalami peningkatan. Salah satu yang disebut Malaysia karena produksinya mampu bertambah sepanjang 2023 lalu.
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
Penurunan tersebut berasal dari perusahaan-perusahaan besar seperti PLN yang baki debetnya turun Rp7,2 triliun, Gudang Garam Rp5,3 triliun, Wilmar Nabati Rp4,9 triliun, Petrokimia Gresik Rp4,9 triliun dan Indofood Sukses Makmur sebesar Rp4,4 triliun.
Secara umum, segmen kredit korporasi mengalami pertumbuhan 1,86 persen yoy (year on year) namun minus 2,41 persen year to date (ytd/year to date) dan minus 0,75 persen month to month (mom/month on month).
Selain itu, di segmen konsumsi, pertumbuhan kredit mengalami kenaikan 1,05 persen yoy, namun minus 1,89 persen (ytd/year to date) dan minus 0,05 persen (mom/month on month)
"Sejalan dengan masih lemahnya daya beli masyarakat, untuk kredit KPR, Ruko, furniture dan elektronik rumah tangga dan kredit kendaraan bermotor (KKB) terus mengalami penurunan pertumbuhan kredit," ujar Wimboh.
Kredit Perbankan Tumbuh 1,04 Persen
Sementara, pertumbuhan kredit perbankan dari sisi intermediasi masih tumbuh positif meskipun mengalami sedikit penurunan dibanding periode sebelumnya. Hingga Agustus lalu, pertumbuhan kredit perbankan tercatat sebesar 1,04 persen atau -1,69 persen year to date (ytd). Hal ini didorong oleh pelemahan penyaluran kredit baru oleh bank umum swasta.
"Sementara pada kredit bank persero dan BPD masih tumbuh cukup baik," ujar Wimboh.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data OJK: Sisa Utang BUMN Karya ke Bank Himbara Tembus Rp78 Triliun
Baca SelengkapnyaTerdapat penurunan nilai penerimaan pajak hingga April 2024.
Baca SelengkapnyaBanyaknya perusahaan BUMN di bidang kontruksi terlilit utang mendorong bank melakukan mitigasi risiko dengan menghentikan kredit ke BUMN Karya.
Baca SelengkapnyaAda 18 BUMN yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100 kali ini. Total pendapatan mereka mencapai Rp2.763,31 triliun.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaErick menyebut capaian ini tak lepas dari program Transformasi BUMN yang terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaPN Jakarta Pusat telah memutus perkara permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Djakarta Lloyd.
Baca SelengkapnyaErick menyebut, temuan BPK atas permasalahan yang terjadi di perusahaan BUMN merupakan hal yang lumrah.
Baca SelengkapnyaSejumlah perusahaan BUMN masih terlilit utang besar dengan nilai hingga triliunan rupiah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan aset ini menjadikan PLN sebagai BUMN utilitas terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPLN menyetorkan dividen bagi negara sebesar Rp3,09 triliun.
Baca Selengkapnya