OJK Pelototi Tiga Isu Transformasi Digitalisasi di Tahun 2022
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengelompokkan tiga isu utama dalam arah pengembangan transformasi digital ke depan. Tiga isu utama tersebut adalah Integrasi, Disrupsi, dan Capacity.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Nurhaida mengatakan, tiga isu inilah yang harus manage dan address dengan baik.
"Terkait integrasi ini kita lihat sekarang ini ada platform yang menawarkan jasa service berbeda-beda. Sebagai contoh, satu platform transportasi yang kita bisa pesan secara digital. itu ada masalah teknologi (regulasinya) di kemkominfo. Kemudian platform fintech terkait sistem pembayaran di Bank Indonesia (BI). Dan di dalamnya ada ada juga pembiayaan. ini tentu pengawasan oleh OJK," jelas Nurhaida dalam Focus Group Discussion Redaktur Media Massa bertajuk Inovasi Keuangan Digital dan Digitalisasi Pengawasan Sektor Jasa Keuangan di Bukittinggi, Sumatera Barat, Sabtu (18/12).
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Kenapa OJK dorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? 'Tujuan dari kegiatan ini untuk menyosialisasikan dan mengedukasi pada civitas academica dan stakeholder mengenai upaya peningkatan governansi dan integritas di lingkungan OJK maupun sektor jasa keuangan. Penerapan tata kelola yang baik merupakan salah satu fondasi dalam pelaksanaan sebuah bisnis. Implementasi konsep three lines model dapat mendukung terciptanya tata kelola yang baik serta ekosistem keuangan yang sehat dan berintegritas,' kata Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena dalam paparannya pada Kuliah Umum di Politeknik Negeri Batam, Kepulauan Riau, Selasa (29/8).
-
Bagaimana OJK ingin tingkatkan governansi di Sektor Jasa Keuangan? 'Penerapan manajemen risiko di Sektor Jasa Keuangan perlu bertransformasi dari compliance- driven menjadi terintegrasi pada proses bisnis sehingga dapat meningkatkan kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi sehingga tercipta ekosistem keuangan yang bersih dan sehat,' kata Sophia.
-
Apa saja yang dibutuhkan untuk transformasi digital di Indonesia? Ada dua hal yang menjadi poin penting. Pertama, talenta dan yang kedua adalah infrastruktur digital.
-
Mengapa OJK fokus pada literasi dan inklusi keuangan? 'Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada dua hal kalau dilihat dari aspek keuangan, yaitu literasi atau mengerti bagaimana harus memahami risiko, dan inklusi yaitu masyarakat harus mudah untuk berurusan dan mengakses lembaga jasa keuangan,' kata Dian, Sabtu (28/10) malam.
-
Apa yang dipastikan OJK mengenai sektor jasa keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kinerja sektor jasa keuangan sangat baik di tengah kondisi global yang penuh tantangan.
Dengan demikian, satu platform bisa diawasi oleh beberapa regulator, sehingga para regulator seperti Kemkominfo, BI, dan OJK perlu bersinergi untuk mengawasi platform tersebut.
Sementara disrupsi adalah perubahan besar-besaran yang terjadi di sektor keuangan. Salah satu contoh adalah kerja sama BPR dan Fintech. Sebelumnya, BPR dalam menyalurkan kreditnya terbatas oleh wilayah BPR tersebut beroperasi.
"Tapi pas kerja sama dengan fintech, fintech jangkauan luas, maka kemudian ketentuan/ kebiasaan BPR melakukan penawaran di wilayahnya kemudian bisa tawarkan di luar wilayah yang ditentukan," ucap Nurhaida.
Dan terakhir yang tak kalah penting adalah capacity. Nurhaida menjelaskan digital talent menjadi sangat penting bagi industri keuangan termasuk OJK sendiri. Oleh karena itu, pihaknya telah mempunyai program pengembangan capacity untuk meningkatkan kmampuan sumber daya manusia.
"Memang jadi itu beberapa hal yang ingin saya sampaikan untuk arah ke depan seperti apa di 2022. Terkait pengembangan ke depan, untuk isu utama dalam perhatian kita di transformasi digital. Isu utama terkait integrasi dan disrupsi dan capacity, tiga ini harus kita address dengan baik," tutupnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tantangan selanjutnya yaitu rendahnya literasi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaDengan kolaborasi yang solid, sektor keuangan dapat mengatasi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Baca SelengkapnyaRisk & Governance Summit merupakan acara berkelanjutan yang diselenggarakan oleh OJK sejak tahun 2013 untuk menyampaikan pesan penting.
Baca SelengkapnyaMahendra Siregar memcermati dampak digital transformasi sektor keuangan di Indonesia apakah sebagai keberkahan atau kutukan.
Baca SelengkapnyaIndustri IAKD memiliki kontribusi penting pada pembangunan nasional.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaTransformasi dan reformasi di bidang PPDP telah, sedang dan akan terus dilakukan OJK baik pada sisi pengaturan, pengembangan, perizinan dan pengawasan.
Baca SelengkapnyaBeberapa parameter keuangan tumbuh positif pada posisi Juli 2024.
Baca SelengkapnyaKomisi XI Minta Anggota OJK Baru Mampu Perkuat Pengawasan
Baca SelengkapnyaPeluncuran ini sejalan dengan mandat UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Baca SelengkapnyaAnalis Utama Politik Keamanan LAB 45 Christian Guntur Lebang menjelaskan, infrastruktur digital dan akses internet masih menjadi persoalan utama.
Baca SelengkapnyaBerikut catatan penting bagi pemerintah dari komunitas tekfin agar industri semakin berkembang.
Baca Selengkapnya