OJK Prediksi Pertumbuhan Kredit Tahun Ini Capai 5 Persen
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso memprediksi pertumbuhan kredit tahun ini menyentuh angka berkisar 4-5 persen. Hal ini ditopang dengan pertumbuhan kredit per September 2021 yang mencatatkan perolehan positif.
Dia menuturkan bahwa kredit perbankan per September 2021 tumbuh sebesar 2,21 persen yoy dan 3,12 persen ytd.
"Ini masih ada beberapa bulan Pertumbuhan kredit dengan adanya 3,12 persen year to date ini, kami perkirakan tahun ini akan jatuh range antara 4 sampai 5 persen," katanya dalam Konferensi Pers KSSK, Rabu (27/10).
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
Apa target pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12% yoy.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Kemudian, Kredit Modal Kerja tumbuh sebesar 2,85 persen (yoy), Kredit Investasi 0,37 persen (yoy) dan Kredit Konsumsi 2,95 persen (yoy), meningkat dibandingkan akhir triwulan II 2021, seiring dengan penurunan kasus harian Covid-19 dan peningkatan aktivitas ekonomi.
"Ini sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat karena penurunan kasus covid dan juga upaya kita yang memberikan dorongan untuk pertumbuhan kredit ini," katanya.
Sementara itu, Kredit perbankan sektor utama menunjukkan peningkatan, seperti kredit rumah tangga tumbuh 2,77 persen (ytd), kredit sektor perdagangan tercatat tumbuh 2,43 persen (ytd). Lalu kredit sektor manufaktur tumbuh 2,05 persen (ytd).
"Perbankan juga berkontribusi dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui penurunan suku bunga kredit," katanya.
Wimboh melanjutkan, tingkat suku bunga dasar kredit mengalami tren penurunan dari 9,69 persen pada Juni 2021 menjadi 9,66 persen pada September 2021 terutama didorong penurunan komponen harga pokok dana. DPK tumbuh 7,69 persen (yoy) atau 7,45 persen (ytd).
Profil risiko lembaga jasa keuangan pada September 2021 menunjukkan perbaikan dengan rasio gross NPL berada pada level 3,22 persen (net NPL: 1,04 persen) dari sebelumnya sebesar 3,24 persen (net NPL: 1,06 persen) pada Juni 2021.
Kemudian, pasar saham menunjukkan tren penguatan ke level di atas prapandemi. Per 25 Oktober 2021, IHSG menguat 10,81 persen (ytd) ke level 6.625,7 dengan aliran dana masuk nonresiden mencapai Rp39,4 triliun.
Total penghimpunan dana di pasar modal hingga 26 Oktober 2021 mencapai Rp 273,9 triliun, jauh melampaui nilai penghimpunan dana tahun 2020 sekitar Rp 118,7 triliun dan di atas target 2021. Selain itu, penawaran umum dari 40 emiten baru tercatat sebesar Rp36,36 triliun.
"Jumlah penghimpunan dana di pasar modal dapat terus bertambah mengingat terdapat 82 emiten yang akan melakukan penawaran umum senilai Rp 43,32 triliun," katanya.
Sementara itu di IKNB, pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada September 2021 membaik dibandingkan akhir triwulan II 2021, dengan nominal sebesar Rp359,1 triliun. Risiko pembiayaan mengalami perbaikan yang ditunjukkan dengan rasio NPF tercatat sebesar 3,85 persen pada posisi bulan September 2021, membaik dibandingkan 3,96 persen pada akhir triwulan II 2021.
Industri asuransi mencatatkan penghimpunan premi asuransi pada September 2021 sebesar Rp 22,2 triliun dengan rincian Asuransi Jiwa sebesar Rp15,1 triliun, Asuransi Umum dan Reasuransi sebesar Rp 7,1 triliun. Fintech P2P lending pada September 2021 mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp 27,48 triliun atau tumbuh sebesar 116,2% (yoy).
"OJK akan terus mendukung kebijakan Pemerintah untuk mendorong sektor usaha yang berdampak bagi pemulihan ekonomi nasional dan juga akan memperkuat koordinasi dengan para stakeholder dalam rangka menjaga SSK," katanya.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Secara prinsip, OJK mendukung sepenuhnya setiap upaya pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaDari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh minat penyaluran kredit yang terjaga.
Baca SelengkapnyaOptimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi
Baca SelengkapnyaOJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit perbankan melanjutkan tren pertumbuhan sejak periode sebelumnya dan searah dengan target pertumbuhan tahun 2024.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaPendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaProyeksi tersebut didorong oleh keyakinan bahwa permintaan KKB akan meningkat di triwulan IV-2024 seiring dengan banyaknya promo dan diskon akhir tahun.
Baca SelengkapnyaAngka kredit kendaraan bermotor naik ditengah penurunan penjualan kendaraan motor dan mobil.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 12,26 persen.
Baca Selengkapnya