Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

OJK Punya Argumentasi Kuat untuk Ajukan Banding Gugatan Bosowa

OJK Punya Argumentasi Kuat untuk Ajukan Banding Gugatan Bosowa Ilustrasi OJK. Liputan6 ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajukan banding atas keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang mengabulkan permohonan penundaan pelaksanaan keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 64/KDK.03/2020 tentang hasil penilaian kembali PT Bosowa Corporindo selaku pemegang saham pengendali Bank Bukopin pada 24 Agustus 2020.

Menurut Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo, pihaknya pada dasarnya menghormati putusan Majelis Hakim PTUN dengan nomor perkara 178/G/2020/PTUN.JKT tersebut. "Terhadap putusan tersebut, OJK akan memproses pengajuan banding," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/1/2021).

Menurutnya, OJK punya argumentasi kuat dalam rangka menuntaskan masalah Bank Bukopin. "OJK Punya argumentasi yg kuat atas kebijakan yang sudah mereka ambil dlm rangka menyelesaikan permasalahan Bukopin. Oleh karena Itu mereka mengajukan banding," kata Piter kepada Liputan6.com.

Orang lain juga bertanya?

Piter menilai, pihak otoritas nantinya pasti akan mematuhi keputusan final peradilan, apabila sudah ada hasil tetap yang ditindaklanjuti dengan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) terkait pemegang saham Bukopin.

Dia juga turut menyoroti putusan pengadilan yang berpengaruh terhadap pergerakan investor. Kendati demikian, kegaduhan tersebut dianggap tidak terlalu besar dampaknya. Itu terlihat daripada pergerakan harga saham Bukopin yang meski turun tetapi tidak terjadi kepanikan.

"Saya kira investor masih meyakini permasalahan hukum ini tidak mengganggu proses perbaikan yang sedang berlangsung di Bukopin. Transformasi yang sedang diupayakan oleh PSP tetap berjalan," ujar Piter.

Sebelumnya Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta memutuskan untuk mengabulkan gugatan yang dilayangkan PT Bosowa Corporindo kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "(PTUN) Mengabulkan Permohonan Penundaan Pelaksanaan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 64/KDK.03/2020 tentang Hasil Penilaian Kembali PT. Bosowa Corporindo Selaku Pemegang Saham Pengendali PT. Bank Bukopin Tbk. tanggal 24 Agustus 2020," seperti dikutip dari putusan tersebut, Selasa (19/1/2021).

Selanjutnya, OJK diminta menunda pelaksanaan Surat Keputusan Dewan Komisioner OJK No.64/KDK.03/2020 tentang Hasil Penilaian Kembali Bosowa selaku Pemegang Saham Pengendali PT Bank Bukopin Tbk. sampai ada Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Diketahui, dalam Surat Keputusan Dewan Komisioner OJK No.64/KDK.03/2020 tentang Hasil Penilaian Kembali Bosowa selaku Pemegang Saham Pengendali, menyatakan Bosowa telah melakukan pelanggaran. Dengan surat ini, Bosowa tidak memiliki hak suara dalam RUPSLB Bank Bukopin pada 15 September 2020.

Bosowa kemudian memilih untuk walk out. Diketahui kemudian, Bosowa mendaftarkan gugatan kepada pihak otoritas terkait dengan nomor perkara 178/G/2020/PTUN.JKT. Bosowa meminta pengadilan untuk menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No.64/KDK.03/2020 tersebut dan menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul.

PTUN juga memutuskan OJK membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini, sebesar Rp 416.000.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bawaslu: Penyelenggara Pemilu Wajib Ikuti Putusan MK
Bawaslu: Penyelenggara Pemilu Wajib Ikuti Putusan MK

Bawaslu siap menjalankan putusan MK mengenai Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Baleg DPR Bahas RUU Pilkada Hari Ini,  Siasat Akali Putusan MK?
Baleg DPR Bahas RUU Pilkada Hari Ini, Siasat Akali Putusan MK?

Anggota Baleg menyatakan keputusan MK sangat mendadak sehingga mereka harus bergerak cepat.

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Putusan Sengketa Hasil Pilpres 2024: Itu Wilayah MK
Jokowi soal Putusan Sengketa Hasil Pilpres 2024: Itu Wilayah MK

Jokowi mengatakan hal tersebut merupakan wewenang MK.

Baca Selengkapnya