OJK: Resesi 2023 Dialami Negara Maju, Bukan Indonesia
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, potensi terjadinya resesi global di tahun 2023 akan dialami oleh negara-negara maju. Sebaliknya, Indonesia justru akan terhindar dari ancaman situasi ekonomi buruk tersebut.
"Resesi ekonomi kemungkinan besar di negara-negara maju, Apakah di Eropa dan kemungkinan juga pertumbuhan yang makin lambat di Amerika Serikat kalau saya melihat. Sebaliknya di Indonesia ekonomi (2023) bida di atas 5 persen," ujarnya dalam webinar Launching Aplikasi Otomasi/Informasi, Jakarta, Senin (5/12).
Peluang besar terjadinya resesi di negara maju ditandai dengan masih tak terkendalinya laju inflasi hingga memasuki akhir tahun 2022. Hal ini mengakibatkan bank sentral negara maju, termasuk The Fed untuk terus mengerek suku bunga acuan.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
"Kapan terakhir Anda melihat negara-negara maju mengalami tingkat inflasi double digit? apa yang sekarang terjadi," ungkapnya.
Sementara itu, Indonesia justru berhasil mempertahankan tren pemulihan ekonomi pasca terdampak pandemi Covid-19. Hal ini ditandai dengan masih terkendalinya laju inflasi meski cenderung mengalami kenaikan dalam beberapa waktu ini.
Selain itu, kinerja sektor UMKM juga terus mengalami perbaikan seiring pulihnya permintaan dari dalam negeri. Hal ini berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional lantaran kontribusi besar UMKM terhadap PDB maupun penciptaan lapangan kerja di dalam negeri.
"Dengan pulihnya UMKM dan perekonomian daerah kemudian menumbuhkan keuntungan multiplier effect (efek berganda) bagi ekonomi nasional," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sejumlah negara diprediksi mengalami resesi di 2023, karena tren pelemahan pertumbuhan ekonomi sejak kuartal II-2022, akan terus terjadi hingga akhir tahun 2022.
"Tren terjadinya pelemahan sudah terlihat mulai kuartal II di berbagai negara dan akan semakin dalam pada kuartal III dan IV, sehingga prediksi mengenai pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan termasuk kemungkinan terjadi resesi mulai muncul," ungkapnya dalam konferensi pers APBN KITA, Senin (26/9).
Dia menjelaskan, beberapa negara mengalami pelemahan ekonomi. Misalnya, China dan Amerika Serikat yang mengalami koreksi. Ditambah Inggris dan beberapa negara lainnya yang mengalami koreksi pertumbuhan ekonomi.
Meski demikian, dalam situasi ekonomi global yang tengah bergejolak sampai Agustus 2022, ekonomi Indonesia tumbuh positif mencapai 5,4 persen di kuartal II-2022. Dari sisi PDB, Indonesia jadi salah satu negara yang telah menyentuh 7,1 persen di atas level sebelum pandemi. Artinya, sudah ada tanda pemulihan dari dampak pandemi Covid-19.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perekonomian global secara umum mengalami pelemahan dengan inflasi yang terjaga moderat.
Baca SelengkapnyaMahendra menyampaikan, kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika ekonomi yang beragam di negara-negara utama, seperti Amerika Serikat, Eropa dan China.
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaDi lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaBos OJK mengungkapkan kinerja perekonomian Indonesia terjaga stabil.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaOJK menggelar CEO Networking 2023 dengan tema 'Achieving Sustainable Growth through Cohesive Collaboration'.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, peluang Indonesia masuk ke jurang resesi sangatlah kecil.
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca Selengkapnya