Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

OJK: Saham Berbasis Syariah Lebih Resilient

OJK: Saham Berbasis Syariah Lebih Resilient IHSG Ditutup Menguat 0,66 Persen. ©2020 Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sarjito mengatakan, kapitalisasi pasar saham syariah tumbuh dengan konsisten. Dalam kalkulasi OJK, memang masih banyak saham-saham yang belum masuk kategori syariah.

Tetapi seiring berjalannya waktu, dia menegaskan perkembangan saham syariah akan terus tumbuh. "Dari hasil asesmen dan fakta-fakta juga menyebutkan bahwa saham-saham yang berbasis syariah itu juga lebih resilient dibandingkan dengan saham-saham yang tidak berbasis syariah," imbuhnya dalam webinar Menggenjot Akselerasi Keuangan Syariah Di Kalangan Milenial, Jumat (25/6).

Namun sayangnya, jumlah investor saham syariah di Indonesia masih rendah. Di mana, investor aktifnya saja hanya tercatat 24,7 persen, dan rasio investor syariah dari total investor sebesar 4,1 persen saja.

Orang lain juga bertanya?

"Dari data-data yang yang ada, jumlah investor saham syariah ini memang masih sangat kecil," kata Sarjito.

Menurut dia, kecilnya angka investor syariah dikarenakan tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah masih rendah. Diperlukan dorongan dari Pemerintah agar angka tersebut meningkat.

Berdasarkan survei Nasional Keuangan Indonesia tahun 2019 yang dilakukan OJK menunjukkan tingkat literasi keuangan syariah masih rendah hanya dikisaran 8,93 persen, dan inklusi keuangan Syariah di angka 9,10 persen. Dengan kata lain hanya 9 dari 100 orang dewasa Indonesia yang mengenal produk keuangan syariah dengan baik.

Selanjutnya

Di sisi lain, dia menambahkan, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, investor Sukuk Ritel 014 Syariah di Indonesia memang didominasi oleh generasi milenial berusia 19-39 tahun sebesar 36,40 persen.

Kemudian di urutan kedua oleh generasi X berusia 40-54 tahun sebesar 34,75 persen. Lalu, generasi baby boomers rentang usia 55-73 tahun 25,86 persen. Selanjutnya, generasi tradisionalis 74-91 tahun sebesar 2,06 persen, dan generasi Z usia kurang dari 19 tahun jumlahnya sekitar 0,93 persen.

"Sukuk retail rupanya dari data jelas ini bahwa generasi milenial itu paling dominan 36,40 persen walaupun masih berdekatan dengan generasi X yang umur 40 sampai 54 tahun emang lebih senior biasanya lebih kaya sebesar 34,75 persen, tetapi rupanya sekarang sudah bergeser pada generasi milenial," pungkasnya.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan Stabil Karena Permodalan yang Kuat dan Likuiditas Memadai
OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan Stabil Karena Permodalan yang Kuat dan Likuiditas Memadai

Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga.

Baca Selengkapnya
Perbankan Syariah Makin Moncer, Ini Tandanya
Perbankan Syariah Makin Moncer, Ini Tandanya

Perbankan syariah semakin mendapat perhatian baik di tingkat domestik maupun internasional.

Baca Selengkapnya
Bos OJK Yakin Sektor Keuangan RI Masih Stabil di Tengah Ancaman Gejolak Ekonomi Global
Bos OJK Yakin Sektor Keuangan RI Masih Stabil di Tengah Ancaman Gejolak Ekonomi Global

Terdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya
Dorong Potensi Pengembangan Perbankan Syariah,
Dorong Potensi Pengembangan Perbankan Syariah, "OJK Mengajar" Hadir di UIN Syarif Hidayatullah

OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasan

Baca Selengkapnya
OJK Akselerasi Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah
OJK Akselerasi Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah

OJK terus mendukung pengembangan dan penguatan industri perbankan syariah nasional.

Baca Selengkapnya
Kemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 Triliun
Kemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 Triliun

Kemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun

Baca Selengkapnya
OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Cut Cycle Bank Sentral
OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Cut Cycle Bank Sentral

OJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.

Baca Selengkapnya
Geopolitik Global Memanas, Bos OJK Klaim Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil
Geopolitik Global Memanas, Bos OJK Klaim Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.

Baca Selengkapnya
OJK Catat Pertumbuhan Kredit Melambat: Wajar Karena Rebound dari Pandemi
OJK Catat Pertumbuhan Kredit Melambat: Wajar Karena Rebound dari Pandemi

OJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya
OJK Pastikan Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Baik di Tengah Gejolak Geopolitik Global
OJK Pastikan Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Baik di Tengah Gejolak Geopolitik Global

stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat.

Baca Selengkapnya
Data Terbaru: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK
Data Terbaru: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK

Ogi menuturkan, pengawasan khusus dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat memperbaiki kondisi keuangannya untuk kepentingan pemegang polis.

Baca Selengkapnya
Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Ancaman Geopolitik Timur Tengah & Pelemahan Ekonomi Global
Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Ancaman Geopolitik Timur Tengah & Pelemahan Ekonomi Global

Mahendra menyampaikan, kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika ekonomi yang beragam di negara-negara utama, seperti Amerika Serikat, Eropa dan China.

Baca Selengkapnya