OJK Sebut Pengurangan Kantor Cabang Bank Suatu Keniscayaan Imbas Layanan Digital
Merdeka.com - Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo, mengatakan berkurangnya jumlah kantor operasional cabang perbankan merupakan suatu keniscayaan. Mengingat kian tingginya antusias nasabah untuk memanfaatkan berbagai layanan perbankan secara digital.
"Kantor cabang (berkurang) suatu keniscayaan. Masyarakat juga sudah dimanjakan dengan pemanfaatan gadget untuk melakukan berbagai transaksi keuangan," ujar dia dalam acara Media Briefing: Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2021 di Jakarta, Jumat (15/1).
Kendati demikian, OJK tetap meminta pihak perbankan untuk tetap mengedepankan aspek perlindungan bagi setiap nasabah. Antara lain dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi maupun edukasi atas penggunaan layanan digital yang tersedia.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Kenapa OJK dorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? 'Tujuan dari kegiatan ini untuk menyosialisasikan dan mengedukasi pada civitas academica dan stakeholder mengenai upaya peningkatan governansi dan integritas di lingkungan OJK maupun sektor jasa keuangan. Penerapan tata kelola yang baik merupakan salah satu fondasi dalam pelaksanaan sebuah bisnis. Implementasi konsep three lines model dapat mendukung terciptanya tata kelola yang baik serta ekosistem keuangan yang sehat dan berintegritas,' kata Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena dalam paparannya pada Kuliah Umum di Politeknik Negeri Batam, Kepulauan Riau, Selasa (29/8).
-
Kenapa OJK dorong pengembangan perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional.Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
-
Bagaimana OJK ingin tingkatkan governansi di Sektor Jasa Keuangan? 'Penerapan manajemen risiko di Sektor Jasa Keuangan perlu bertransformasi dari compliance- driven menjadi terintegrasi pada proses bisnis sehingga dapat meningkatkan kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi sehingga tercipta ekosistem keuangan yang bersih dan sehat,' kata Sophia.
-
Apa saja upaya OJK untuk perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis;Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Mengapa OJK diminta aktif membantu nasabah pinjol legal? Komisi XI mendorong OJK memfasilitasi nasabah terkait penyelesaian pinjaman pada aplikasi pinjol yang legal. Termasuk terkait adanya bukti kekerasan yang melibatkan debt collector dari pinjol yang terdaftar dan diawasi oleh OJK,' kata Puteri saat dihubungi, Kamis (21/9).
"Karena kemarin ada informasi dari beberapa daerah, ada seorang guru yang tiba-tiba uang tabungannya hilang karena ternyata dia nitipkan passwordnya ke saudaranya," terangnya.
Anto menilai dari kasus tersebut menjadi pelajaran bersama akan pentingnya aspek literasi digital. Sehingga pihak perbankan juga diminta lebih aktif menyampaikan kegiatan sosialisasi terhadap nasabahnya.
"OJK berkali-kali mengatakan, meskipun sudah dimudahkan, tetapi ada satu bagian yang tidak boleh dilupakan, ialah memahami bagaimana penggunaan digital itu sendiri," ujar dia mengakhiri.
Hadapi Digitalisasi, Bos BRI Dorong Karyawan Kantor Cabang Jadi Penyuluh Digital
Tren penutupan kantor cabang bank terus meningkat. Begitu juga pembukaan ATM yang terus mengalami penurunan. Kondisi ini dipicu oleh proses transformasi digital yang dilakukan perbankan.
Tentu ini akan berdampak pada tenaga kerja bank yang bekerja di kantor cabang. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso terdorong untuk melakukan inovasi. Para karyawan bank dari kantor cabang yang tutup bakal direlokasi sebagai penyuluh digital perbankan.
"Boleh jadi nanti ada penyuluh-penyuluh digital yaitu orang yang direalokasi dari kantor ke lapangan," kata Sunarso dalam Webinar Nasional bertajuk The Future of Digital Banking, Jakarta, Kamis (23/7).
Sebagai bank dengan target pasar pelaku UMKM, BRI ingin masyarakat mendapatkan edukasi tentang produk digital perbankan. Sehingga memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.
"Yang selama ini bekerja di kantor jadi ke lapangan untuk mendidik masyarakat, kan ini tidak masalah," kata Bos Bank BRI ini.
Sunarso mempersilakan para bankir berinovasi tentang produk digital. Sementara, edukasi masyarakat tentang digital perbankan menjadi pasar bank pelat merah ini.
"Makanya yang gini-gini (edukasi masyarakat) ke BRI saja, yang lain inves ke yang lain saja, kita saja yang inves di area ini," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tantangan selanjutnya yaitu rendahnya literasi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaKomisi XI Minta Anggota OJK Baru Mampu Perkuat Pengawasan
Baca SelengkapnyaMahendra Siregar memcermati dampak digital transformasi sektor keuangan di Indonesia apakah sebagai keberkahan atau kutukan.
Baca SelengkapnyaBank BTN melakukan substitusi layanan ke digital channel dengan menutup outlet dan KCP yang dinilai tidak produktif.
Baca SelengkapnyaAdanya pelaku UMKM yang mengajukan pinjaman melalui Fintech lending, disebabkan mereka yang selama ini belum dapat mengakses industri perbankan.
Baca SelengkapnyaOJK sedang menyusun rancangan peraturan OJK (RPJOK) terkait konglomerasi keuangan.
Baca SelengkapnyaJumlah ini tumbuh 12,11 prersen (YoY) dibanding periode yang sama tahun 2022, dengan volume transaksi sebesar 29,61 juta transaksi.
Baca SelengkapnyaNasabah KB Bukopin memiliki fleksibilitas untuk memilih cara yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Baca SelengkapnyaPengembangan Sistem Virtual Account (VA) dengan menggandeng SPE Solution menjadi salah satu upaya dalam memperkuat layanan keuangan digital.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi sebut hampir setengah penduduk Indonesia rentan jadi korban kejahatan dan penipuan digital.
Baca SelengkapnyaProduk dan layanan Bank DKI akan terus diperluas seiring dengan visi Bank DKI untuk mendukung pertumbuhan Jakarta.
Baca SelengkapnyaPesatnya teknologi digital saat ini membuat masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktivitas keuangan.
Baca Selengkapnya