OJK: Sudah saatnya BPR gencarkan penggunaan teknologi
Merdeka.com - Salah satu yang menandai pesatnya perkembangan di sektor jasa keuangan adalah hadirnya berbagai macam penyedia jasa keuangan berbasis teknologi. Hal ini tentu menjadi tantangan yang harus segera diatasi oleh penyedia jasa keuangan yang sudah ada sebelumnya, salah satunya Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Ketua OJK, Muliaman D Hadad mengatakan sudah saatnya BPR melakukan transformasi dengan cara meningkatkan pelayanan yang juga berbasis teknologi. Selain untuk menghadapi dunia jasa keuangan, penggunaan teknologi juga dapat memberikan pelayanan mumpuni kepada masyarakat dan turut mendorong naiknya inklusi keuangan di Indonesia.
"BPR ini industri besar. Punya jaringan yang luas di negeri ini dengan total aset Rp 115 triliun lebih, kita harapkan bisa membuka akses keuangan kepada masyarakat," ujarnya dalam Seminar Kajian Pengembangan Produk dan Layanan serta Strategi Branding BPR, di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Senin (10/7).
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana BRI mendorong digitalisasi finansial? Lewat kegiatan ini, BRI terus mendorong sosialisasi pemakaian QRIS BRI sebagai wujud edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat.
-
Apa itu perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia.
-
Bagaimana BPJS Ketenagakerjaan melakukan digitalisasi layanan? BPJS Ketenagakerjaan juga telah melakukan digitalisasi layanan yang memberikan dampak positif bagi peserta dan sejalan dengan prinsip sosial dan lingkungan (environment and social). Adanya inovasi teknologi elektronik 'know your customer' (e-KYC) pada aplikasi JMO mampu meningkatkan kecepatan proses pengajuan klaim, dari awalnya membutuhkan waktu 10-15 hari menjadi hanya 10-15 menit.
-
Apa peluang baru yang diciptakan oleh fintech? Selain itu, perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam industri keuangan, di mana fintech (teknologi keuangan) telah menciptakan peluang baru dan mengubah cara layanan keuangan disajikan.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
"Kita tingkatkan tentu dengan environment yang baru. Kita tambah konten teknologi sehingga bisa menyentuh dan memberi kemudahan kepada nasabahnya," katanya.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa penerapan teknologi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Menurut Muliaman, 86 persen BPR masih berada pada kategori Buku I, artinya memiliki modal di bawah Rp 15 miliar. Keadaan ini akan menjadi hambatan bagi bank tersebut melakukan belanja teknologi.
Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Joko Suyanto mengatakan pihaknya sudah menyiapkan beberapa skema agar BPR yang bermodal kecil tetap dapat menyerap teknologi. Dia menambahkan untuk menyisati kekurangan modal, maka BPR kecil dapat melakukan sinergi baik itu dengan provider IT, maupun dengan bank-bank lain.
"Ada berbagai pendekatan maka ada program sinergi. Jadi Capex dia tidak meningkat tapi Opex meningkat tanpa memengaruhi struktur permodalan. Tapi ada juga BPR yang buku III. Yang besar, punya kemampuan finansial, sehingga bisa melakukan belanja teknologi," jelas Joko.
Adapun beberapa tahap yang akan dilakukan dalam proses re-branding BPR, yaitu, pengenalan edukasi, implementasi, dan evaluasi serta pengembangan lebih lanjut.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi XI Minta Anggota OJK Baru Mampu Perkuat Pengawasan
Baca SelengkapnyaKini semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan perubahan peraturan yang menguntungkan yang dibawa oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca SelengkapnyaKolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat daya saing BPR dalam menghadapi perkembangan era digital.
Baca SelengkapnyaTantangan selanjutnya yaitu rendahnya literasi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaOJK melarang individu atau perseorangan untuk memiliki lebih dari satu BPR. Aturan ini bagian dari tata kelola bisnis BPR.
Baca SelengkapnyaDewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Baca SelengkapnyaPengajuan KPR secara online di Bank BTN sendiri angkanya mengalami peningkatan di atas 50 persen.
Baca SelengkapnyaAturan modal inti minimum ini efektif berlaku mulai Desember 2024.
Baca SelengkapnyaPay Later dinilai dapat memberikan manfaat yang optimal dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaKesulitan keuangan yang dihadapi BPR ataupun BPRS membuat OJK menyusun peta jalan agar tidak ada lagi masalah serupa di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaDian mengatakan OJK masih akan menutup sisa BPR yang bermasalah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPemilik saham mayoritas hanya diperbolehkan untuk mempunyai satu BPR ataupun BPRS.
Baca Selengkapnya