OJK Targetkan Inklusi Keuangan di 2024 Capai 90 persen
Merdeka.com - Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tirta Segara meyakini Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2020 dapat mendukung target keuangan inklusif sebesar 90 persen pada akhir 2024 sesuai arahan presiden.
Dia menjelaskan ada 4 alasan BIK 2020 sangat penting, pertama, pembangunan di segala bidang termasuk teknologi, infrastruktur, jaringan dan sebagainya yang sekarang ini sudah terpasang ke seluruh pelosok nusantara harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Tidak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat di daerah yang terpinggir, terdepan, maupun yang jauh di pedesaan harus dapat memperoleh akses keuangan, dan melakukan transaksi dengan cepat, aman, dan murah,” kata Tirta dalam Penutupan Bulan Inklusi Keuangan 2020, Kamis (5/11).
-
Mengapa OJK fokus pada literasi dan inklusi keuangan? 'Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada dua hal kalau dilihat dari aspek keuangan, yaitu literasi atau mengerti bagaimana harus memahami risiko, dan inklusi yaitu masyarakat harus mudah untuk berurusan dan mengakses lembaga jasa keuangan,' kata Dian, Sabtu (28/10) malam.
-
Apa yang dipastikan OJK mengenai sektor jasa keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kinerja sektor jasa keuangan sangat baik di tengah kondisi global yang penuh tantangan.
-
Bagaimana OJK ingin tingkatkan governansi di Sektor Jasa Keuangan? 'Penerapan manajemen risiko di Sektor Jasa Keuangan perlu bertransformasi dari compliance- driven menjadi terintegrasi pada proses bisnis sehingga dapat meningkatkan kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi sehingga tercipta ekosistem keuangan yang bersih dan sehat,' kata Sophia.
-
Bagaimana cara OJK meningkatkan literasi keuangan? OJK telah meluncurkan program Desaku Cakap Keuangan dan Sobat Sikapi Mahasiswa yang bertujuan untuk menjadi duta edukasi keuangan di masyarakat.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
Kedua, inklusi keuangan diyakini berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi meningkatnya inklusi keuangan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu meluasnya akses keuangan dapat mengurangi ketimpangan kesejahteraan masyarakat.
Peran inklusi keuangan yang ketiga, yakni utamanya pada saat pandemi covid-19 adalah mendorong proses pemulihan ekonomi nasional, diantaranya sebagai kelancaran pemberian financial support bagi seluruh lapisan masyarakat dan para pelaku UMKM, terutama yang sulit dijangkau oleh produk keuangan formal.
Literasi Keuangan
Keempat, inklusi keuangan disertai dengan tingkat literasi keuangan yang memadai akan mendukung ketahanan keuangan masyarakat dalam situasi dan kondisi apapun.
"Oleh karena itu OJK bersama dengan Kementerian lembaga terkait, dan lembaga jasa keuangan atau LJK kembali menyelenggarakan bulan inklusi keuangan yang kita laksanakan pada setiap bulan Oktober," ungkapnya.
Dirinya meyakini perluasan keuangan melalui BIK ini dapat menjadi salah satu upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi covid-19. Meskipun BIK tahun ini dilaksanakan secara virtual, namun tidak mengurangi esensi dan semangat inklusi keuangan.
"Bahkan kita memperoleh capaian yang melampaui target dan mampu menjangkau beragam lapisan masyarakat yang lebih luas," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK berkomitmen akan terus mengedukasi masyarakat mengenai sektor jasa keuangan pada berbagai aspek.
Baca SelengkapnyaOptimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaSedangkan indeks literasi keuangan syariah tercatat lebih rendah mencapai 39,11 persen dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.
Baca SelengkapnyaJumlah pengguna ITSK diproyeksikan meningkat pesat dari 277.887 menjadi 5 juta pengguna.
Baca SelengkapnyaDengan menggandeng banyak pihak di dunia keuangan digital, diharapkan bisa meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat.
Baca SelengkapnyaPeta Jalan ini akan menjadi pedoman bagi OJK, Lembaga Jasa Keuangan (LJK) serta seluruh pemangku kepentingan lainnya.
Baca SelengkapnyaMirza menyampaikan, kegiatan operasional OJK di 2025 terbagi dalam sembilan bidang. Antara lain, pengawasan sektor perbankan dengan anggaran sebesar Rp1,75 T.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat, tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih rendah.
Baca SelengkapnyaSecara prinsip, OJK mendukung sepenuhnya setiap upaya pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaOJK juga tengah menyusun cyber security guideline yang akan diterapkan di sektor IAKD, termasuk untuk aset kripto.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi aset kripto domestik mengalami peningkatan yang signifikan di sepanjang tahun 2024, yakni mencapai Rp426,69 triliun.
Baca Selengkapnyaindeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan terhadap produk dan layanan keuangan.
Baca Selengkapnya