OJK ungkap penyebab bank besar sering jadi sasaran kejahatan
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bank besar lebih sering jadi sasaran kejahatan perbankan. Salah satunya karena penggunaan electronic banking didominasi bank-bank besar yang masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III dan IV.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK Irwan Lubis tidak heran jika bank besar yang masuk BUKU III dan IV jadi sasaran. Sebab, bank-bank itu memiliki modal kuat. Karena itu, bank besar kerap jadi incaran pelaku kejahatan perbankan.
"BUKU I dan II sangat jarang, jadi yang sering bermasalah sama kejahatan e-banking adalah bank BUKU III dan IV," ujar dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (14/9).
-
Siapa bank pertama yang menggunakan ATM di Indonesia? Dalam buku berjudul Bank Strategy on Funding and Liability Management, seorang bankir BRI bernama Soetanto Hadinoto menulis inisiator pengadaan mesin ATM di Indonesia justru muncul dari bank-bank kecil di Bali, salah satunya Bank Dagang Bali (BDB) pada tahun 1984.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
-
Kenapa orang lebih pilih pinjol dibanding bank? Peningkatan ini tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga banyak orang yang beralih meminjam dana di fintech lending dibandingkan kredit di bank.
-
Apa yang dicuri dari bank? Suatu hari, tiba-tiba nasabah korporat datang ke salah satu bank di Amerika Serikat (AS). Ia melaporkan kehilangan uang. Tak tanggung-tanggung jumlahnya sampai USD 400.000.
-
Kenapa mesin ATM pertama di Indonesia dibuat? Dalam laporan Majalah Tempo, I Gusti Made Oka pendiri sekaligus Direktur Utama BDB menyampaikan pengadaan mesin ATM demi kepentingan nasabah agar tidak menghabiskan waktu di bank.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
Untuk meminimalisir kejahatan dalam electronic banking, bank besar harus menjaga kualitas teknologi yang digunakan. "Oleh karena itu penting untuk jaga kehandalan (IT) dari masing-masing bank," kata dia.
Untuk diketahui, frekuensi electronic banking meningkat mulai dari Rp 3,79 miliar tahun 2012. Kemudian meningkat Rp 4,73 miliar pada 2013 dan Rp 5,69 miliar pada 2014. Sementara volume penggunaan electronic banking meningkat dari Rp 4.441 triliun pada 2012 menjadi Rp 5.495 triliun pada 2013 dan meningkat lagi pada 2014 menjadi Rp 6.447 triliun. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tantangan selanjutnya yaitu rendahnya literasi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut menunjukan rentannya keamanan data institusi publik yang dikelola negara.
Baca SelengkapnyaPemblokiran rekening saja tidak cukup membantu pemberantasan judi online.
Baca SelengkapnyaOJK meminta bank menganalisa transaksi nasabah yang terindikasi melakukan transaksi judi online.
Baca SelengkapnyaModus operandi penipuan terkait keuangan ilegal juga semakin lama semakin canggih meskipun sektor jasa keuangan (SJK) terus melakukan inovasi.
Baca SelengkapnyaHal ini diungkapkan Satgas PASTI OJK berdasarkan hasil pengalaman di lapangan.
Baca SelengkapnyaBeberapa bank saat ini juga sudah di tahap pengembangan sistem deteksi pola transaksi judi online.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaOJK Blokir 5.000 Rekening Digunakan untuk Judi Online
Baca SelengkapnyaOJK memerintahkan kepada perbankan untuk melakukan pemblokiran rekening terkait judi online.
Baca SelengkapnyaAda ribuan rekening diduga terkait pinjol ilegal dan judi online.
Baca SelengkapnyaOJK juga meminta bank melakukan Enhance Due Diligence (EDD) atas nasabah yang terindikasi terkait transaksi judi online.
Baca Selengkapnya