Oktober 2019 Alami Inflasi Capai 0,02 Persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama bulan Oktober 2019 terjadi inflasi sebesar 0,02 persen. Sementara inflasi tahun kalender dari Januari-Oktober 2019 sebesar 2,22 persen, sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,13 persen.
Kepala BPS Suhariyanto, mengatakan berbagai komoditas secara umum menunjukkan kenaikan tipis sepanjang Oktober 2019. Sebagian besar komoditas yang menunjukkan kenaikan yakni di antaranya cabai rawit.
"Perkembangan harga berbagai komoditas pada Oktober 2019 mengalami kenaikan tipis sekali. Hasil pemantauan BPS di 82 kota inflasi di Oktober 2019 inflasi sebesar 0,02 persen," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (1/11).
-
Apa yang BPS infokan tentang Indonesia di bulan September 2024? 'Deflasi yang terjadi di bulan September 2024 ini lebih signifikan dibandingkan dengan bulan Agustus 2024, dan ini merupakan deflasi bulanan kelima yang terjadi sepanjang tahun 2024,' jelas Plt. Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, dalam siaran pers yang dirilis pada Selasa, 1 Oktober 2024.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Bagaimana deflasi dihitung oleh BPS? BPS mencatat bahwa pada bulan tersebut, terjadi deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan, yang menyebabkan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,06 di bulan Agustus 2024 menjadi 105,93 di bulan September 2024.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
Dari 82 kota di Indonesia, 43 kota mengalami inflasi sementara 39 kota mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,22 persen, sementara inflasi terendah terjadi di 3 wilayah yakni Pematangsiantar, Tual, dan Ternate 0,01 persen.
"Ada dua komoditas di Manado salah satunya cabai rawit. Dua komoditas pada bulan ini inflasi tertinggi ada di Manado," imbuhnya.
Sementara itu deflasi tertinggi terjadi di Balikpapan sebesar -0,69 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Palopo sebesar -0,01 persen.
Adapun capaian inflasi pada September masih berada di bawah target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 3,5 persen. BPS berharap kondisi yang sama akan terjadi hingga akhir tahun.
"Deflasi tersebut masih berada di bawah target pemerintah. Dengan angka ini inflasi terkendali tinggal 2 bulan lagi target inflasi tercapai," jelasnya.
Survei Bank Indonesia
Survei pemantauan harga Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi di bulan Oktober 2019 berada di kisaran angka 0,02 persen. Hal itu disampaikan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo saat ditemui usai shalat jumat di Mesjid BI, Jumat (4/10).
"Sampai minggu 1 Oktober kita perkirakan di bulan Oktober itu ada sedikit kenaikan harga tapi kecil, hanya 0,02 persen month to month (mtm)," kata Perry.
Sementara itu, secara tahunan atau year on year (yoy) inflasi pada bulan Oktober adalah 3,13 persen. Angka ini sedikit turun dari bulan sebelumnya yang 3,39 persen.
"Jadi kalau kita bandingkan di bulan September dari BPS terjadi deflasi minus 2,7 persen dan yoy nya adalah 3,39 persen," ujarnya.
Inflasi ini disumbang oleh kenaikan harga beberapa komoditi. Namun kenaikan tersebut relatif kecil. "Nah beberapa harga yang mengalami kenaikan relatif kecil yaitu adalah daging ayam 0,03 persen, tomat sayur 0,01 persen," ujarnya.
Sementara itu, untuk beberapa jenis cabai terpantau masih deflasi. Misalnya cabai merah deflasi 0,07 persen, kemudian cabai rawit deflasi 0,03 persen.
"Demikian juga bawang merah deflasi 0,02, ayam ras juga deflasi 0,03 persen. Jadi yang pertama saya sampaikan harga harga tetap terkendali sampai bulan ini dan Insya Allah akhir tahun akan sesuai perkiraan kita akan di bawah titik tengah sasaran di bawah 3,5 persen menunjukan inflasi yang terjaga dan terkendali," tutupnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan inflasi September 2023 tak lepas dari kenaikan harga beras dan kebijakan penyesuaian harga BBM.
Baca SelengkapnyaSecara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaLaju inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,51 persen.
Baca SelengkapnyaAngka ini masih berada dalam target pemerintah 1,5-3,5 persen. Sementara inflasi bulanan (month-to-month) pada Oktober 2024 sebesar 0,08 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi capaian inflasi tahunan (Year-on-Year) pada bulan September 2024 mencapai 1,84 persen.
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi tercatat sebesar 2,12 persen (yoy). Sedangkan, secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi 0,87 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaKementerian Perdagangan turut andil dalam penurunan laju inflasi di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSedangkan secara tahun kalender ataupun year to date (ytd) terjadi inflasi sebesar 0,74 persen.
Baca SelengkapnyaAngka inflasi bulan ini lebih rendah dari Maret 2024 sebesar 0,52 persen,
Baca SelengkapnyaDeflasi periode ini lebih dalam ketimbang Mei dan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kementerian/lembaga beserta kepala daerah terus berkolaborasi untuk menjaga level inflasi sesuai sasaran pemerintah.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada Juli 2023 lalu yang berada di level 3,08 persen (yoy).
Baca Selengkapnya