Oktober, Arab Saudi pangkas alokasi minyak mentah untuk pelanggan seluruh dunia
Merdeka.com - Arab Saudi akan mengurangi alokasi minyak mentah ke pelanggannya di seluruh dunia pada Oktober mendatang sebesar 350.000 barel per hari (bph).
Sumber industri yang akrab dengan kebijakan minyak Saudi mengatakan, pengurangan alokasi tersebut sejalan dengan komitmen Arab Saudi terhadap keputusan pengurangan pasokan yang dipimpin oleh OPEC, di mana negara-negara pengekspor minyak utama diharuskan memotong 486.000 barel per hari.
"Meskipun permintaan penyulingan lebih tinggi, keputusan dibuat untuk mempertahankan pemotongan," kata sumber tersebut kepada reuters.
-
Kenapa Arab Saudi melakukan embargo minyak? Ini adalah balasan bagi AS yang selama perang Yom Kippur terus menerus mengirimkan senjata ke Israel untuk melawan negara-negara Arab.
-
Siapa yang memimpin Arab Saudi saat embargo minyak terjadi? Embargo minyak dilakukan oleh Pemimpin Arab Saudi, Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud pada negara-negara pendukung Israel.
-
Apa yang disampaikan Menaker kepada PMI di Arab Saudi? Menteri Ketengakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah kembali menemui Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sela-sela kunjungan kerjanya di Arab Saudi. Kompetensi itu menjadi salah satu ukuran agar tenaga kerja kita bisa diterima di luar negeri,“ ucap Menaker di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (25/8) malam.
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
-
Siapa pemain kunci Arab Saudi? Salah satu andalan di skuad Arab Saudi saat ini adalah Mohamed Kanno. Kanno merupakan gelandang pengatur permainan The Green Falcons.
-
Siapa yang berhadapan dengan Arab Saudi? Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi pada matchday pertama Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Jumat (6/9) dini hari WIB.
Meskipun permintaan dan margin penyulingan 'sehat dan meningkat' di Asia, raksasa minyak milik negara Saudi Aramco akan memangkas pasokan ke wilayah konsumen minyak terbesar di dunia sebesar 1,8 juta barel pada Oktober, dengan pengurangan sebagian besar berdampak pada konsumen di Jepang. Demikian kata sumber tersebut dikutip dari Antara.
Pemotongan terdalam pada Oktober dilakukan pada perusahaan-perusahaan minyak utama, di mana pasokan dikurangi 225.000 barel per hari, sementara alokasi untuk pelanggan di Eropa turun 70.000 barel per hari. Indikasi awal menunjukkan bahwa ekspor ke Amerika Serikat pada Oktober akan lebih rendah dari 600.000 barel per hari.
Persediaan minyak di Amerika Serikat menurun dan mendekati rata-rata lima tahun mereka. Hal ini membawa persediaan minyak global turun ke rata-rata lima tahun mereka merupakan penanda penting OPEC dalam mengukur keberhasilan inisiatif tersebut.
OPEC bersama dengan Rusia dan negara-negara non-OPEC lainnya sepakat untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari dari 1 Januari sampai Maret 2018.
Kesepakatan untuk mengekang produksi mendorong harga minyak mentah di atas USD 58 dolar per barel pada Januari, namun sejak saat itu telah tergelincir kembali ke kisaran USD 50 sampai USD 54 karena usaha untuk menguras persediaan global telah memakan waktu lebih lama dari perkiraan.
Produksi yang meningkat dari produsen serpih AS telah mengimbangi dampak hambatan produksi, seperti halnya peningkatan produksi dari Libya dan Nigeria.
Arab Saudi memotong alokasi minyak mentah pada September setidaknya 520.000 barel per hari. Penurunan yang lebih rendah pada Oktober dibandingkan dengan bulan sebelumnya, karena berkurangnya permintaan minyak mentah dalam negeri yang membebaskan lebih banyak minyak untuk ekspor.
Para eksportir minyak utama akan menggunakan minyak mentah yang berkurang untuk dikonsumsi pada Oktober, namun tetap berkomitmen terhadap target produksi OPEC. Arab Saudi mengkonsumsi rata-rata 700.000 barel per hari selama bulan-bulan musim panas di pembangkit listriknya saat cuaca mencapai 50 derajat celcius.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSejumlah departemen di Kerajaan Arab Saudi harus ikat pinggang demi poryek-proyek ambisius.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaSelain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
Baca SelengkapnyaPHE siap mendukung pemerintah untuk mencapai target produksi minyak nasional tahun 2030 sebesar 1 juta Barel per hari.
Baca SelengkapnyaBahlil mengatakan bahwa penurunan ini didorong oleh rencana efisiensi penyaluran BBM bersubsidi tahun 2025 agar lebih tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca SelengkapnyaSKK Migas: Prioritas Produksi Minyak dan Gas Bumi untuk Kebutuhan Dalam Negeri
Baca SelengkapnyaSejak Kebijakan HGBT dijalankan pada 2020, terjadi kenaikan volume ekspor oleokimia sebanyak 3,87 juta ton pada 2020, lalu 4,19 juta ton pada 2021.
Baca SelengkapnyaMengingat salah satu negara importir minyak mentah terbesar di dunia yakni, Arab Saudi.
Baca Selengkapnya