Omicron Hingga Emisi Karbon Jadi Tantangan RI di 2022
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa masih terdapat segudang tantangan harus dihadapi Indonesia di tahun ini atau 2022. Pertama, adanya kemunculan varian baru omicorn terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Selain itu, Indonesia saat ini mempunyai pembiayaan proyek strategis yang jumlahnya cukup besar. Ini menjadi hal perlu dipikirkan bagaimana pembiayaannya terutama di sektor infrastruktur.
"Termasuk bagaimana kita menciptakan lapangan kerja," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, dalam Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2022, Senin (3/1).
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK dorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? 'Tujuan dari kegiatan ini untuk menyosialisasikan dan mengedukasi pada civitas academica dan stakeholder mengenai upaya peningkatan governansi dan integritas di lingkungan OJK maupun sektor jasa keuangan. Penerapan tata kelola yang baik merupakan salah satu fondasi dalam pelaksanaan sebuah bisnis. Implementasi konsep three lines model dapat mendukung terciptanya tata kelola yang baik serta ekosistem keuangan yang sehat dan berintegritas,' kata Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena dalam paparannya pada Kuliah Umum di Politeknik Negeri Batam, Kepulauan Riau, Selasa (29/8).
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK menjaga stabilitas sektor jasa keuangan? Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat. Selain itu, likuiditas industri keuangan juga sangat memadai dengan profil risiko yang manageable.
-
Bagaimana OJK ingin tingkatkan governansi di Sektor Jasa Keuangan? 'Penerapan manajemen risiko di Sektor Jasa Keuangan perlu bertransformasi dari compliance- driven menjadi terintegrasi pada proses bisnis sehingga dapat meningkatkan kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi sehingga tercipta ekosistem keuangan yang bersih dan sehat,' kata Sophia.
Ketiga, tantangan tidak boleh luput adalah normalisasi dari kebijakan negara maju. Terlebih, inflasi di berbagai negara-negara sudah meningkat. Keempat agenda global penurunan emisi karbon, di mana Indonesia sudah punya komitmen untuk itu.
Kemudian tantangan kelima adalah digitalisasi. Ini tidak bisa diabaikan ada yang harus ditangani. Terakhir kita perlu pikirkan adanya sumber pertumbuhan ekonomi baru. Karena penduduk Indonesia tambah banyak, akan tetapi kapasitasnya akan over.
"Ini bagaimana kita bisa hadapi itu ini sudah menjadi agenda indonesia di G20 sehingga pasar modal harus menjawab tantangan tantangan ini," kata Wimboh.
Strategi OJK Hadapi Tantangan
Meski demikian, OJK tetap optimis tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi dan diselesaikan dengan baik ke depan. Mengingat Indonesia punya modal besar untuk memanfaatkan ruang ke depan.
Untuk menjawab tantangan itu, OJK juga telah menyiapkan berbagai kebijakan prioritas di 2022. Pertama mempersiapkan operasionalisasi infrastruktur bursa karbon. Ini menjadi prioritas otoritas keuangan.
"Dan juga tentunya legalitas tentu itu akan segera kami siapkan," imbuhnya.
OJK di tahun ini juga akan memperluas basis emiten yang di antaranya bagaimana bisa melalui sekuritisasi dan pembiayaan proyek strategis. Di mana jumlah proyek strategis nasional cukup besar. Hingga 2024, diperkirakan akan mencapai Rp6.445 triliun
"Kami juga akan tetap mengakomodasi emiten yang berbasis teknologi yang di antaranya kita sudah keluarkan POJK tentang multiple voting share pada bulan Desember kemarin," jelasnya.
Basis emiten baru tersebut akan diikuti dengan literasi dan edukasi. Kemudian otoritas juga akan mendorong perluasan untuk basis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Dan kebijakan tersebut tidak akan efektif apabila tidak ada sinergi pemangku kepentingan, sehingga kami mengundang untuk kita bersama-sama mendukung," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaAda beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaOJK menggelar CEO Networking 2023 dengan tema 'Achieving Sustainable Growth through Cohesive Collaboration'.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaSalah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga menghadapi berbagai tantangan seperti, kekeringan panjang dan dunia yang penuh ketidakpastiaan.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut Indonesia saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang kuat
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaUntuk nilai transaksi aset kripto juga mengalami pertumbuhan dari Rp42,34 triliun per Juli 2024 menjadi Rp48 triliun pada Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaWapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca Selengkapnya