Operasi pasar tak ampuh tekan harga daging jadi Rp 80.000 per Kg
Merdeka.com - Kebijakan Operasi Pasar (OP) untuk menurunkan harga daging sapi menjadi Rp 80.000 per kilogram dinilai belum berhasil. Buktinya, harga daging sapi saat ini masih berkisar Rp 115.000-135.000 per kilogram.
Direktur Pengadaan Badan Urusan Logistik (Bulog), Wahyu mengatakan, niatan pemerintah menjual harga daging sapi di angka Rp 80.000 per kilogram belum diiringi dengan desain yang matang dalam pola tata niaga yang digulirkan, sehingga pada saat digelontorkan banyak pihak yang dirugikan.
"Namun bagaimana pun tugas kami tentu menyukseskan tugas pemerintah," katanya di Jakarta, Kamis (28/7).
-
Mengapa Pasar Pakelan sepi? 'Sudah bubar pasarnya. Tadi pagi ramai. Jam setengah 6 pagi sudah ramai di sini,' kata salah seorang pedagang di Pasar Pakelan.
-
Apa dampak dari kebijakan Kemendag di Pasar Tanah Abang? Kebijakan Kementerian Perdagangan memberi dampak signifikan bagi para pedagang fisik seperti di Tanah Abang ini. 'Selain laris, yang berbelanja sudah mulai ramai. Pembeli memang belum pulih seperti dulu, tetapi wajah penjual sudah mulai tersenyum. Kalau ditanya apakah sudah ada yang belanja, sebagian besar bilang sudah,'
-
Kenapa Pasar Dondong sepi pengunjung? Warga sekitar mengatakan, dahulu Pasar Dondong sempat ramai pengunjung. Bahkan baik penjual maupun pembeli selalu memadati jalanan untuk melakukan transaksi jual beli. Namun kondisi sekarang justru jadi sangat sepi. Tak ada yang tahu kenapa kondisi ini bisa terjadi.
-
Apa yang terjadi pada harga beras di Semarang? Di Pasar Simongan, Kota Semarang, harga beras jenis medium yang sebelumnya dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram kini dijual dengan harga Rp13.500.
-
Kenapa harga rumah di Jakarta stagnan? Ada sejumlah alasan Jakarta mencatatkan stagnasi harga dibandingkan kota lainnya di Jabodetabek. Pertama, Jakarta merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi dan bisnis terbesar di Indonesia sehingga memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.Kedua, pengembangan properti di Jakarta pun telah tersaturasi sehingga tidak lagi banyak pengembangan di Jakarta, terutama untuk sektor perumahan.
-
Mengapa harga anak kambing berbeda? Ada beragam faktor yang memengaruhi perbedaan harga anak kambing setiap tahunnya. Salah satu faktor penentu dari perbedaan harga anak kambing tersebut ialah berdasarkan jenisnya yang berbeda-beda.
Menurut Wahyu, persoalan mahalnya harga daging sapi bukan semata kenaikan permintaan, pemerintah baru memikirkan jangka pendek bagaimana menurunkan harga daging sapi secepat mungkin dengan OP, namun tidak memperhitungkan dampaknya buat elemen lain seperti petani, peternak, feedloter hingga masyarakat.
"Harusnya dengan OP itu tidak bisa menghilangkan peran feedloter, peran peternak, namun justru mereka harus tetap tumbuh bersama," kata dia.
Selama Ramadan dan Lebaran tahun ini, Bulog mendapat mandat untuk menyalurkan daging sapi murah dikisaran harga Rp 80.000 sebanyak 10.000 ton hingga akhir tahun ini, namun dalam realisasinya akibat minimnya pasokan, hanya sekitar 3.000 ton yang berhasil disalurkan.
"Kami hanya seminggu sebelum puasa mendapatkan tugas itu, awalnya PT Berdikari yang ditugaskan, namun dalam perjalanannya daging tidak kunjung tiba, sehingga pemerintah menujuk Bulog menjelang puasa untuk impor dari Australia, New Zeland dan lainnya," ujarnya.
Wahyu mengakui, selama OP berlangsung Bulog tidak mengambil keuntungan sama sekali, sebab pola usaha yang dilakukan Bulog menggunakan skim usaha komersial atau sama dengan sistem pembelian perusahaan lainnya. "Kami membeli saja harga daging dikisaran Rp 78.000, dan menjual Rp 80.000, itu termasuk di luar daerah seperti Lampung, Medan, Palembang dan lainnya padahal kami mengirimkan menggunakan pesawat," kata dia.
Direktur Utama PD Dharma Jaya, Marina Ratna Dwi Kusumajati menambahkan, pelaksanaan operasi pasar yang dilakukan pemerintah tidak memberikan dampak yang signifikan dalam menurunkan harga. Sebab dalam kenyataannya tidak banyak masyarakat yang membeli daging beku dari impor tersebut. "Sampai tanggal 30 Juni kami hanya bisa (menjual) 140 ton, sebab yang 60 (ton) baru datang setelah Lebaran, kenapa kami sampaikan agar kita tahu semua," ujarnya.
Selama OP berlangsung, lembaganya hanya menjual harga daging di kisaran Rp 85.000-89.000 per kilogram atau lebih tinggi dibanding harga Rp 80.000 yang diharapkan pemerintah. Namun hal itu tidak menimbulkan persoalan dari pemerintah.
"Itu bukti bahwa Pak Jokowi mau menerima penjelasan memang harga daging selayaknya segitu," ujarnya.
Pengamat Peternakan, Rochadi Tawaf mengakui, pelaksanaan OP yang dilakukan pemerintah belum membuahkan hasil. Pengajar Peternakan Universitas Padjajaran Bandung ini menilai, keinginan Presiden Jokowi untuk menjual daging seharga Rp 80.000 tidak diimbangi gran desain yang matang di lapangan.
"Pemerintah menganggap data suplai tidak benar, data demand tidak benar, sementara yang ada hanya harga, sehingga harga inilah yang menjadi patokan ketimpangan suplai demand."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komoditas daging ayam broiler mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaHarga bawang merah yang sempat meroket tajam mulai turun sejak tanggal 28 April 2024.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang melihat ketersediaan stok bawang merah yang berada di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca SelengkapnyaEstimasi ini tidak mempertimbangkan efek kumulatif, di mana ketika PPN naik, maka pembentuk harga barang jasa juga akan mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaHarga cabai rawit merah di pasar tersebut mengalami lonjakan dari Rp.65.000 per kilogram menjadi Rp.85.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaKomoditas yang masih tinggi adalah daging ayam dan telur.
Baca SelengkapnyaTeten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaOmzet pedagang beras di sejumlah pasar di Garut, Jawa Barat, diketahui mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai harga cabai rawit sebesar Rp23.000 per kg di pasar Malangjiwan di Karanganyar, Jawa Tengah terlampau murah.
Baca Selengkapnya