Operasi PLTU dan PLTA meningkat, konsumsi gas PLN menurun 150 MMSCFD
Merdeka.com - Kepala Divisi Monetisasi Minyak dan Gas Bumi, SKK Migas, Waras Budi Santosa mengatakan, sejak tahun 2016 konsumsi gas PLN untuk menggerakkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) mengalami penurunan mencapai 150 MMSCFD.
"PLN itu sekitar 150 MMSCFD yang tidak terserap tahun kemarin sama tahun ini, dan paling banyak tahun ini mulai kelihatannya," kata Waras, saat menghadiri The 42nd IPA Convention and Exhibition 2018 di Jakarta, Jumat (4/5).
Menurut Waras, penurunan penyerapan gas PLN diakibatkan pengurangan pengoperasian pembangkit berbasis gas, kemudian perannya digantikan dengan pembangkit yang biaya produksinya lebih rendah, seperti PLTU dan PLTA yang mulai beroperasi.
-
Apa saja yang PLN lakukan untuk transisi energi? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Mengapa PLN butuh investasi besar untuk nol emisi? PT PLN (Persero) membutuhkan investasi lebih dari USD700 miliar atau setara dengan Rp11.323 triliun untuk mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emisi) pada 2060.
-
Bagaimana PLN meningkatkan pendapatan? Peningkatan laba bersih PLN ini ditopang semakin tumbuhnya penjualan listrik yang mencapai 6,3% atau total 273,8 Terawatt hour (TWh) sehingga berdampak pada kenaikan pendapatan penjualan listrik hingga 7,7% dari Rp288,8 triliun di 2021 menjadi Rp311,1 triliun di 2022.
-
Kenapa PLN penting dalam transisi energi? PLN memegang peranan penting dalam menjalankan agenda transisi energi. Pembangunan pembangkit EBT yang makin digenjot, penguatan jaringan distribusi dan transmisi serta langkah dekarbonisasi merupakan serangkaian proyek transisi energi yang membutuhkan keterlibatan banyak pihak,“ imbuh Darmawan.
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Kenapa PLN kolaborasi untuk transisi energi? Kolaborasi dalam transisi energi adalah kunci penting menyeimbangkan trilema energi, yaitu security, affordability, dan sustainability.
"Karena mereka dapat pembangkit-pembangkit yang murah, batu bara sama air, dia mengurangi penyerapannya," ujar Waras.
Selain itu, pengurangan pengoperasian PLTG juga disebabkan oleh menurunnya konsumsi listrik. Kondisi ini telah ditunjukkan dengan adanya revisi target pertumbuhan konsumsi listri dari 8,3 persen menjadi 6,2 persen yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
"Salah satunya karena growthnya itu kan diturunin 8,3 jadi 6,2 di RUPTL. Realisasi penyerapan listriknya juga turun kan," tuturnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun telah mengantisipasi penurunan konsumsi gas untuk pembangkit, dengan menyesuaikan alokasi gas untuk kelistrikan, berupa memberi kelonggaran ke produsen gas untuk mengalihkan pasokan gas ke sektor lain.
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengatakan, pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) alami penyesuaian dengan pertumbuhan konsumsi listrik. Ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018 -2027. Oleh karena itu, gas yang sudah dialokasikan juga harus disesuaikan.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PLN tengah fokus dalam pengurangan penyediaan listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca SelengkapnyaMedco Energi Bangkanai Limited dapat melakukan pengurangan emisi CO2 sebanyak 2.708 tCO2e/tahun.
Baca SelengkapnyaDalam skema transisi energi itu, PLN pun memiliki perhatian pada sisi hilir alias pola konsumsi energi.
Baca SelengkapnyaPT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaEnergi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM melakukan uji coba untuk membandingkan efisiensi motor berbahan bakar minyak atau listrik.
Baca SelengkapnyaJumlah realisasi penyaluran gas pada 2024 turun dibandingkan 2022 dan 2023, yang masih mencapai 850 MMSCFD.
Baca SelengkapnyaPLTU Adipala terus berinovasi menjadi PLTU, yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakarnya.
Baca SelengkapnyaStrategi PLN untuk mencapai net zero emission 2060, terbagi menjadi beberapa tahap.
Baca SelengkapnyaHidrogen hijau sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang 4 kali lebih murah dari Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaPLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
Baca Selengkapnya