Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Operasional organisasi CPO Indonesia-Malaysia selangkah lagi

Operasional organisasi CPO Indonesia-Malaysia selangkah lagi

Merdeka.com - Indonesia dan Malaysia telah sepakat membentuk Council Palm Oil Producing Country (CPOPC). Organisasi tersebut bertujuan meningkatkan pemanfaatan kelapa sawit dan produk turunannya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli mengatakan, operasional Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit tersebut tinggal selangkah lagi setelah bertemu dengan menteri baru Malaysia.

"Dampaknya sangat positif. Pasca pembentukan CPOPC harga crude palm oil sudah meningkat lebih dari USD 100 per ton. Sementara harga komoditas lainnya belum meningkat. Hal itu dikarenakan Indonesia dan Malaysia jika bergabung mampu menguasai pasar CPO dunia hingga 85 persen," kata Rizal Ramli di Jakarta, Rabu (27/7).

Bagi Indonesia, pembentukan CPOPC ini menjadi langkah positif dan ditanggapi dengan serius oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2016 Pengesahan Charter Of The Establishment Of The Council Of Palm Oil Producing Countries/CPOPC (Piagam Pembentukan Dewan Negara-Negara Produsen Minyak Sawit).

Rizal mengaku di bidang CPO, Indonesia tidak berkompetisi dengan Malaysia melainkan bekerjasama karena kedua negara percaya melalui kerja sama ini dapat mengendalikan pasar CPO dunia.

"Ini hanya satu kali pertemuan lagi antara menteri baru Malaysia dan kami. Setelah itu organisasinya akan mulai betul-betul operasional. Kami menginginkan agar supaya Malaysia dan Indonesia semakin bekerjasama tidak hanya dalam bidang CPO tapi juga bidang lainnya," ujarnya.

Rizal mendesak Pemerintah Malaysia untuk mempercepat realisasi operasional CPOPC itu. "Kita tidak ingin kehilangan waktu lagi. Harus ada urgensi dari semua pihak yang terlibat, karena kita menghadapi banyak tantangan di industri kelapa sawit," tegas dia.

Organisasi CPOPC nantinya akan memiliki sekretariat yang diputuskan berada di Indonesia. Keberadaan secretariat ini penting karena ada tim manajemen, agar koordinasi strategis dalam peningkatan produktifitas CPO dan koordinasi dalam menghadapi dunia internasional dapat mudah dan cepat diatasi.

"Karena organisasi ini gabungan tentu dari segi modal akan ditanggung bersama dan personel akan diisi oleh eksekutif dari Indonesia dan Malaysia," tambahnya.

Untuk mempercepat realisasi itu, Rizal berharap isu ini dapat dibahas dan ditindaklanjuti ketika Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Najib mengunjungi Jakarta pada akhir bulan Juli ini untuk menghadiri Forum Dunia Ekonomi Islamic yang rencananya berlangsung dari tanggal 1 Agustus sampai 4 Agustus 2016.

"Saya ingin menekankan kembali kepada beliau bahwa Indonesia tetap berkomitmen dan serius. Kami juga berharap bahwa Malaysia akan memiliki sikap yang sama," kata Rizal.

Sebelumnya, Rizal Ramli mengatakan bahwa kedua negara sepakat kelapa sawit merupakan komoditas strategis. Untuk itu, perlu kebijakan jangka panjang untuk menjaga komoditas tersebut tidak bernasib seperti gula yang saat ini harus impor.

"Kenapa dari segi penciptaan lapangan pekerjaan, dari segi pendapatan devisa, peningkatan kesejahteraan 50 persen petani sawit adalah petani kecil," kata dia.

Dia menambahkan kedua negara sepakat melakukan harmonisasi standar. Kemudian, memperbaiki kualitas pengembangan kelapa sawit.

"Keempat memperbaiki research palm oil untuk tingkatkan nilai tambahnya. Kita juga akan mendukung untuk membangun green economic zone untuk beri nilai tambah dan produk turunan palm oil," pungkas dia.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bursa CPO Resmi Diluncurkan, Harga Kelapa Sawit Indonesia Tak Lagi Diatur Asing
Bursa CPO Resmi Diluncurkan, Harga Kelapa Sawit Indonesia Tak Lagi Diatur Asing

Nantinya harga CPO tidak lagi berpacu pada harga acuan yang ditetapkan oleh bursa CPO Rotterdam dan Malaysia.

Baca Selengkapnya
Setelah CPO, Pemerintah Bakal Bikin Bursa Komoditas Ekspor Lain
Setelah CPO, Pemerintah Bakal Bikin Bursa Komoditas Ekspor Lain

Selain Bursa CPO, akan ada komoditas lain untuk masuk ke perdagangan di antaranya, nikel, kakao, karet hingga kopi.

Baca Selengkapnya
Ini yang Bakal Terjadi Jika Pemerintah Ngotot Terapkan B50 Sawit
Ini yang Bakal Terjadi Jika Pemerintah Ngotot Terapkan B50 Sawit

Implementasi B50 peluang baik bagi Indonesia, namun memiliki konsekuensi ekonomi yang juga besar.

Baca Selengkapnya
Harga Jual CPO Naik, Pendapatan PT Teladan Prima Argo Ikut Terkerek
Harga Jual CPO Naik, Pendapatan PT Teladan Prima Argo Ikut Terkerek

Rata-rata harga CPO sampai dengan akhir September 2024 sebesar Rp11.755 per kg.

Baca Selengkapnya
Dukung Kebijakan B50 Prabowo, Pemerintah Bakal Setop Ekspor CPO ke Eropa
Dukung Kebijakan B50 Prabowo, Pemerintah Bakal Setop Ekspor CPO ke Eropa

Rencana penyetopan ekspor CPO dan produk turunannya dikarenakan polemik yang tak kunjung usai antara Indonesia dan Uni Eropa.

Baca Selengkapnya
Bentuk Subholding PalmCo dan SupportingCo , PTPN III Ingin Indonesia Lepas Jeratan Impor Pangan
Bentuk Subholding PalmCo dan SupportingCo , PTPN III Ingin Indonesia Lepas Jeratan Impor Pangan

Pembentukan subholding dilakukan dalam rangka antara lain untuk akselerasi sinergitas, optimalisasi sumber daya lebih mudah diintegrasikan.

Baca Selengkapnya
Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak per Hari, Blok Migas RI Butuh Bantuan Asing
Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak per Hari, Blok Migas RI Butuh Bantuan Asing

Selain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.

Baca Selengkapnya
Berkah Holding, PTPN III Bisa Tutup Kerugian Selama 5 tahun Terakhir
Berkah Holding, PTPN III Bisa Tutup Kerugian Selama 5 tahun Terakhir

PTPN Group terus melakukan transformasi secara berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Airlangga Pastikan Program B40 di 2024 Bisa Hemat Devisa hingga Rp404 Triliun
Airlangga Pastikan Program B40 di 2024 Bisa Hemat Devisa hingga Rp404 Triliun

Sebagai informasi, B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebesar 40 persen.

Baca Selengkapnya
PTPN IV Kapalkan 14.500 Ton CPO, Sumbang Devisa Rp210 Miliar
PTPN IV Kapalkan 14.500 Ton CPO, Sumbang Devisa Rp210 Miliar

Melalui kegiatan ekspor CPO tersebut, perusahaan berhasil menyumbangkan devisa bagi negara mencapai USD 13,15 juta.

Baca Selengkapnya
Harga Referensi CPO Periode September Naik
Harga Referensi CPO Periode September Naik

Penetapan HR CPO berasal dari rata-rata harga selama periode 25 Juli—24 Agustus 2024 .

Baca Selengkapnya
Industri Petrokimia Bernilai Rp59 Triliun di Cilegon akan Produksi Komersial pada Maret 2025
Industri Petrokimia Bernilai Rp59 Triliun di Cilegon akan Produksi Komersial pada Maret 2025

Proyek PT LCI mencakup pembangunan fasilitas petrokimia untuk memproduksi polypropylene serta produk hilir lainnya seperti butadiene, dan BTX.

Baca Selengkapnya