Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Otomatisasi Robot Solusi Tingkatkan Industri Manufaktur RI di Tengah Kemerosotan

Otomatisasi Robot Solusi Tingkatkan Industri Manufaktur RI di Tengah Kemerosotan Otomatisasi Robot. istimewa ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Perusahaan teknologi robot kolaboratif (Cobots) yang berbasis di Denmark, Universal Robots mengingatkan pemerintah untuk mempercepat pengadopsian otomatisasi robot di perusahaan manufaktur. Ini diperlukan agar Indonesia tetap mampu menjadi negara yang kompetitif dan efisien saat menghadapi masa ekonomi yang sedang sulit.

Saat ini kondisi pasar sedang fluktuatif karena muncul gangguan bertubi-tubi. Meningkatkan otomatisasi untuk mengoptimalkan produksi adalah tantangan yang akan selalu ada. Perusahaan pun menawarkan jenis robot baru, yang dinamakan 'robot kolaboratif' bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara sistem perakitan manual dan sistem manufaktur otomatis.

Universal Robots menyoroti bahwa Cobot ini berpotensi meningkatkan produktivitas bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya di sektor manufaktur hingga 30 persen.

Kepala Universal Robot Asia Tenggara & Oseania, Darrell Adams mengatakan bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, yang berevolusi dari negara petani tradisional, menjadi negara yang sekarang ini sangat menganut teknologi, manufaktur, dan jasa. Dengan pemerintah mendorong implementasi transformasi Industri 4.0, yang meliputi peningkatan tenaga kerja dan adopsi teknologi oleh perusahaan, otomatisasi dengan Cobot tentunya merupakan inovasi yang dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia.

"Munculnya Cobot akan menjadi perpaduan baik yang bertahap, sebuah sinergi yang harmonis antara manusia dan mesin di Indonesia, dan memungkinkan lebih banyak lagi industri yang akan merangkul otomatisasi, tanpa meninggalkan tenaga manusia di belakang. Dengan bantuan Cobot, produsen lokal dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi dan peningkatan produktivitas yang baik dan cepat," katanya dikutip keterangan resmi perusahaan di Jakarta, Kami (14/5).

Adams menjelaskan, bahwa Cobot dapat dengan mudah diprogram ulang untuk menyelesaikan tugas-tugas baru, guna memenuhi tuntutan produksi jangka pendek, yang dihadapi oleh perusahaan, dan setelah itu, disesuaikan dengan pemrosesan yang lebih maju dalam ukuran batch yang lebih kecil. Adopsi Cobot dapat membantu memperluas kontribusi sektor manufaktur, ekonomi dan meningkatkan inovasi serta kapasitas untuk usaha kecil dan menengah.

Menurut Universal Robots, perusahaan yang telah menempuh jalur otomatisasi telah berhasil meningkatkan produksi sebanyak 300 persen, sambil mengurangi cacat produksi sebesar 90 persen dan meningkatkan laba sebesar 20 persen.

"Tempat kerja di masa depan akan dijalankan oleh pekerja yang terampil yang dibantu oleh perangkat cerdas. Cobots membantu mengotomatisasi dan merampingkan proses yang berulang dan yang kemungkinan berpotensi tidak aman, sehingga memastikan lingkungan kerja menjadi aman, sekaligus meningkatkan produktivitas dan efisiensi," kata Adams.

Tawarkan Robot Lengan

Universal Robots menawarkan lengan robot kolaboratif yang sederhana, fleksibel, dan terjangkau - UR3, UR5, UR10, dan UR16e, yang dinamai berdasarkan muatan kilogram. Dengan sistem yang fleksibel hingga lebih kurang 360 derajat rotasi tangan, semua sambungan memungkinkan untuk penggunaan di ruang terbatas. Cobot ini bisa dipasang di lantai, langit-langit, dan di dinding, sesuai kebutuhan. Alih-alih membutuhkan programmer yang terampil, Cobot datang dengan interface layar sentuh seukuran perangkat tablet, di mana pengguna memandu lengan robot hanya dengan menunjukkan gerakan di layarnya saja.

Pelanggan Universal Robots biasanya melihat ROI pada tahun pertama. Ini adalah kasus yang waktu itu terjadi di Benchmark Electronics, penyedia solusi rekayasa, manufaktur, dan solusi teknologi global yang berbasis di AS, untuk OEM (produsen peralatan asli), di mana perusahaan telah berhasil menempatkan enam robot industri Universal Robots dalam perakitan dan proses pengujian di Korat, lini operasinya di Thailand.

"Melalui Cobots dari Universal Robots, kami dapat melihat konsistensi besar dalam kemampuannya menyajikan output produksi dan meminimalisirkan kesalahan fatal manusia. Kami telah berhasil meningkatkan efisiensi operasional sebesar 25 persen dan menghemat ruang produksi sebesar 10 persen. Ini akan bagus untuk peluang bisnis baru. Kami berharap untuk dapat mencapai ROI dalam waktu 18 bulan," kata Boonlert Aukkarapichata, Direktur Operasi di Benchmark Thailand.

Dia menambahkan bahwa, operator-operator dewasa ini telah dilatih dan dipindahkan kepada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang lebih tinggi, yang melibatkan proses perakitan yang rumit, mengikuti integrasi Cobot dalam proses produksi.

Cobot sekarang menjadi segmen otomatisasi industri yang memiliki pertumbuhan tercepat, dengan pendapatan tahunan yang diperkirakan akan mencapai USD11,8 miliar pada tahun 2030, naik dari USD1,9 miliar pada tahun 2018, menurut ABI Research.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Pengakuan Sri Mulyani, Indonesia Telah Jadi Korban Kekacauan Dunia Disorot Jokowi
VIDEO: Pengakuan Sri Mulyani, Indonesia Telah Jadi Korban Kekacauan Dunia Disorot Jokowi

Kekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah

Baca Selengkapnya
Industri Otomotif Indonesia Mulai Pakai AI, Mobil Jepang hingga Korea
Industri Otomotif Indonesia Mulai Pakai AI, Mobil Jepang hingga Korea

Bak kendaraan masa depan, mobil-mobil sekarang sudah mulai menggunakan AI

Baca Selengkapnya
Survei: 58 Persen Perusahaan Indonesia Manfaatkan Teknologi Manajemen Rantai Pasok, Apa Untungnya?
Survei: 58 Persen Perusahaan Indonesia Manfaatkan Teknologi Manajemen Rantai Pasok, Apa Untungnya?

Tren digitalisasi manajemen rantai pasok akan terus bertumbuh karena transformasi digital telah menjadi bagian dari perencanaan strategi jangka panjang.

Baca Selengkapnya
Mengintip Kondisi Industri Udang Indonesia dan Peluang di 2024
Mengintip Kondisi Industri Udang Indonesia dan Peluang di 2024

Dari sudut pandang bisnis, ongkos produksi udang di Indonesia masih cukup tinggi.

Baca Selengkapnya
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Jokowi Wanti-Wanti Perusahaan Lebih Pilih Rekrut Pekerja Lepas
Jokowi Wanti-Wanti Perusahaan Lebih Pilih Rekrut Pekerja Lepas

Gig economy bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri.

Baca Selengkapnya
Sektor Ritel Wajib Waspada 5 Tantangan Ini
Sektor Ritel Wajib Waspada 5 Tantangan Ini

Peningkatan Indeks Keyakinan konsumen tersebut, menunjukkan kepercayaan konsumen yang lebih tinggi terhadap kondisi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara

PHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.

Baca Selengkapnya
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024

Data BPS menunjukkan kinerja industri tekstil menurun seiring dengan adanya PHK massal sektor tersebut.

Baca Selengkapnya
15 Faktor Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
15 Faktor Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia

Ketidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.

Baca Selengkapnya
Ini Dia Keuntungan Menggunakan Kecerdasan Buatan dalam Menjalankan Bisnis
Ini Dia Keuntungan Menggunakan Kecerdasan Buatan dalam Menjalankan Bisnis

Bisnis di dunia kini berlomba-lomba untuk mengadopsi AI demi menguatkan kinerja mereka.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Kuasai Industri 4.0 Agar Masuk 10 Besar Ekonomi Terbesar Dunia
Indonesia Harus Kuasai Industri 4.0 Agar Masuk 10 Besar Ekonomi Terbesar Dunia

Perusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk bidang manufaktur.

Baca Selengkapnya