Pabrik Baterai Lithium Dibangun di Morowali, Pemerintah Mulai Hitung Potensi Pasar
Merdeka.com - Pabrik baterai lithium dengan bahan dasar nikel akan segera dibangun di Morowali. Peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan pabrik akan dilakukan pada 11 Januari 2019 dengan investasi awal bernilai USD 700 juta.
Sejumlah investor asing yang bekerjasama dengan Indonesia dalam pendirian pabrik ini antara lain GEM (perusahaan daur ulang baterai), Tsingshin Group, CATL (perusahaan baterai terbesar di Cina) dan Hanwa (perusahaan Jepang). Sementara investor dari Indonesia ialah Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, saat ini pemerintah tengah mengkaji potensi pasar dan komposisi produksi di pabrik tersebut.
-
Dimana pabrik itu akan dibangun? Arkeolog di Jepang menemukan timbunan sekitar 100.000 koin di Kota Maebashi, sekitar 100 kilometer barat laut Tokyo.
-
Kapan kebutuhan nikel untuk baterai kendaraan listrik akan mencapai puncaknya? Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat, dan pada tahun 2030 kebutuhan nikel untuk industri baterai sebesar 1.260 kt atau sekitar 26% konsumsi nikel global,' Toto melanjutkan
-
Kenapa permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik meningkat? 'Dengan komitmen global untuk mengurangi emisi dan mengadopsi kendaraan listrik, permintaan untuk baterai EV akan terus meningkat, yang pada gilirannya akan mendorong permintaan terhadap nikel,' ujar Toto.
-
Kapan proyek ini dimulai? Proses penghidupan kembali quagga ini dilakukan melalui The Quagga Project, yang dimulai pada 1987.
-
Apa peran nikel untuk baterai kendaraan listrik? 'Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, memainkan peran kunci dalam menyediakan nikel berkualitas yang dibutuhkan untuk pembuatan baterai lithium-ion, yang merupakan komponen vital untuk baterai kendaraan listrik. Nikel meningkatkan densitas energi baterai yang sangat penting untuk meningkatkan jangkauan dan efisiensi EV,'
-
Dimana baterai berlian nuklir dibuat? Baterai ini dibangun di atas rig deposisi plasma dekat Abingdon, Oxfordshire, Inggris oleh tim dari Universitas Bristol dan Otoritas Energi Atom Inggris (UKAEA).
"Sekarang kita bilang kamu boleh investasi, marketnya lagi kami hitung berapa yang dalam negeri dan berapa yang ekspor. Jadi nanti baterai mobil, motor, baterai untuk solar panel dan kita akan menjadi pemain global. Jadi kita akan atur," kata dia, di Kantornya, Jakarta, Kamis (6/12).
Ini perlu dilakukan agar produksi dapat terserap dan tepat guna. Selain itu tentu agar ada diverifikasi produk yang dihasilkan oleh pabrik dengan total nilai investasi USD 4,3 miliar tersebut.
"Jadi tidak lagi nikel jadi stainless steel. Kita hitung sekarang oleh tim. Berapa persen yang mau kita bikin stainless steel, berapa yang jadi lithium battery, karena sebagai alternatif energi," jelas dia.
Diketahui, investasi ditanamkan untuk membangun nickel smelting yang dapat memproduksi 50 ribu ton per tahun. Selain itu, akan dibangun pula nickel hydroxites dan cobalt smelting dengan kapasitas produksi sebesar 4 ribu ton per tahun. Indonesia diharapkan menjadi pemimpin terkait lithium baterai di dunia.
"Sangat bisa diekspor. Kan kita tidak bisa gigit (gunakan) semua itu," tegas mantan Kepala Staf Kepresidenan ini.
Luhut mengklaim bahwa kehadiran pabrik baterai lithium ini akan sangat berguna bagi sektor kelistrikan. Sebab baterai yang dihasilkan memiliki banyak manfaat.
"Kalau itu jadi sekarang (pengembangan)mobil listrik jadi lebih gampang. Solar panel kalau malam tidak bisa berfungsi. Sekarang sudah disimpan dengan baterai lithium ini sudah bisa. Ini juga bisa di-recycle," imbuhnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah itu naik USD 3,16 miliar lebih atau sekitar Rp50,87 triliun dibandingkan pemasukan investasi di periode 2015-2023.
Baca SelengkapnyaProses pembangunan pabrik dalam waktu 10 bulan pascapenandatanganan perjanjian kerja sama di Beijing, China, Oktober 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaSmelter Nikel Matte PT MMP dibangun di atas lahan seluas 22,75 ha di lokasi Site Kariangau, Balikpapan Barat.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi pabrik ini dibangun begitu cepat
Baca SelengkapnyaBTR telah merampungkan pabrik tahap pertama di KEK Kendal dalam waktu 10 bulan dan saat ini menjadi pabrik anoda terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaPabrik tersebut merupakan bagian dari pembangunan ekosistem besar kendaraan listrik (EV) yang digaungkan pemerintah
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi peresmian pabrik tersebut sebagai langkah penting dalam mewujudkan ekosistem kendaraan listrik
Baca SelengkapnyaPabrik Bahan Anoda Baterai Litium PT Indonesia BTR New Energy Material berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPermintaan global untuk kendaraan listrik tumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca SelengkapnyaHadirnya pabrik katoda LG di Batang menjadi integrasi pembangunan hulu dan hilir ekosistem baterai kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga telah membangun industri daur ulang baterai motor listrik dan mobil listrik di Morowali.
Baca SelengkapnyaPusat Baterai EV Indonesia Bakal Dibangun di Morowali
Baca Selengkapnya