Padang Bisa Jadi Contoh Penerapan BBM Ramah Lingkungan
Merdeka.com - Guru Besar Universitas Andalas Padang, Profesor Niki Lukviarman menilai bahwa kesadaran masyarakat Padang menggunakan bahan bakar ramah lingkungan dapat dicontoh kota-kota besar lain di Indonesia.
"Harapan saya, bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Kalau masyarakat Padang yang kritis bisa beralih memakai BBM ramah lingkungan, seharusnya kota lain bisa. Begitu pula dengan Medan, Makassar, dan Manado, mudah-mudahan sukses juga,” katanya dikutip dari Antara, Senin (22/2).
Saat ini, menurut dia, masyarakat Kota Padang sudah meninggalkan Premium dan beralih menuju BBM dengan RON lebih tinggi, baik Pertalite, maupun seri Pertamax.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan kualitas BBM? Pertamax Green 92 merupakan bagian dari Program Langit Biru yang dilakukan oleh Pertamina untuk meningkatkan kualitas BBM di Indonesia sesuai dengan standar internasional dan ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Apa jenis BBM yang disalurkan Pertamina? PT Pertamina Patra Niaga selaku anak usaha Pertamina menegaskan masih terus menyalurkan BBM jenis Pertalite (RON 90) kepada masyarakat, sesuai kuota tahun 2024 yang ditetapkan Pemerintah.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa konsumsi Pertamax Turbo naik? 'Terjadi kenaikan konsumsi BBM Pertamina pada masa mudik Idulfitri 1445 H. Hal ini seiring kesadaran masyarakat dengan penggunaan BBM yang berkualitas,' kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/4).
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
Peralihan tersebut terjadi dengan lancar dan nyaris tanpa penolakan dari warga, lanjutnya, kondisi demikian tentu sangat positif, karena selain menunjukkan strategi Pemerintah dan juga Pertamina yang tepat, juga mencerminkan kesadaran konsumen itu sendiri.
Menurut Niki, peralihan itu tidak hanya mengurangi penggunaan BBM penugasan yang saat ini subsidinya dinilai tidak tepat sasaran, tetapi juga untuk membuat udara Kota Padang menjadi lebih bersih dan sehat.
"Tentu saja udara menjadi lebih sehat dan saya sangat mendukung. Saya mengalami sendiri di Singapura, dimana kesadaran dan komitmen masyarakat sangat tinggi dalam menggunakan BBM berkualitas. Dan dengan memakai BBM ramah lingkungan tersebut, udara di sana juga luar biasa bersih dan sehat," katanya.
Dia menambahkan, perubahan perilaku masyarakat karena dipicu faktor eksternal, termasuk Program Langit Biru Pertamina. Kondisi demikian secara perlahan akan mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memakai BBM yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.
Sesuai Aturan Pabrikan
Ketua Komisi IV DPRD Sumatera Barat M Iqbal juga mendukung peralihan penggunaan BBM di Kota Padang. Menurut dia, melalui pemakaian BBM yang lebih ramah lingkungan, diharapkan bisa membuat udara kota tersebut menjadi lebih sehat.
"Dengan begitu, masyarakat juga menjadi lebih sehat,” kata dia.
Terlebih, lanjutnya, penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan seperti Pertalite dan Pertamax, memang sesuai dengan anjuran pabrikan kendaraan bermotor.
“Mesin sekarang sudah tidak layak menggunakan Premium. Jadi, saya sangat mendukung peralihan pemakaian BBM dari Premium ke Pertalite dan Pertamax,” katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Area Manager Communication, Relation & CSR Ahad Rahedi mengatakan, program Langit Biru ini diuji-coba pada 71 SPBU reguler di wilayah Sales Area NTT.
Baca SelengkapnyaPenegasan ini sebagai respons atas tercemarnya air warga di pemukiman yang tidak jauh dari lokasi SPBU.
Baca SelengkapnyaPertamina mengimbau agar masyarakat membeli BBM sesuai dengan kebutuhan dan peruntukkannya.
Baca SelengkapnyaSelama tepat dua minggu penjualan, rata-rata penyaluran Pertamax Green 95 kepada konsumen mencapai 300 liter per hari.
Baca SelengkapnyaSeharusnya alokasi subsidi BBM ditujukan pada sektor konsumen, bukan untuk produknya.
Baca SelengkapnyaPertamina sebelumnya juga pernah menjual BBM RON 95, yakni Pertamax Plus. Hanya saja, penjualan BBM ini disetop pada 2016 lalu.
Baca SelengkapnyaPertalite merupakan jenis BBM dengan oktan paling rendah yaitu 90, dengan ciri warna hijau terang.
Baca SelengkapnyaBBM rendah sulfur yang selama ini diproduksi Pertamina, seperti Pertamax Turbo dan Pertamina Dex mengandung BBM rendah sulfur dengan 50 ppm.
Baca SelengkapnyaKemudian, Pertamax Turbo sebelumnya Rp15.500 per liter kini menjadi Rp15.350 per liter.
Baca SelengkapnyaWarga mengaku di beberapa SPBU Pertamina sudah tak menjual Pertalite dan kini diganti dengan Pertamax Green 95.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Lengkap soal Pertamax Green 95, Dikabarkan Jadi Pengganti BBM Pertalite
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya menciptakan produk alternatif BBM yang lebih ramah lingkungan, semisal bahan campuran untuk bahan bakar nabati (BBN).
Baca Selengkapnya