Pakai aplikasi SIPINDO, hasil panen petani meningkat 20 persen
Merdeka.com - Kemajuan teknologi kini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat kota. Melalui aplikasi Sistem Informasi Pertanian Indonesia (SIPINDO), para petani hortikultura di wilayah pedesaan juga bisa merasakan manfaat teknologi dalam pengelolaan lahan pertanian.
Ketua Yayasan Bina Tani Sejahtera Edwin Saragih mengatakan, dengan memanfaatkan aplikasi SIPINDO, para petani mampu meningkatkan hasil panen dan mengurangi biaya produksinya. Ini telah dirasakan oleh para petani cabai, tomat dan timun di wilayah Jawa Timur.
"Dari 10 demplot (demonstration plot) di wilayah Jawa Timur, itu ada petani yang hasil panennya meningkat 5 persen, 10 persen, 20 persen. Ada yang (hasil panennya) sama tapi ada penghematan biaya di pupuk," ujar dia di kawasan Tebet, Jakarta, Jumat (12/10).
-
Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Timur? “Kesejahteraan petani harus meningkat seiring dengan peningkatan produktifitas pertanian kita. Untuk itu saat panen raya kemarin, kami terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun“
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Dimana saja daerah penghasil pertanian terbesar di Jatim? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung.
-
Kenapa Jawa Timur jadi andalan sektor pertanian? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung. Enam daerah ini menjadi andalan sektor pertanian Jawa Timur.
-
Hasil pertanian apa yang menjadikan Jatim sebagai produsen terbesar? Kerja keras petani mengantar Jatim menjadi produsen padi dan beras terbesar se-Indonesia selama tiga tahun berturut turut yakni tahun 2020, 2021 dan 2022.
-
Bagaimana cara Sulsel meningkatkan kesejahteraan petani? Budidaya pisang cavendish ini merupakan solusi untuk peningkatan kesejahteraan para petani.
Dia mengatakan, peningkatan ini karena petani bisa menyiapkan secara lebih akurat kebutuhan benih dan pupuk melalui pemanfaatan aplikasi SIPINDO. Sebab, aplikasi ini menyajikan informasi yang dibutuhkan petani seperti mengetahui tingkat kesuburan tanah agar lebih hemat dalam menggunakan pupuk, serta mendapat informasi mengenai perkiraan cuaca hingga harga dan tren permintaan komoditas di pasaran.
"Ini meningkat produksinya karena pemberian pupuknya lebih berimbang. Selama ini petani kan hanya berdasarkan perkiraan, padahal lahannya butuh pupuk jenis tertentu agar memberikan hasil panennya bisa lebih besar," kata dia.
Sejak diperkenalkan pada tahun lalu, aplikasi ini telah dimanfaatkan lebih dari 14.000 petani di berbagai wilayah. Diharapkan pada akhir 2019, aplikasi ini dapat membantu sekitar 100.000 petani Indonesia.
"14.000 itu masih terbilang kecil, mungkin di bawah 5 persen dari total petani, yang jumlahnya jutaan orang di seluruh Indonesia. Jadi potensinya masih sangat besar," ungkap dia.
Sebagai informasi, menurut data Kementerian Pertanian (Kementan), Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor hortikultura pada 2025 diproyeksikan mencapai Rp 142,46 triliun atau meningkat 159 persen dibanding PDB di 2010.
Sementara di sisi penyerapan tenaga kerja, pada 2025 secara on farm subsektor hortikultura diproyeksikan akan menyerap 6,4 juta tenaga kerja dengan penyerapan terbesar dari usaha sayuran sebesar 68,5 persen. Apabila diperhitungkan kegiatan industri agribisnis hortikultura secara keseluruhan maka penyerapan tenaga kerja dari subsektor ini akan mencapai 19,7 juta jiwa atau meningkat 170 persen dibanding 2014.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dukungan pemerintah pusat kepada daerah telah membuahkan hasil nyata.
Baca SelengkapnyaPotensi pertanian di Kabupaten Merauke sangatlah bagus terutama apabila didukung iklim yang dan sistem produksi pertanian serta alat mesin pertanian.
Baca SelengkapnyaSejak pertama diluncurkan hingga akhir triwulan III-2024, ada 1,6 juta bibit sawit telah diserap para petani di dua provinsi yakni Jambi dan Riau.
Baca SelengkapnyaAwalnya, petani setempat pesimis dapat menghasilkan cabai yang bagus meski mereka mengikuti caranya bertanam.
Baca SelengkapnyaSelain pupuk pemerintah juga menyiapkan benih gratis bagi petani yang mau mempercepat tanam.
Baca SelengkapnyaSetelah menggunakan pupuk organik, produktivitas hasil pertanian naik hingga 2,6 ton
Baca SelengkapnyaPanen dan tanam padi secara serentak ini menjadi bukti nyata dari upaya berkelanjutan Kementan dalam memperkuat ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaProgram ini mendorong petani untuk tidak ketergantungan terhadap pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaPetani di NTT bisa mendapat pupuk bersubsidi dengan lebih baik dari sisi jumlah, murah dan cepat
Baca SelengkapnyaBantuan pompa air dan irigasi perpompaan untuk Jateng mencapai 6.405 unit untuk 35 kabupaten/kota.
Baca SelengkapnyaPemprov Kaltim terus berupaya memacu peningkatan dan pengembangan produksi komoditas pisang di daerah.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk menjadi petani.
Baca Selengkapnya