Pakai gas bumi sejak 2008, pabrik pupuk ini hemat Rp 15 miliar
Merdeka.com - Produsen pupuk, PT Agri Timur Mas mengaku hemat Rp 15 miliar saat menggunakan gas bumi dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk sejak 2008. Awalnya, perusahaan pupuk ini menggunakan solar sebagai bahan bakar dalam memproduksi pupuk untuk para petani.
"Sudah delapan tahun kami pakai gas bumi sebagai bahan bakar untuk produksi pupuk NPK," ujar Maintenance Executive Agri Timur Mas, Indra Lesmana di Jakarta, Rabu (1/6).
Indra menegaskan perseroan sempat kesulitan lantaran harga solar yang tinggi mencapai Rp 10.000 per liter pada 2010 lalu. Dengan penggunaan gas bumi dalam 8 tahun terakhir ini, perusahaanya dapat menghemat sekitar Rp 15,12 miliar.
-
Apa yang dihasilkan dari pengolahan pupuk? Saat ini, mereka bisa memproduksi pupuk hingga 30-40 ton per bulan. Bila dinominalkan, hasilnya bisa mencapai Rp40 juta per bulan.
-
Bagaimana pupuk diolah? 'Bahan itu kita olah, kita lembutkan, punya satu gilingan, setelah itu dari keuntungan yang didapat dari satu ton bisa kita lipatkan sampai sebanyak ini,' kata Sigit dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
-
Bagaimana Pertamina menggunakan sumber daya alam untuk bioenergi? Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
-
Bagaimana cara mendapatkan pupuk subsidi sekarang? Cara mengambilnya kami permudah. Yang tidak punya kartu tani, cukup pakai KTP itu cukup.
-
Apa manfaat pupuk organik? Penggunaan pupuk organik tersebut dinilai sebagai pilihan yang tepat untuk petani di tengah sulitnya mendapatkan pupuk kimia bersubsidi. Selain lebih ekonomis, penggunaan pupuk organik juga membuat tanah lebih subur. Harapannya kesejahteraan petani bisa meningkat dengan penggunaan pupuk kandang.
-
Bagaimana Pertamina mengembangkan produk sekunder dari panas bumi? Beberapa produk sekunder yang sedang dikembangkan oleh Pertamina Geothermal Energy diantaranya green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika,' jelas Julfi.
"Penggunaan gas kami rata-rata mencapai 280.000 m3. Dengan menggunakan gas bumi yang saat itu harganya hanya sekitar Rp 4.000 per meter kubik, lebih dari 50 persen penghematannya. Hitung-hitungan kami, selama pakai gas bumi dari PGN, kami bisa hemat Rp 15,12 miliar," kata dia.
Sementara, Kepala Divisi Komunikasi Korporat PGN, Irwan Andri Atmanto mengatakan, PGN akan terus menggenjot penyaluran gas bumi ke berbagai segmen pengguna gas. Saat ini, PGN menyalurkan gas bumi kepada sekitar 22 segmen pengguna gas bumi mulai dari segmen rumah tangga, industri, komersial, usaha kecil, pembangkit listrik, transportasi dan lainnya.
"PGN satu-satunya badan usaha di bidang gas yang menyalurkan gas bumi ke hampir seluruh segmen pengguna gas," kata Irwan.
Irwan menegaskan, PGN memiliki komitmen untuk terus memperluas infrastruktur jaringan gas bumi di Indonesia. Saat ini, panjang pipa gas bumi PGN lebih dari 7.000 km atau 76 persen pipa gas nasional. Adapun pelanggan PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, sampai Papua.
Sampai saat ini PGN telah menyalurkan gas bumi ke lebih dari 116.400 pelanggan rumah tangga. Selain itu, 1.879 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.576 industri berskala besar dan pembangkit listrik.
Pada 2015, PGN menyalurkan gas bumi mencapai 1.591 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Dari penyaluran gas bumi PGN kepada pelanggan tersebut, menciptakan penghematan bagi nasional sebesar Rp 88,03 triliun per tahun.
"Produksi gas bumi nasional cukup besar, tidak diimpor atau dihasilkan dari perut bumi Indonesia, sangat sayang sekali bila kita tidak semaksimal mungkin memanfaatkannya," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tujuan utama konversi kompor minyak tanah menjadi kompor gas LPG untuk mengurangi subsidi. Sebab, biaya produksi minyak tanah setara dengan Avtur.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga terus berkomitmen mendorong pengurangan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaMelalui pengelolaan integrated farming berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), petani kini lebih mudah mendapatkan pasokan air untuk irigasi sawah.
Baca SelengkapnyaNasim mengkonversi pompa air BBM menjadi berbahan bakar gas. Hasilnya, pompa air dengan gas elpiji 3 kg itu terasa jauh lebih hemat.
Baca SelengkapnyaPabrik Tertua Milik Pupuk Kaltim Beroperasi Sejak Tahun 1984, Kini Diperbaharui untuk Efisiensi Energi
Baca SelengkapnyaRencana pembangunan pabrik baru PT Kujang akan dituangkan dalam rencana jangka panjang perusahaan.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM akan melakukan konversi 1.000 unit motor BBM menjadi motor listrik secara gratis.
Baca SelengkapnyaPetrokimia Gresik juga akan membangun pabrik soda ash, yang merupakan pabrik soda ash pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAbu bata baru yang dimanfaatkan sebagai pupuk silika berasal dari PLTU Ombilin, di Kota Sawahlunto Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaBesaran kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak pada kondisi normal yaitu minimal 8.050 MMBTU/Bulan dan maksimal 10.465 MMBTU/Bulan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaPGN melibatkan anak perusahaan, PT Gagas Energi Indonesia untuk menindaklanjuti kerja sama pemanfaatan Bio-CNG dengan KIS.
Baca Selengkapnya