Pandemi Covid-19 Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Punya Rumah
Merdeka.com - Country Manager Rumah.com, Marine Novita mengatakan, pandemi Virus Corona banyak mengubah pola hidup masyarakat. Termasuk meningkatkan kesadaran terkait kepemilikan rumah secara mandiri.
"Pandemi meningkatkan kesadaran dan dorongan untuk memiliki rumah. Masyarakat sekarang dipaksa bekerja dan belajar dari rumah masing-masing," ujar Marine dalam diskusi online, Selasa (17/3).
Marine mengatakan, seiring dengan meningkatnya kesadaran kepemilikan rumah, penundaan transaksi pembelian properti juga terus menurun. Artinya, permintaan kepemilikan rumah meningkat.
-
Siapa pemilik rumah sekarang? Penjaga rumah mengungkap bahwa rumah tersebut telah berpindah tangan ke Muzdalifah.
-
Kenapa rumah tersebut viral? Kabarnya rumah milik warga Amerika Serikat ini akan dijual oleh pemiliknya. Penasaran dengan bentuknya? Simak ulasannya berikut ini.
-
Kenapa rumah itu penting? Penemuan yang luar biasa ini dapat menjelaskan asal-usul masyarakat menetap di Eropa dan pertanian paling awal di benua itu.
-
Bagaimana meningkatkan nilai rumah? Menurut Adabashi, kesan pertama sangat penting. Meningkatkan tampilan properti melalui pembaruan strategis seperti pengecatan atau renovasi membantu mempertahankan nilainya dan menarik pembeli. Menambahkan tanaman hijau, memperbaiki pencahayaan, dan menata ulang ruang tamu juga merupakan beberapa solusi cepat dan hemat biaya.
-
Bagaimana kondisi rumah sekarang? Sayangnya, rumah mewah tersebut kini mulai termakan usia. Nampak teras mulai ditumbuhi tanaman liar hingga cat tembok di beberapa bagian yang nampak terkelupas. 'Di bagian dindingnya, ini sudah lepas-lepas gitu semen dan catnya,' ujarnya.
-
Kenapa polusi udara jadi masalah di rumah? Penyebabnya antara lain adalah emisi kendaraan bermotor, industri, dan limbah pembakaran. Dampaknya termasuk penurunan kualitas udara, gangguan pernafasan, dan risiko penyakit pernapasan.
"Penundaan transaksi properti mulai berkurang. Di saat yang sama keraguan makin banyak, keraguan melihat proyek secara langsung. Karena diwajibkan bekerja dari rumah," jelasnya.
Konsumen Cari Rumah Luar Jakarta
Sementara itu, Rumah.com juga mencatat semakin banyak pekerja di Jakarta menginginkan tinggal di luar Jakarta. Hal ini membuat permintaan kepemilikan rumah di luar Jakarta meningkat.
"Mereka ingin tinggal di luar Jakarta. WFH membuat jadi sadar bekerja tak harus dari kantor dan dari kota besar yang hiruk pikuk. 53 persen pekerja ingin tingal di luar Jakarta jika masih bisa WFH," paparnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei Indonesia Millennial and Gen Z Report 2024 mencatat bahwa 82 persen milenial dan 81 persen gen Z rutin berolahraga.
Baca SelengkapnyaAlhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaDi akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.
Baca SelengkapnyaKemudahan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2021.
Baca SelengkapnyaPelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menyebut penerapan iuran Tapera kepada pegawai swasta dan mandiri sebagai upaya mempermudah masyarakat Indonesia untuk membangun rumah.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengakui kesulitan untuk mengatasi persoalan kesenjangan ketersediaan rumah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTren ini berkaitan dengan perubahan gaya hidup masyarakat untuk berwisata.
Baca SelengkapnyaAgung Podomoro membangun Kota Podomoro Tenjo untuk menjawab tingginya permintaan konsumen terhadap hunian.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN menyebut, dengan adanya kementerian ini pemerintah dan pengembang bisa lebih fokus membangun sektor hunian bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya