Pandemi dan Digitalisasi Tekan Peredaran Uang Palsu di Indonesia
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 mendorong akselerasi penggunaan translasi digital meningkat pesat. Penggunaan dompet digital dan uang elektronik ini ternyata mampu menurunkan peredaran uang palsu di masyarakat.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengatakan sepanjang tahun 2020, temuan uang palsu yang beredar menurun hingga 5 persen dari rasio. Artinya dalam 1 juta lembar yang yang beredar hanya ada 5 lembar uang palsu.
"Uang palsu kita turun hampir 5 persen dengan rasio uang palsu 5 lembar dari 1 juta lembar yang beredar" kata Marlison Hakim, dalam Taklimat Media, Jakarta, Rabu (14/4).
-
Mengapa transaksi digital penting untuk ekonomi digital? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk digital ekonomi senilai 800 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp12.096,8 triliun.
-
Kenapa penipuan online di era digital mudah terjadi? Tapi di balik segala kenyamanannya, nggak bisa dipungkiri kalau era digital juga membuka peluang kejahatan berupa penipuan online yang marak terjadi.
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Bagaimana adopsi teknologi mendorong harga kripto? Misalnya pengenalan DeFi (Decentralized Finance), NFT (Non-Fungible Tokens) atau layer 2 scaling solutions di Ethereum sering kali menarik perhatian investor. Ketika koin tertentu mendapatkan manfaat langsung dari inovasi teknologi tersebut, minat pasar terhadap koin tersebut meningkat.
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
Begitu juga dengan tahun ini. Hingga kuartal pertama tahun ini, rasionya 2 lembar uang palsu dari 1 juta lembar uang yang beredar. Padahal di tahun 2019, ada 9 lembar uang palsu dari 1 juta lembar uang yang beredar di masyarakat.
"Sebelumnya 9 lembar di setiap 1 juta lembar yang diedarkan. Ini makin menurun," kata Marlison.
Dia menyimpulkan, masa pandemi Covid-19 dan penggunaan digitalisasi ini sangat berdampak pada penurunan uang palsu di Indonesia. "Masa covid dan digitalisasi itu berdampak terhadap penurunan uang palsu di Indonesia," kata dia.
Maka, untuk memitigasi peredaran uang palsu selama lebaran 2021, Bank Indonesia melakukan peningkatan preventif. Caranya dengan meningkatkan kualitas bahan yang rupiah dari waktu ke waktu.
Sosialisasi ke masyarakat juga ditingkat dengan mengedukasi masyarakat untuk mencintai rupiah. Mengajak masyarakat untuk mengenal, merawat dan menjaga alat pembayaran yang sah ini. "Mengajak masyarakat tidak melakukan perusakan dan tidak mengubah wibawa rupiah itu tersebut," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaPerry menuturkan transaksi uang elektronik (UE) meningkat 35,24 persen (yoy), sehingga mencapai Rp92,79 triliun.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia kini mulai meninggalkan transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM.
Baca SelengkapnyaMenurut data Hippindo, transaksi digital seperti QRIS juga dapat meningkatkan jumlah transaksi terhadap para anggotanya.
Baca SelengkapnyaAda banyak sisi positif yang dapat dirasakan oleh pengguna dalam bertransaksi secara digital, di antaranya kemudahan untuk memilih metode.
Baca SelengkapnyaPT Pos Indonesia (Persero) telah berusia hampir 3 abad.
Baca SelengkapnyaPPATK mewaspadai penyalahgunaan teknologi di tahun politik.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo) dan penyedia teknologi keuangan digital sepakat digitalisasi dapat meminimalisir terjadinya fraud atau penipuan
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), dan penyedia teknologi keuangan digital mendorong perkembangan transaksi digital di pusat perbelanjaan.
Baca SelengkapnyaTransaksi e-commerce meningkatkan percepatan perputaran uang, sehingga mendongkrak efisiensi dan produktivitas.
Baca SelengkapnyaPuteri juga mengingatkan BI untuk terus mempermudah akses penukaran uang.
Baca Selengkapnya