Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pasar Bisnis Asuransi di Indonesia Masih Besar, Benarkah?

Pasar Bisnis Asuransi di Indonesia Masih Besar, Benarkah? Airlangga Hartarto. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia masih sangat besar. Pasar bisnis sektor ini masih basah lantaran saat ini dunia sedang dihadapkan ketidakpastian yang tinggi pasca terjadinya pandemi Covid-19.

"Pengembangan industri asuransi menjadi penting karena saat ini masyarakat dihadapkan dengan risiko tak terduga yang terus muncul," kata Airlangga dalam acara Indonesia Re Internasional Conference 2022, Jakarta, Rabu (28/9)

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada bulan Juli 2022, total aset industri asuransi mencapai Rp1.738 triliun. Dari jumlah tersebut, aset re-asuransi tercatat memiliki kontribusi sebesar 2,1 persen atau Rp35,76 triliun.

Sebagai informasi, industri asuransi terdiri dari usaha asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan re-asuransi. Sementara itu, perusahaan re-asuransi sendiri merupakan perusahaan yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan atau perusahaan asuransi jiwa.

"Saat ini baru ada 8 pelaku usaha re-asuransi di Indonesia. Jadi, pangsa pasarnya masih besar, mengingat jumlah pelaku asuransi di Indonesia sekitar 138 perusahaan," ungkap Airlangga.

Segi Regulasi

Airlangga menjelaskan dari segi regulasi telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2020 yang mengatur batasan kepemilikan asing pada bisnis yang terkait dengan perasuransian. PP tersebut diterbitkan dalam rangka mendukung upaya pengembangan dan peningkatan pertumbuhan industri asuransi dan re-asuransi di Indonesia.

Dia melanjutkan, sekarang ini merupakan waktu yang tepat bagi para reasuradur untuk menjadikan situasi yang penuh ketidakpastian ini sebagai peluang. Sehingga bisa ambil bagian dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional.

"Re-asuransi berperan penting dalam memastikan industri asuransi mengenali eksposur apa yang harus diharapkan dalam waktu dekat," kata Airlangga.

Airlangga menambahkan kondisi ekonomi domestik Indonesia masih sangat kuat di tengah keadaan perekonomian global yang sedang dihadapkan dengan berbagai tantangan. Meredanya pandemi Covid-19 di Indonesia dan mobilitas masyarakat yang kembali normal mendorong perekonomian nasional terus pulih dan mengalami penguatan.

"Kondisi ekonomi yang kondusif ini diharapkan dapat menjadi katalis bagi perkembangan industri asuransi,” kata Airlangga mengakhiri.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ceruk Pasar Bisnis Asuransi di Indonesia Masih Sangat Besar, Ini Buktinya
Ceruk Pasar Bisnis Asuransi di Indonesia Masih Sangat Besar, Ini Buktinya

Industri asuransi berperan mengakumulasi sumber-sumber pendapatan yang ada dalam masyarakat

Baca Selengkapnya
Penetrasi Asuransi di Indonesia Kalah Jauh Dibanding Malaysia dan Thailand, Apa Penyebabnya?
Penetrasi Asuransi di Indonesia Kalah Jauh Dibanding Malaysia dan Thailand, Apa Penyebabnya?

Literasi pada sektor perasuransian hanya sebesar 31,7 persen dan inklusi sebesar 16,6 persen. Pencapaian ini masih jauh di bawah sektor perbankan.

Baca Selengkapnya
BUMN Indonesia Re Siapkan Digitalisasi dan Transformasi Hadapi Tantangan Ekonomi 2025
BUMN Indonesia Re Siapkan Digitalisasi dan Transformasi Hadapi Tantangan Ekonomi 2025

Indonesia Re berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi bisnisnya dan melakukan evaluasi terhadap sejumlah aspek penting.

Baca Selengkapnya
Gaji Agen Asuransi Bisa Sampai Rp25 Juta, Ternyata Ini Rahasianya
Gaji Agen Asuransi Bisa Sampai Rp25 Juta, Ternyata Ini Rahasianya

Agen asuransi menjadi salah satu pekerjaan dengan gaji yang tinggi.

Baca Selengkapnya
Aset Industri Reasuansi Indonesia Capai Rp34 Triliun dan Klaim Rp53 Triliun Per 2022
Aset Industri Reasuansi Indonesia Capai Rp34 Triliun dan Klaim Rp53 Triliun Per 2022

Ada peningkatan jumlah aset industri reasuransi di Indonesia dalam 5 tahun terakhir. Pada 2022 saja, tercatat ada kenaikan sebesar 12 persen.

Baca Selengkapnya
Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024
Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024

Tren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.

Baca Selengkapnya
Banyak Modus Penipuan Buat Masyarakat Tak Percaya dengan Bisnis Asuransi
Banyak Modus Penipuan Buat Masyarakat Tak Percaya dengan Bisnis Asuransi

Ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap asuransi. Aspek penipuan menjadi salah satu yang jadi perhatian.

Baca Selengkapnya
Investasi Sektor Ekonomi Hijau Rawan Ketidakpastian, Ketua Kadin Minta Industri Reasuransi Turun Tangan
Investasi Sektor Ekonomi Hijau Rawan Ketidakpastian, Ketua Kadin Minta Industri Reasuransi Turun Tangan

Menurutnya, risiko itu sulit diprediksi karena minim data historis. Maka, industri asuransi dan reasuransi bisa mengambil peran untuk menjamin ketidakpastian.

Baca Selengkapnya
OJK Catat Aset Industri Asuransi Naik Jadi Rp1.120 Triliun pada Mei 2024
OJK Catat Aset Industri Asuransi Naik Jadi Rp1.120 Triliun pada Mei 2024

Aset industri asuransi di Mei 2024 mencapai Rp1.120,57 triliun, angka ini naik 1,3 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada

Tensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Lebih Pilih BPJS Kesehatan Dibanding Asuransi Lain, Ini Alasannya
Masyarakat Lebih Pilih BPJS Kesehatan Dibanding Asuransi Lain, Ini Alasannya

Jumlah tertanggung industri asuransi jiwa Lebih rendah dibandingkan jumlah kepesertaan BPJS Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Dirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya