Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pasar properti alami penurunan di Ramadan

Pasar properti alami penurunan di Ramadan Perumahan. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - survei Rumah.com Property Index mencatat tren harga pasar properti mengalami penurunan pada periode Ramadan dalam dua tahun terakhir. Pada periode Ramadan 2016, yang dimulai pada awal Juni 2016 (akhir kuartal kedua) dan berakhir di awal Juli 2016 (awal kuartal ketiga), tren pasar properti mulai menurun pada kuartal ketiga. Selanjutnya, pada periode Ramadan 2017, yang dimulai pada akhir Mei 2017 dan berakhir di akhir Juni 2017 (kuartal kedua), penyesuaian juga terjadi pada kuartal ketiga.

"Pasar properti nasional berdasarkan Rumah.com Property Index terlihat dinamis dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2015 merupakan tahun property booming, trennya terlihat meningkat secara agresif. Meski demikian, tren dalam dua tahun terakhir terlihat lebih stabil," ujar Country Manager Rumah.com, Marine Novita di Jakarta, Jumat (25/5).

Data Rumah.com Property Index ini memiliki akurasi data yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

Orang lain juga bertanya?

Selama tiga tahun terakhir, juga tahun ini, Ramadan berlangsung pada bulan Mei-Juni dan Juni-Juli. Pada periode tersebut, terlihat tren menurun yang seragam. Index menunjukkan bahwa harga properti pada kuartal ketiga 2016 mengalami penurunan sebesar 0,4 persen dari kuartal sebelumnya. Sementara pada 2017, indeks menunjukkan bahwa harga properti pada kuartal ketiga mengalami penurunan sebesar 0,1 persen.

"Dalam periode Ramadan dua tahun terakhir terdapat penurunan yang seragam, namun tidak terlalu besar. Masih di bawah satu persen. Hal ini diprediksi juga akan terjadi pada 2018. Penurunan bisa terjadi lebih awal, yakni pada kuartal kedua 2018, mengingat Ramadan pada tahun ini berada pada kuartal kedua sepenuhnya," Marine menambahkan.

Sejumlah kawasan yang menjadi kantong properti hunian terlihat stabil. Pasar properti Jakarta dan Banten terlihat tetap stabil sepanjang periode Ramadan. Sementara itu, wilayah-wilayah lain mengalami penurunan pada kuartal ketiga 2017 dibandingkan kuartal sebelumnya, seperti Bali (1,9 persen), Jawa Timur (1,4 persen), dan Jawa Barat (1 persen). "Trennya diprediksi masih akan sama. Jakarta dan Banten yang masih akan tetap kuat, sementara wilayah-wilayah lain akan mengalami sedikit penurunan, pada kisaran 1-2 persen," kata Marine.

Pengamat ekonomi dan properti independen, David Cornelis menjelaskan bahwa tren negatif ini akan lebih terasa di sektor properti menengah bawah. Menurutnya, konsumen pada sektor ini akan dihadapkan pada dua pilihan antara membeli rumah atau memenuhi kebutuhan musiman sepanjang Ramadan.

"Secara historikal, setiap bulan Ramadan dari tahun ke tahun penjualan properti relatif cenderung turun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Pola ini terbentuk dari kebiasaan para calon pembeli yang akan menunda melakukan transaksi hingga satu bulan setelah Ramadan, dan akan polanya akan naik lagi hingga mendekati tahun baru," ujar David.

Dia menambahkan, pasar properti menengah bawah juga akan terpengaruh inflasi yang terjadi sepanjang periode Ramadan. Fenomena dan tren meningkatnya inflasi di bulan Ramadan bukanlah hal baru karena telah terjadi dari tahun ke tahun. Periode Ramadan akan menaikkan ekspektasi inflasi secara tradisional karena tingginya permintaan bahan kebutuhan pokok dari masyarakat, karena adanya pola konsumsi yang berbeda di periode ini hingga satu minggu setelah Lebaran.

"Namun, hal ini tidak terlalu berdampak pada kelas menengah atas. Pasar inilah yang bisa disasar pengembang dengan strategi berbeda. Taktik pengendalian inflasi yang bisa dilakukan pemerintah adalah pada harga makanan, bila mampu dikendalikan, inflasi bisa dijaga di angka yang relatif stabil. Keberadaan pasar nontradisional juga secara alamiah dapat mengendalikan harga," jelas David.

Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan mengatakan, tren pasar seperti ini bisa dimanfaatkan konsumen untuk mendapatkan rumah dengan harga terbaik. Pada periode ini, pasar properti akan berpihak kepada pembeli.

"Periode Ramadan ini adalah periode di mana pasar bersifat 'buyer's market'. Artinya, Daya tawar dari pengembang cenderung lebih lemah terhadap pembeli, baik itu pembeli untuk ditinggali maupun pembeli untuk investasi. Pada periode ini, pengembang biasanya menawarkan banyak promo, bonus, serta kemudahan-kemudahan lainnya," katanya.

Ike menambahkan bahwa bagi mereka yang belum memiliki rumah, alih-alih membelanjakan Tunjangan Hari Raya dan tabungan lainnya untuk kebutuhan konsumtif seputar Ramadan, lebih baik digunakan untuk mewujudkan impian memiliki rumah.

"Mencari hunian bukanlah keputusan yang mudah diambil, namun Rumah.com menyediakan beragam fitur yang dapat membantu konsumen mengambil keputusan dengan lebih percaya diri," pungkas Ike. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BPS Catat Harga Tiket Pesawat Turun di Ramadan 2024
BPS Catat Harga Tiket Pesawat Turun di Ramadan 2024

Turunnya harga tiket transportasi udara membuat sektor ini mengalami deflasi.

Baca Selengkapnya
Penyebab Nilai Tukar Petani di Mei 2024 Turun
Penyebab Nilai Tukar Petani di Mei 2024 Turun

Indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penjualan Rumah Mewah Meningkat
FOTO: Penjualan Rumah Mewah Meningkat

Kontribusi industri properti terhadap PDB pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43 persen untuk sektor konstruksi & 2,40 persen untuk sektor real estate.

Baca Selengkapnya
BPS: Inflasi April 2024 Turun Jadi 0,25 Persen
BPS: Inflasi April 2024 Turun Jadi 0,25 Persen

Angka inflasi bulan ini lebih rendah dari Maret 2024 sebesar 0,52 persen,

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Jumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun Pada Maret 2024, Ternyata Ini Penyebabnya
Jumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun Pada Maret 2024, Ternyata Ini Penyebabnya

Jumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun Pada Maret 2024, Ternyata Ini Penyebabnya

Baca Selengkapnya
Mendag Zulkifli Hasan: Inflasi Tahun 2023 Terendah Sepanjang Reformasi
Mendag Zulkifli Hasan: Inflasi Tahun 2023 Terendah Sepanjang Reformasi

Kementerian Perdagangan turut andil dalam penurunan laju inflasi di tahun 2023.

Baca Selengkapnya
BPS Catat Inflasi Januari 2024 0,04 Persen, Terendah dalam 5 Tahun Terakhir
BPS Catat Inflasi Januari 2024 0,04 Persen, Terendah dalam 5 Tahun Terakhir

Secara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Impor Indonesia Tembus USD 16,06 Miliar pada April 2024
Data BPS: Impor Indonesia Tembus USD 16,06 Miliar pada April 2024

Angka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
BPS: Ekonomi Indonesia Deflasi 0,12 Persen di September 2024, Lebih Dalam Dibanding Agustus
BPS: Ekonomi Indonesia Deflasi 0,12 Persen di September 2024, Lebih Dalam Dibanding Agustus

Sedangkan secara tahun kalender ataupun year  to date (ytd) terjadi inflasi sebesar 0,74 persen.

Baca Selengkapnya
BPS Sebut Kinerja Ekspor April 2024 Turun 12,97 Persen
BPS Sebut Kinerja Ekspor April 2024 Turun 12,97 Persen

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan nilai ekspor Indonesia pada April 2024 mencapai USD 19,62 miliar.

Baca Selengkapnya
Bank Mandiri Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen di Kuartal II-2024
Bank Mandiri Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen di Kuartal II-2024

Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.

Baca Selengkapnya