Pasca Pandemi, UMKM Didorong Rambah Ranah Digital
Merdeka.com - Transformasi digital telah mengubah pola konsumsi masyarakat dari cara tradisional ke arah digital. Menurut survei Google, Temasek & Bain, mencatat ada 21 juta konsumen digital baru pada tahun 2021. Kondisi ini telah memaksa para pelaku usaha khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus cepat beradaptasi agar mampu bersaing di era industri 4.0.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) sekaligus pengamat ekonomi digital, Bhima Yudhistira mengungkapkan, para pelaku usaha dipaksa beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada agar daya saing tetap terjaga dan tidak tertinggal dari kompetitor lainnya.
Dia menjelaskan sebelum pandemi sebagian besar UMKM memang masih melakukan bisnis secara tradisional. Namun akibat pembatasan sosial dan perubahan perilaku konsumen yang berlangsung selama pandemi ini, telah mendorong percepatan digitalisasi UMKM.
-
Siapa yang melakukan survei tentang kebangkitan digital? Mengutip laporan IFLScience, Minggu (7/1), Masaki Iwasaki, asisten profesor dari Fakultas Hukum Universitas Nasional Seoul, ingin mengetahui lebih banyak tentang sikap masyarakat terhadap kloning digital.
-
Apa saja yang sedang tren dalam dunia digital? Beberapa tren teknologi dan digital yang menarik untuk diikuti adalah munculnya teknologi AI, metaverse, dan Web 3.0.
-
Siapa yang ajak UMKM go digital? Untuk itu, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
-
Mengapa "Trending" penting di era digital? Trending dapat membantu Anda memahami tren terkini, menemukan topik yang diminati oleh audiens, dan mengoptimalkan konten Anda agar lebih relevan dan menarik.
-
Apa saja yang dibutuhkan untuk transformasi digital di Indonesia? Ada dua hal yang menjadi poin penting. Pertama, talenta dan yang kedua adalah infrastruktur digital.
-
Siapa yang mendapat edukasi digital? Melalui pelatihan literasi keuangan digital dan pencairan secara non-tunai, 1.700 nasabah PNM Mekaar secara serentak mendapat edukasi di 12 titik Kampung Madani yang tersebar di seluruh Indonesia pada Rabu, 5 Juli 2023.
"Ya, selama pandemi masyarakat banyak melakukan transaksi jual beli barang secara digital. UMKM pun mau tidak mau juga melakukannya, karena melihat pola konsumsi mengalami perubahan," ujarnya dalam diskusi media terbatas, di Jakarta, Kamis (27/10).
Meski begitu, Bhima yakin dengan hadirnya ekosistem digital, akan mendorong inklusi keuangan dan menjadi solusi dalam pemecahan masalah rantai pasok yang selama ini terlalu panjang. Dia mengatakan, melalui inklusi keuangan digital UMKM yang hadir dalam bentuk platform digital akan memainkan peran penting dalam optimalisasi pengembangan bisnis.
Karena, dengan percepatan inklusi keuangan digital dan adopsi solusi digital yang tepat, pelaku UMKM dapat menjalankan bisnis dengan lebih efektif dan efisien. Di mana dengan dukungan tersebut akan dimungkinkan terjadi peningkatan kapasitas produksi dan kemampuan digitalisasi UMKM, perluasan pasar bahkan akses pada kredit yang lebih besar sehingga memperkuat daya saing UMKM tersebut.
"UMKM sebagai salah satu penopang ekonomi seharusnya menjadi penerima manfaat terbesar dari kehadiran digitalisasi," tambahnya
Walaupun begitu dia masih menyayangkan di tengah percepatan inklusi keuangan digital yang sedang didorong. Hingga saat ini, porsi penyaluran kredit terhadap PDB masih sangat kecil dan hanya berkisar pada 35,4 persen. Padahal, pembiayaan modal usaha menjadi masalah krusial bagi UMKM.
Oleh karena itu sekarang ini, masih banyak masyarakat pelaku UMKM hanya mengandalkan uang pribadi sebagai modal usaha yang tentunya terbatas. Sehingga para pelaku usaha tidak bisa mengembangakan usahanya secara maksimal. Selain itu literasi keuangan pada pelaku UMKM juga masih rendah, menyebabkan masih kurangnya pemanfaatan platform digital untuk penjualan, pencatatan dan laporan keuangan rutin UMKM.
Bhima berharap dengan adanya platform digital dalam inklusi keuangan, akan dapat ambil bagian untuk membantu edukasi keuangan masyarakat, membantu percepatan adaptasi transaksi digital serta menjadi wadah integrasi ekosistem bisnis antara, produsen distributor dan konsumen. Bahkan diharapkan juga dapat memberikan kemudahan akses pembiayaan modal dengan adanya kolaborasi bersama bank atau fintech lainnya
"Peran pelaku industri digital sangat penting untuk memberi pendampingan secara terstruktur dan berkala. Sampai sasaran edukasi bisa memahami cara kerja fitur di dalam platform untuk membantu usaha mereka berkembang," tutupnya.
Reporter Magang: Hana Tiara Hanifah
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengadopsi teknologi digital agar lebih produktif dan berdaya saing tinggi.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia kembali mempertegas target untuk mencapai digitalisasi 30 juta pelaku UMKM pada 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong agar UMKM lokal bisa merambah pasar digital.
Baca SelengkapnyaSebanyak 22 juta UMKM telah onboarding masuk ke ekosistem digital.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data pada Sistem Jakarta Entrepreneur (Jakpreneur) hingga 16 Juli 2024, tercatat 40.210 atau sekitar 10,52 persen
Baca SelengkapnyaSetelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.
Baca SelengkapnyaBI mencatat transaksi quick response code Indonesia standard alias QRIS pada April 2024 tumbuh 175,44 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, tekadnya membangun bisnis di dunia digital memberikan kesempatan pada Benny raih omzet ratusan juta!
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan juga menargetkan belanja online melalui e-commerce yang saat ini baru menyumbang 4 persen terhadap total pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaUMKM diharapkan dapat berkiprah di pasar digital walaupun hal tersebut bukanlah hal yang mudah.
Baca Selengkapnya