Pasok gas industri, Shell bakal bangun terminal LNG di Cilegon
Merdeka.com - PT Shell Indonesia berencana membangun Terminal Liquified Natural Gas (LNG) di Cilegon, Banten, untuk menambah pasokan gas dan menggantikan penggunaan solar sebagai sumber energi untuk industri di wilayah tersebut. Nantinya, pasokannya akan diambil dari negara lain.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, pada 2026, pasokan gas untuk industri diperkirakan akan mengalami penurunan drastis.
"Mereka laporan investasi untuk LNG terminal di Cilegon. Mereka minta dukungan, dengan melihat dari Sumatera untuk Cilegon pada 2026 kan mengalami penurunan (pasokan) cukup drastis," ujar dia di Kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (31/5/2018).
-
Bagaimana Shell beradaptasi dengan energi global? Shell melakukan investasi di sektor energi terbarukan, termasuk biofuel dan energi angin. Selain itu, perusahaan ini juga menunjukkan komitmennya untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas operasionalnya.
-
Bagaimana Shell masuk ke bisnis SPBU di Indonesia? Peresmian ini menjadi momen penting karena menandai kembalinya perusahaan minyak internasional ke sektor ritel BBM di Indonesia setelah lebih dari 40 tahun.
-
Apa produk unggulan Shell di Indonesia? Produk-produk unggulan seperti Shell V-Power dan Shell Diesel Extra menjadi pilihan favorit konsumen di Indonesia.
-
Apa yang akan dilakukan PLN di Bursa Karbon Indonesia? PLN akan menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2. Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.
-
Dimana Shell memiliki SPBU? Perusahaan yang bergerak di bisnis hulu dan hilir migas ini rupanya memiliki lebih dari 170 SPBU di Indonesia.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
Dia menjelaskan, selama ini pasokan gas untuk industri di Cilegon dipasokan oleh PGN dan anak usaha Pertamina, Pertagas. Namun kehadiran Shell dinilai tidak akan mengambil pasar dari kedua perusahaan plat merah tersebut.
"Katanya dia tidak akan menggantikan itu (PGN dan Pertagas), tetapi dia akan menggantikan yang pakai solar. Kan banyak industri yang pakai solar. Supaya ada pilihan. Solar kan lebih mahal," kata dia.
Menurut Sigit, Shell siap mengeluarkan investasi senilai USD 400 juta untuk proyek ini. Selain itu Shell juga akan menggandeng pemain lokal dalam proyek tersebut.
"(Lahan?) Sudah, mereka akan Joint Venture dengan pemain dalam negeri. Masih menunggu (izin), tergantung diberikan izin importasi LNG-nya oleh Kementerian ESDM atau tidak," ungkap dia.
Sigit menyatakan, Kemenperin akan mendukung langkah Shell tersebut. Jika Kementerian ESDM segera memberikan izin, ditargetkan Terminal LNG tersebut segera dibangun dan bisa mulai beroperasi pada 2020.
Diharapkan, keberadaan terminal LNG ini mampu berdampak pada harga gas yang lebih kompetitif di dalam negeri, terutama untuk industri.
"Kita kan costumer industry, jadi ya itu yang paling penting kita ada energinya, dari mana saja resources-nya. Sepanjang itu kompetitif dan bisa memberikan nilai kompetitif kepada industri sebagi bahan baku maupun energi," tutur dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
LNG dapat menjadi pertimbangan bagi industri dan ritel, apabila ada kebutuhan gas industri yang tidak terpenuhi melalui gas pipa.
Baca SelengkapnyaGas bumi juga berguna menjadi bahan baku untuk industri pupuk.
Baca SelengkapnyaPihak pengelola kawasan memperkirakan terdapat potensi industri dengan kebutuhan gas mencapai sebesar 45 Billion British Thermal Unit Per Day (BBTUD).
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut bakal menyebabkan banyaknya hasil produksi LNG yang belum terkontrak atau memiliki pembeli (uncommitted cargo).
Baca SelengkapnyaPeningkatan permintaan yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas pipa dari ladang tua di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.
Baca SelengkapnyaLNG bunkering terminals dirancang sejak Juli 2022 dengan skema shore-to-ship bunkering.
Baca SelengkapnyaPertamina dan Petronas ambil alih 35 persen participating interest milik Shell.
Baca SelengkapnyaKerja sama memungkinkan untuk dikembangkan ke berbagai bentuk lainnya yang akan mendukung bisnis dan memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak.
Baca SelengkapnyaUpaya meningkatkan volume penjualan diberbagai wilayah terus dilakukan, baik di wilayah yang tersedia jaringan maupun penetrasi infrastruktur wilayah baru.
Baca SelengkapnyaAlokasi LNG dari Kayan akan mendukung pengembangan bisnis mini LNG bagi PGN dan domestik.
Baca SelengkapnyaFSRU Lampung terhubung dengan pipa bawah laut berdiameter 24 inci sejauh 21 km ke onshore receiving facility (ORF) di Lampung.
Baca SelengkapnyaSaat ini, PGN sudah memiliki jaringan infrastruktur berupa pipa gas sepanjang 31.705 km dan empat terminal LNG.
Baca Selengkapnya