Pasokan gas Indonesia terancam jika Blok Masela terlambat operasi

Merdeka.com - Penggunaan skema floating LNG atau kapal terapung di Blok Masela, Laut Arafuru, Maluku dinilai memberikan dampak positif bagi perkembangan industri maritim nasional. Sebab, produksi gas Blok Masela bisa dikirim memenuhi kebutuhan gas dalam negeri.

Pengamat Energi, Fabby Tumiwa menyarankan agar pemerintah segera memutuskan teknologi atau skema pengembangan Blok Masela. Dengan demikian, industri dalam negeri mendapat kepastian soal produksi dan penyaluran gas tidak terlambat.

"Kalau sampai Masela terlambat berproduksi maka pasokan gas ke dalam negeri pada tahun 2021 dan seterusnya akan terancam," ujar Fabby di Jakarta, Rabu (6/1).

Untuk itu, dia kembali meminta pemerintah memutuskan skema pengembangan blok di Maluku tersebut. Menurut kajian internasional, pengembangan blok itu lebih tepat menggunakan Floating LNG.

Jika menggunakan teknologi darat atau onshore, Fabby mempertanyakan kesiapan pemerintah untuk investasi di darat. "Siapa yang mau membangun pabrik kimia, pabrik pupuk, di Saumlaki atau Tanimbar? Sudah ada atau tidak investornya? Belum ada," tegas Fabby.

Untuk membangun pabrik kimia atau pabrik pupuk skala besar harus didahului dengan kajian teknis dan keekonomian, yang membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun. Menurut Fabby, multiplier effect dan pengembangan kewilayahan sebenarnya adalah tanggung jawab pemerintah dan bukan dibebankan kepada investor.

"Tugas investor (migas) adalah membawa uang, teknologi, keahlian, sampai minyak dan gas-nya berproduksi," tutupnya.