Pasokan Melimpah, Harga Minyak Mentah Indonesia Anjlok Jadi USD 106 per Barel
Merdeka.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau ICP adalah sebesar USD 106,73 per barel pada Juli 2022.
Harga itu telah mengalami penurunan USD 10,89 per barel atau 9,25 persen dari harga bulan sebelumnya yang sempat menyentuh USD 117,62 per barel pada Juni 2022.
"Faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak dunia, antara lain meningkatnya pasokan minyak mentah global pada bulan Juni dibandingkan produksi bulan sebelumnya," demikian ringkasan eksekutif Tim Harga Minyak Mentah Indonesia yang dikutip di Jakarta, Selasa (2/8).
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
OPEC melaporkan produksi minyak mentah global pada bulan Juni meningkat rata-rata 1,32 juta barel minyak per hari (BOPD) menjadi 99,82 juta BOPD dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Sementara itu Badan Energi Internasional menyampaikan pasokan minyak dunia melonjak 690 ribu BOPD menjadi 99,5 juta BOPD pada Juni dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Adapun keputusan OPEC mempertahankan kebijakan kenaikan produksi pada Juli dan Agustus masing-masing sebesar 648.000 BOPD.
Faktor lainnya yang menurunkan harga minyak mentah adalah proyeksi permintaan minyak dunia pada kuartal kedua tahun 2022 turun sebesar 0,2 juta BOPD dibandingkan publikasi sebelumnya.
Selain itu peningkatan stok minyak di Amerika Serikat (AS) sebesar 3,4 juta barel dari sebelumnya 418,7 juta barel menjadi 422,1 juta barel juga mempengaruhi penurunan harga minyak.
Badan Administrasi Informasi Energi AS menginformasikan stok gasoline juga meningkat sebesar 7,6 juta barel dari sebelumnya 217,5 juta barel menjadi 225,1 juta barel dan stok distillate naik 2,0 juta barel dari sebelumnya 109,7 juta barel menjadi 111,7 juta barel.
Penurunan Ekonomi Global
Selama Juli 2022 penurunan harga minyak mentah dunia juga dipengaruhi oleh penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi global, antara lain IMF menyampaikan koreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,2 persen dari perkiraan sebelumnya, pada April, sebesar 3,6 persen.
Kemudian Federal Reserve (Fed) AS resmi menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk dua bulan beruntun yang memberikan pengetatan paling agresif dalam lebih dari satu generasi. Selanjutnya timbul kekhawatiran pelaku pasar atas resesi dunia, kenaikan inflasi yang tinggi, pandemi yang berkelanjutan, dan pengetatan moneter.
Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah China untuk mengetatkan aturan pembatasan sosial di beberapa wilayahnya dalam upaya mencegah penyebaran virus Corona. Kebijakan itu menimbulkan kekhawatiran pasar terhadap penurunan permintaan minyak mentah.
Selain itu kondisi Korea Selatan mengalami inflasi bulan Juni pada level tertinggi selama hampir 24 tahun menjadi kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan Juli 2022 dibandingkan bulan Juni 2022:
- Dated Brent turun sebesar USD 11,00 per barel dari USDc123,70 per barel menjadi USD 112,70 per barel.- WTI (Nymex) turun sebesar USD 14,96 per barel dari USD 114,34 per barel menjadi USD 99,38 per barel.- Brent (ICE) turun sebesar USD 12,38 per barel dari USD 117,50 per barel menjadi USD 105,12 per barel.- Basket OPEC turun sebesar USD 9,34 per barel dari USD 117,83 per barel menjadi USD 108,49 per barel (sampai 29 Juli 2022).
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaDibandingkan tahun 2022, realisasi lifting minyak 2023 turun 1 persen.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaSelain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM non subsidi per hari ini.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaImplementasi B50 peluang baik bagi Indonesia, namun memiliki konsekuensi ekonomi yang juga besar.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2022 hingga 2024, produksi atau lifting minyak Indonesia terus menurun, hanya mencapai sekitar 600.000 barel per hari,
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca Selengkapnya