Pedagang pasar ogah latah kenakan biaya tambahan kantong plastik
Merdeka.com - Kendati hanya berlaku di supermarket dan toko retail modern, pedagang pasar tradisional enggan mengikuti langkah pengenaan biaya tambahan untuk kantong plastik. Alasannya, pihaknya khawatir ditinggal dan dihujani kritik oleh konsumen.
"Aduh mas, kita mah pedagang kecil tidak pengen neko-neko. Jualan bisa laris saja syukur, tidak usah kasih biaya tambahan buat plastik. Nanti mereka (konsumen) mikir aneh-aneh, padahal tujuannya baik," ujar Maman kepada merdeka.com di Pasar Baru, Bekasi, Rabu (13/1).
Pedagang yang sehari-harinya berjualan sayuran ini mengaku jika pada dasarnya dirinya mendukung langkah pemerintah untuk menggunakan kantong yang ramah lingkungan. Namun, pengenaan biaya tambahan dianggap tidak tepat.
-
Kenapa pembeli dikeroyok? 'Kemudian R Acoka justru menarik mobil tersebut dan terjatuh, lalu dia meneriaki Paisal dengan kalimat maling yang membuat warga terprovokasi,' katanya.
-
Bagaimana cara pramuniaga menangani keluhan? Mereka diharapkan dapat mendengarkan dengan baik, memberikan solusi yang tepat, atau meneruskan keluhan tersebut kepada pihak yang berwenang jika diperlukan.
-
Kenapa pedagang ragu Pasar Jongke ramai? Walaupun begitu, pedagang masih ragu apakah pasar itu bisa terus ramai pengunjung. Terutama bagi pedagang yang berjualan di lantai dua.'Karena orang tua kan capek kalau naik. Yang punya penyakit nanti nggak mau naik karena tenaganya tidak mumpuni,' kata Ibu Adib, salah seorang pedagang Pasar Jongke yang berjualan di lantai 2 pasar, dikutip dari kanal YouTube Jejak Richard.
-
Kenapa orang memboikot produk? Survei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia
-
Kenapa pedagang enggan kembali ke Pasar Kanjengan? Penyebabnya pedagang yang biasanya berjualan di samping Masjid Agung Jawa Tengah enggan menempati kembali Pasar Kanjengan selesai direnovasi. Padahal bangunan pasar itu tergolong baik dengan fasilitas yang memadai.
-
Siapa yang memboikot produk? Sejumlah negara di Teluk dan negara mayoritas Islam memimpin dalam survei ini.
"Langkahnya bagus, kita juga mendukung. Tapi pakai plastik harus bayar pembeli pasti mikir, apalagi 1 kresek Rp 5 ribu, protes pasti. Kalaupun suruh bawa plastik sendiri pasti mereka tidak mau, belanja saja sudah repot apalagi buat bawa-bawa kresek," jelasnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang bahan pokok, Priyanto, juga mengatakan hal senada dengan Maman. Dia lebih memilih tetap memberikan kantong plastik gratis dibanding kehilangan pelanggannya. "Kalau saya sih mending kasih gratis saja lah daripada pelanggan kabur," ucapnya singkat.
Priyanto menilai pemerintah harus bijak dalam mengambil sikap. Sebab, dia mengkhawatirkan nantinya daya beli masyarakat akan berkurang. "Keinginannya baik untuk go green, tapi solusinya juga harus disesuaikan," tandasnya.
Sebelumnya, mulai Februari mendatang, masyarakat tidak bisa lagi menggunakan kantong plastik secara gratis. Sebab, supermarket atu retail sejenisnya akan mengenakan tarif tambahan untuk penggunaan kantong plastik.
Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprino), Roy Mandey memastikan toko retail sudah siap memberlakukan kebijakan ini pada Februari mendatang. Hal ini guna mendukung program Kementerian Lingkungan Hidup.
"Ritel setuju untuk mebuat kantong plastik yang reused (bisa digunakan kembali). Supaya bisa dipakai berkali-kali. Kami mendukung untuk membuat kantong plastik yang ramah lingkungan. Sebagian sudah ada yang reused, tapi tidak banyak," ujar Roy di Jakarta.
Untuk tahap awal, toko retail nantinya akan menjual kantong plastik reused dan kantong plastik biasa. Harga kantong plastik hanya 30 persen dari kantong plastik reused atau bisa digunakan kembali.
"Tidak akan lebih dari Rp 5 ribu (kantong plastik biasa). Kantong (reused) yang dijual adalah yang ramah lingkungan dan kalau di luar itu USD 1," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaSetidaknya tiga rumah warga yang berada di Desa Cangkuang, Salamnunggal, dan Kandangmukti mengalami kerusakan akibat aksi tersebut
Baca SelengkapnyaPengguna jasa permak pakaian meningkat 2-3 kali lipat dibanding hari biasa.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaHarga beras mengalami kenaikan sejak tanggal 1 September. Bahkan untuk harga beras kualitas premium saat ini sudah menyentuh Rp15.000/Kg.
Baca SelengkapnyaWacana pengenaan cukai bagi pedagang makanan hanya menambah beban.
Baca SelengkapnyaSetelah sebelumnya sempat ricuh selama penertiban, ratusan kios dan lapak PKL di pinggir Jalan Raya Puncak Bogor dibongkar.
Baca SelengkapnyaDeretan lapak kaki lima berjejer sepanjang jalan kurang lebih 500 meter
Baca SelengkapnyaAntrean warga yang menyerbu Operasi Pasar Murah di kantor Kecamatan Pamulang membeludak.
Baca SelengkapnyaBerhenti di jembatan bisa memicu kemacetan hingga kecelakaan. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaMenurut Babah Alun, perlu dilakukan penyuluhan terhadap para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
Baca SelengkapnyaKeluhan itu pun menjadi catatan baginya dan akan diteruskan ke pihak PSI di DPRD DKI Jakarta dan pihak Pemprov DKI.
Baca Selengkapnya