Pedagang petasan dan terompet untung besar dari perayaan tahun baru
Merdeka.com - Euforia pergantian tahun telah usai. Sejumlah pedagang musiman juga telah selesai menjajakan dagangannya.
Salah satunya adalah pedagang Terompet dan Petasan. Pedagang musiman yang kerap muncul di momen tahun baru ini sudah tidak lagi berjualan.
Kendati demikian, mereka menutup usaha musimannya dengan senyuman di wajah. Salah satunya Joni, warga Cipinang Muara ini tampak sumringah karena mendapati barang dagangannya laku keras.
-
Kenapa omzet pedagang Tanah Abang naik menjelang Ramadan? Memasuki bulan suci Ramadan, ragam busana muslim yang paling banyak dipesan dan diminati para konsumen.
-
Kapan peningkatan omzet pedagang Tanah Abang terasa? Peningkatan penjualan ini mulai dirasakan pedagang sejak seminggu yang lalu.
-
Bagaimana nilai pasar timnas meningkat? Total nilai pasar starting XI Skuad Indonesia bisa melampaui Rp350 miliar dengan kehadiran kedua pemain ini.
-
Apa yang meningkat penjualannya menjelang Lebaran? Menjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
-
Apa nama mata uang Indonesia? Rupiah merupakan nama mata uang Indonesia yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
-
Apa yang disita dari pedagang? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas,' kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
"Tahun ini meriah sekali. Petasan saya habis 3 kardus, kalau Terompet habis 500 pcs," ujar dia kepada merdeka.com di Pasar Gembrong, Cipinang Muara, Jakarta, Jumat (1/1).
Terompet yang dijual Joni harganya beragam, mulai dari Rp 30.000 hingga sampai Rp 70.000.
Pria yang telah berjualan petasan dan terompet musiman selama 15 tahun ini mendapat omset mencapai Rp 9 juta. Omset tersebut didapat hanya dengan berjualan selama 5 hari.
"Omset 6 hari Rp 9 juta. Rp 4 juta untuk petasannya dan Rp 5 juta untuk terompetnya," kata dia.
Sementara itu, pedagang petasan lainnya, Doyok, justru mengalami penurunan penjualan. Selama 6 hari berjualan, dia hanya mendapat omset Rp 2,3 juta.
"Saya jujur saja, modal cuman Rp 1,7 juta dan baru dapet Rp 2,3 juta. Karena dapat segitu uangnya jadi tidak bisa saya puter uangnya. Biasanya saya dapet Rp 3 juta-an," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menjelang perayaan Tahun Baru 2024, penjual terompet musiman mulai marak di sejumlah kawasan Ibu kota.
Baca SelengkapnyaMenurut pedagang setempat penjualan kembang api baru akan ramai pada H-3 dan H-2 malam Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPinang ini dijual dan akan digunakan dalam acara perayaan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPedagang bunga mengklaim bahwa tidak menaikkan harga bunga karena khawatir dagangannya tidak laku.
Baca SelengkapnyaPanen durian khas petani Badui sangat menguntungkan para pedagang, sehingga bisa menopang ekonomi keluarga.
Baca SelengkapnyaNuansa Imlek sudah terasa di area Pasar Lama Kota Tangerang. Pernak pernik sampai kuliner khas peranakan tersaji lengkap di sini.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang bedug di kawasan Tanah Abang mengungkapkan bahwa dia mendapatkan pesanan sebanyak 100 bedug.
Baca SelengkapnyaPara pedagang turut merasakan euforia suporter yang memadati Stasion Manahan Solo.
Baca SelengkapnyaBisnis pinggir jalan yang bisa raup omset puluhan juta sehari.
Baca SelengkapnyaBila sebelumnya paling banyak menghasilkan Rp1,5 juta, dia mengaku kali ini ada puluhan ikan peliharaannya itu diborong pembeli.
Baca SelengkapnyaMeski di awal berjualan dia sempat dicemooh, Suwarni enggan ambil pusing.
Baca Selengkapnya