Pedagang Soal Larangan Jual Baju Bekas Impor: Cari Kerja Susah, Usaha Malah Dimatikan
Merdeka.com - Tren pembelian pakaian bekas impor atau thrifting saat ini lagi menjalar di sebagian masyarakat yang memanfaatkan untuk membeli pakaian bekas layak pakai. Sebab, tren ini digandrungi mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Mereka yang memilih melakukan hal itu dinilai dapat menghemat uangnya.
Namun kegiatan yang terjadi saat ini, malah membuat kerugian bagi industri tekstil di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istora Senayan Gelora Bung Karno beberapa waktu lalu.
"Yang namanya impor pakaian bekas mengganggu. Sudah saya perintahkan untuk mencari betul dan sehari dua hari sudah banyak yang ketemu. Itu mengganggu industri tekstil di dalam negeri," kata Jokowi di Istora GBK, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3).
-
Kenapa orang Indonesia suka pakai baju bekas impor? Tingginya Permintaan Masyarakat Indonesia Menjamurnya peredaran baju bekas karena didukung tingginya permintaan masyarakat. Terutama masyarakat yang tak mampu membeli baju baru.
-
Baju bekas impor apa yang paling banyak dicari? Jenis pakaian yang banyak dicari biasanya celana, jaket, kemeja, sepatu, hingga topi yang berasal dari brand-brand fast fashion, seperti Zara, Uniqlo, H&M, Forever 21, Levi's dan lainnya.
-
Kenapa thrifting diminati kelas menengah ke atas? Thrifting juga digandrungi oleh kaum menengah ke atas, karena bisa dimanfaatkan buat berburu barang yang masih punya high value di antara timbunan barang yang sudah disingkirkan.
-
Dimana jual beli baju bekas impor? Jual-beli pakaian bekas impor marak terjadi di berbagai kota di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Malang dan banyak lagi lainnya. Bisnis pakaian bekas impor menggiurkan Selain banyak permintaan dari pembeli, keuntungan yang didapatkan oleh penjual juga relatif besar.
-
Dimana baju bekas impor dijual? Setidaknya salah satu pusat bisnis baju bekas impor atau thrifting di Ibu Kota, yakni Pasar Senen, dipadati pengunjung beberapa hari terakhir.
-
Bagaimana thrifting mendukung fashion berkelanjutan? Thrifting dianggap bisa menjadi salah satu cara untuk mendukung slow fashion sekaligus kepedulian terhadap lingkungan.
Merdeka.com pun melakukan pemantauan di Pasar Senen Blok III lantai 2 yang merupakan salah satu pasar thrifting terbesar di Jakarta dan juga menjadi pilihan masyarakat dari berbagai daerah untuk berburu baju bekas.
Terlihat, para pedagang memajang baju-baju bekas dengan dibanderol harga yang bervariatif, mulai dari harga Rp 10.000 hingga Rp 200.000, harga tersebut tergantung model dan kelayakan. Tak hanya baju saja yang diperdagangkan, tetapi mulai dari celana, topi, sepatu hingga pakaian dalam pun tersedia di area tersebut.
"Dipilih, dipilih, dipilih, cuma Rp 10.000 dapat baju kemeja, yang nawar lagi dosa," ujar salah satu pedagang penjual baju kemeja bekas di area tersebut.
Elsa (26) pedagang pakaian bekas mengatakan, apabila membeli baju thrifting lebih hemat pengeluaran biaya daripada membeli baju baru. Menurutnya membeli baju bekas ini tidak ketinggalan fashion.
"Barangnya murah, kalau beli di sini Rp 100.000 bisa dapat 3 baju, kalau beli baru kan cuma dapat satu. Fashionnya juga bisa ganti-gantikan jadi lebih hemat saja," kata Elsa kepada Merdeka.com, Kamis (16/3).
Dia angkat bicara mengenai pelarangan yang akan dilakukan pemerintah, menurutnya hal itu sangatlah tidak etis, karena sama saja pemerintah mematikan usaha mereka. "Ya gimana ya, ini kan usaha kita, nyari kerja saja susah banget, hidup pas-pasan," terang dia.
Elsa menjelaskan, pakaian yang dia jual dari tokonya itu berasal dari Korea Selatan, Jepang dan China serta Amerika, tetapi untuk Amerika sendiri hanya diimpor baju dan topi saja. "Kalau Amerika biasanya baju sama topi sih lebih banyaknya. Tapi kalau Korea Selatan dan Jepang tuh fashionnya bagus-bagus ya, orang-orang lebih suka nyari itu sih, lucu-lucu juga modelnya," tutur dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suka duka mewarnai pedagang pakaian bekas melalui e-commerce.
Baca SelengkapnyaTeten Masduki menyoroti masih maraknya penjualan pakaian bekas impor di pasaran.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan akan menghentikan penyelundupan pakaian bekas dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaBicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?
Baca SelengkapnyaThrifting bisa jadi pilihan buat yang ingin update gaya.
Baca SelengkapnyaSasaran mereka mengumpulkan barang bekas seperti botol plastik, kertas dan kabel lalu dijual kembali ke pengepul.
Baca SelengkapnyaMomen itu langsung menarik perhatian publik karena banyak barang-barang bekas yang masih bagus namun sudah dibuang oleh pemiliknya.
Baca SelengkapnyaKarena ada selisih data, membuat kondisi yang mengancam bagi industri tekstil dalam negeri.
Baca SelengkapnyaHarga produk impor lebih murah dengan kualitas yang hampir setara, membuat produk lokal kalah saing di pasar dalam negeri.
Baca SelengkapnyaNama Pasar Loak Kebayoran Lama menjadi surga bagi para pecinta barang-barang jadul.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru ungkap bahwa kebiasaan thrifting baju bekas bisa menjadi sarana penyebaran penyakit menular.
Baca Selengkapnya