Pelaku Usaha Tak Kaget Lagi Jika Perang Dagang Kembali Memanas
Merdeka.com - Senior Portfolio Manager Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Syuhada Arief mengatakan, pasar menanggapi hasil pertemuan Donald Trump dan Xi Jinping dengan cukup positif. Hal utama yang harus diapresiasi adalah kembali berlanjutnya negosiasi antara Amerika Serikat dengan China.
"Pemerintah Amerika Serikat juga setuju untuk mengendurkan restriksi bisnis terhadap perusahaan telekomunikasi China. Perkembangan ini mengindikasikan tensi antara kedua negara sedikit mereda, sehingga diharapkan negosiasi ke depannya bisa dilakukan dengan kepala dingin dan dapat lebih membuahkan hasil positif," katanya di Jakarta, Rabu (17/7).
Meski demikian, ditundanya pengenaan tarif dari Amerika Serikat terhadap China senilai USD 300 miliar justru semakin memperpanjang ketidakpastian. Sebab bisa saja tensi dagang tiba-tiba kembali memanas seperti yang terjadi di bulan Mei lalu.
-
Apa kerja sama utama yang dibahas dalam forum bisnis Indonesia-Tiongkok? 'Tiongkok menjadi sangat penting bagi Indonesia karena menjadi investor terbesar nomor 2 dan mitra dagang nomor 1. Diharapkan kerja sama akan terus ditingkatkan untuk kemajuan kedua negara,'
-
Kenapa Mendag optimis target perdagangan tercapai? “Indonesia dan Selandia Baru memiliki target nilai perdagangan sebesar NZD 4 miliar pada 2024. Saya optimistis target tersebut dapat tercapai karena tren nilai perdagangan kedua negara selalu tercatat tumbuh positif,“ kata Mendag Zulkifli Hasan.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Kemenko Perekonomian dengan Mendag Singapura? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Apa yang ditekankan Wapres Ma'ruf Amin di acara Merdeka Ekspor? Wapres Ma’aruf Amin menyebut kegiatan ekspor ini diharapkan dapat meningkatkan upaya hilirisasi di bidang pertanian.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Siapa saja yang terlibat dalam negosiasi? Pihak-pihak tersebut bisa berupa individu, kelompok, organisasi, atau negara.
Hal tersebut, sudah diantisipasi oleh pasar. Pasar telah mengubah ekspektasi terhadap perang dagang AS-Tiongkok. Saat ini pasar mulai sadar bahwa kesepakatan terkait perang dagang memang tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
"Tentunya skenario tersebut dapat saja terjadi. Negosiasi merupakan hal yang dinamis dan apa saja dapat terjadi. Ekspektasi kami sejak perang dagang ini dimulai adalah negosiasi akan terjadi berkepanjangan. Saat ini ekspektasi pasar telah beralih mengarah ke pandangan ini dan sudah mengantisipasi bahwa hanya ada kemungkinan kecil kalau kesepakatan tercapai dalam waktu dekat," imbuhnya.
Maka dari itu, apabila negosiasi dagang kembali memanas, pihaknya memperkirakan pasar tidak akan lagi terlalu terkejut seperti yang terjadi di bulan Mei lalu.
"Karena ekspektasi pasar sudah sangat rendah. Selain itu perlu kita ingat juga, pemilu Amerika Serikat hanya tinggal 16 bulan lagi dari sekarang. Tentunya posisi Presiden Trump akan lebih baik apabila ada resolusi negosiasi dagang dengan China. Dengan kondisi ini sepertinya Amerika Serikat juga akan berusaha menghindari terjadinya eskalasi perang dagang besar-besaran," tegasnya.
Dia menambahkan saat ini memang data ekonomi global menunjukkan penurunan aktivitas perdagangan dan manufaktur. Meskipun demikian, hal tersebut belum cukup kuat mengindikasikan terjadinya resesi ekonomi global.
"Memang betul kami melihat pelemahan data ekonomi global, terutama di sektor manufaktur dan perdagangan. Tapi sepertinya terlalu dini untuk menyimpulkan kondisi ini sebagai sinyal akan terjadinya resesi global," urai dia.
Selain itu, berbagai bank sentral global sudah mengubah arah kebijakannya dan bersikap lebih akomodatif untuk menopang pertumbuhan ekonomi. The Fed, Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Jepang menyatakan tidak akan ragu-ragu untuk menurunkan suku bunga atau melakukan kebijakan lainnya untuk membantu menopang pertumbuhan ekonomi.
"Dalam pernyataannya di hadapan Kongres baru-baru ini, Fed Chairman Jerome Powell juga menunjukkan sikap lebih akomodatif karena ketidakpastian tensi dagang dan pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Saat ini konsensus pasar memperkirakan setidaknya ada potensi dua kali pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini," paparnya.
"Selain dari sisi suku bunga, pemerintah berbagai negara juga sudah mulai mengeluarkan stimulus fiskal untuk menopang ekonomi, seperti contohnya China yang melakukan pemangkasan pajak dan program pembangunan infrastruktur. Secara keseluruhan sepertinya semua pihak saat ini sudah beranjak masuk pada sikap pro-growth untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenangan presiden terpilih Trump dan partai republik Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.
Baca SelengkapnyaSaham di pasar Asia menunjukkan tren positif pada hari Selasa (19/11).
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, Mendag Zulkifli mengaku tak meresnpons serius ungkapan tersebut. Dia hanya mengamini kalau Indonesia kelak akan menjadi negara besar.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga merespons nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang anjlok pasca konflik Iran dan Israel.
Baca SelengkapnyaMengingat hampir 2 tahun belakangan para kepala negara tersebut makin sering bertemu dalam berbagai kesempatan.
Baca SelengkapnyaSelain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS diprediksi akan membawa perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan global, termasuk dengan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada awal perdagangan Kamis (18/4) pagi, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.177 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaMendag Budi mengaku tak menutup telinga terkait isu akan adanya ancaman potensi penambahan bea masuk usai Trump kembali menjadi Presiden AS.
Baca SelengkapnyaSejumlah kerjasama yang terjalin antara Indonesia dan China, semisal terkait ekonomi biru hingga critical mineral.
Baca Selengkapnya