Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pelaku Usaha Tak Kaget Lagi Jika Perang Dagang Kembali Memanas

Pelaku Usaha Tak Kaget Lagi Jika Perang Dagang Kembali Memanas perang dagang. ©2018 liputan6.com

Merdeka.com - Senior Portfolio Manager Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Syuhada Arief mengatakan, pasar menanggapi hasil pertemuan Donald Trump dan Xi Jinping dengan cukup positif. Hal utama yang harus diapresiasi adalah kembali berlanjutnya negosiasi antara Amerika Serikat dengan China.

"Pemerintah Amerika Serikat juga setuju untuk mengendurkan restriksi bisnis terhadap perusahaan telekomunikasi China. Perkembangan ini mengindikasikan tensi antara kedua negara sedikit mereda, sehingga diharapkan negosiasi ke depannya bisa dilakukan dengan kepala dingin dan dapat lebih membuahkan hasil positif," katanya di Jakarta, Rabu (17/7).

Meski demikian, ditundanya pengenaan tarif dari Amerika Serikat terhadap China senilai USD 300 miliar justru semakin memperpanjang ketidakpastian. Sebab bisa saja tensi dagang tiba-tiba kembali memanas seperti yang terjadi di bulan Mei lalu.

Orang lain juga bertanya?

Hal tersebut, sudah diantisipasi oleh pasar. Pasar telah mengubah ekspektasi terhadap perang dagang AS-Tiongkok. Saat ini pasar mulai sadar bahwa kesepakatan terkait perang dagang memang tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

"Tentunya skenario tersebut dapat saja terjadi. Negosiasi merupakan hal yang dinamis dan apa saja dapat terjadi. Ekspektasi kami sejak perang dagang ini dimulai adalah negosiasi akan terjadi berkepanjangan. Saat ini ekspektasi pasar telah beralih mengarah ke pandangan ini dan sudah mengantisipasi bahwa hanya ada kemungkinan kecil kalau kesepakatan tercapai dalam waktu dekat," imbuhnya.

Maka dari itu, apabila negosiasi dagang kembali memanas, pihaknya memperkirakan pasar tidak akan lagi terlalu terkejut seperti yang terjadi di bulan Mei lalu.

"Karena ekspektasi pasar sudah sangat rendah. Selain itu perlu kita ingat juga, pemilu Amerika Serikat hanya tinggal 16 bulan lagi dari sekarang. Tentunya posisi Presiden Trump akan lebih baik apabila ada resolusi negosiasi dagang dengan China. Dengan kondisi ini sepertinya Amerika Serikat juga akan berusaha menghindari terjadinya eskalasi perang dagang besar-besaran," tegasnya.

Dia menambahkan saat ini memang data ekonomi global menunjukkan penurunan aktivitas perdagangan dan manufaktur. Meskipun demikian, hal tersebut belum cukup kuat mengindikasikan terjadinya resesi ekonomi global.

"Memang betul kami melihat pelemahan data ekonomi global, terutama di sektor manufaktur dan perdagangan. Tapi sepertinya terlalu dini untuk menyimpulkan kondisi ini sebagai sinyal akan terjadinya resesi global," urai dia.

Selain itu, berbagai bank sentral global sudah mengubah arah kebijakannya dan bersikap lebih akomodatif untuk menopang pertumbuhan ekonomi. The Fed, Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Jepang menyatakan tidak akan ragu-ragu untuk menurunkan suku bunga atau melakukan kebijakan lainnya untuk membantu menopang pertumbuhan ekonomi.

"Dalam pernyataannya di hadapan Kongres baru-baru ini, Fed Chairman Jerome Powell juga menunjukkan sikap lebih akomodatif karena ketidakpastian tensi dagang dan pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Saat ini konsensus pasar memperkirakan setidaknya ada potensi dua kali pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini," paparnya.

"Selain dari sisi suku bunga, pemerintah berbagai negara juga sudah mulai mengeluarkan stimulus fiskal untuk menopang ekonomi, seperti contohnya China yang melakukan pemangkasan pajak dan program pembangunan infrastruktur. Secara keseluruhan sepertinya semua pihak saat ini sudah beranjak masuk pada sikap pro-growth untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi," tandasnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Saham di Pasar China Ambles Saat Negara-Negara Asia Menguat
Saham di Pasar China Ambles Saat Negara-Negara Asia Menguat

Saham di pasar Asia menunjukkan tren positif pada hari Selasa (19/11).

Baca Selengkapnya
Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global

Tensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.

Baca Selengkapnya
Diam-Diam China Rayu Indonesia agar Tak Turuti Kebijakan Perdagangan Negara Barat
Diam-Diam China Rayu Indonesia agar Tak Turuti Kebijakan Perdagangan Negara Barat

Meski begitu, Mendag Zulkifli mengaku tak meresnpons serius ungkapan tersebut. Dia hanya mengamini kalau Indonesia kelak akan menjadi negara besar.

Baca Selengkapnya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Begini Respons Menko Airlangga Saat Rupiah Jeblok ke Level Rp16.000 per USD Akibat Konflik Iran Vs Israel
Begini Respons Menko Airlangga Saat Rupiah Jeblok ke Level Rp16.000 per USD Akibat Konflik Iran Vs Israel

Menko Airlangga merespons nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang anjlok pasca konflik Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi dan Xi Jinping Makin Lengket, Hasil Pilpres 2024 Dijamin Tak Ganggu Hubungan Harmonis Indonesia-China
Presiden Jokowi dan Xi Jinping Makin Lengket, Hasil Pilpres 2024 Dijamin Tak Ganggu Hubungan Harmonis Indonesia-China

Mengingat hampir 2 tahun belakangan para kepala negara tersebut makin sering bertemu dalam berbagai kesempatan.

Baca Selengkapnya
Kebijakan Donald Trump Bakal Buat Biaya Hidup di Amerika Serikat Melonjak Tajam
Kebijakan Donald Trump Bakal Buat Biaya Hidup di Amerika Serikat Melonjak Tajam

Selain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.

Baca Selengkapnya
Kondisi Perdagangan Global Lebih Tegang Akibat Terpilihnya Donald Trump Jadi Presiden AS, Indonesia Mulai Waspada
Kondisi Perdagangan Global Lebih Tegang Akibat Terpilihnya Donald Trump Jadi Presiden AS, Indonesia Mulai Waspada

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS diprediksi akan membawa perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan global, termasuk dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China

Pada awal perdagangan Kamis (18/4) pagi, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.177 per dolar AS.

Baca Selengkapnya
Mendag: Perdagangan Indonesia Justru Meningkat saat Donald Trump Jadi Presiden AS
Mendag: Perdagangan Indonesia Justru Meningkat saat Donald Trump Jadi Presiden AS

Mendag Budi mengaku tak menutup telinga terkait isu akan adanya ancaman potensi penambahan bea masuk usai Trump kembali menjadi Presiden AS.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Begini Peran China di Swasembada Pangan hingga Hilirisasi
Terungkap, Begini Peran China di Swasembada Pangan hingga Hilirisasi

Sejumlah kerjasama yang terjalin antara Indonesia dan China, semisal terkait ekonomi biru hingga critical mineral.

Baca Selengkapnya
Hadir di Forum Bisnis Indonesia-RRT bersama Presiden, Mendag Zulkifli Hasan Ungkap Tiongkok Mitra Penting Indonesia
Hadir di Forum Bisnis Indonesia-RRT bersama Presiden, Mendag Zulkifli Hasan Ungkap Tiongkok Mitra Penting Indonesia

Mendag ungkap Tiongkok menjadi sumber investasi dan mitra dagang penting bagi Indonesia.

Baca Selengkapnya